intrakranial secara cepat, biasanya dalam beberapa menit untuk mencapai tingkat hipokapnia antara 25-30 mmHg.
Urea intravena 0,30grKg BB, atau lebih umum dipakai manitol 0,25-1,0grKg BB dapat menurunkan TIK secara cepat, sering diberikan bersama-sama dengan
hiperventilasi pada kasus herniasi otak yang mengancam.
2.8.2. Tindakan Operatif
Pertimbangan untuk melakukan operasi biasanya bila perdarahan berada di daerah superfisial lobar hemisfer serebri atau perdarahan sereberal. Penentuan waktu untuk
operasi masih bersifat kontroversial. Berdasarkan data mortalitas pasca operasi, disimpulkan bahwa waktu untuk operasi adalah antara 7-9 hari pasca perdarahan.
Tindakan operasi segera setelah terjadi perdarahan merupakan tindakan berbahaya karena terjadinya retraksi otak yang dalam keadaan membengkak. Sementara itu tindakan
operasi yang dini dapat menimbulkan komplikasi iskemi otak.
2.9. Pencegahan Stroke Haemoragik
1,3,36,37
2.9.1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer ditujukan pada orang-orang yang belum pernah menderita stroke agar tidak mendapat stroke. Upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan primer
yaitu : a.
Memasyarakatkan gaya hidup bebas stroke dengan : a.1. Menghindari merokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam
berlebihan, obat-obat golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya. a.2. Mengurangi kolesterol dan lemak dalam makanan.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
a.3. Mengendalikan penyakit yang merupakan faktor risiko stroke seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung.
b. Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolah raga secara teratur
2.9.2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi melalui tindakan deteksi dini dan memberikan pengobatan yang cepat dan
tepat. Pencegahan sekunder ditujukan pada orang yang telah sakit agar tidak menjadi semakin parah dan tidak terjadi stroke berulang.
Deteksi dini ditentukan dengan cara mengenali gejala awal terjadinya stroke yaitu kepala pusing terasa berat, pegal atau sakit bagian tengkuk belakang kepala, kehilangan
keseimbangan, penglihatan kabur serta kesulitan berbicara. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan fisik yaitu penilaian tingkat kesadaran, pernapasan, suhu, tekanan darah,
denyut nadi, gizi, anemi, paru dan jantung dan pemeriksaan penunjang pemeriksaan laboratorium, elektrokardiografi, elektro encephalografi, CT-Scan dan MRI.
Pengobatan yang cepat dan tepat dapat dilakukan dengan pemberian asetosal, ticlopidine, clopidogrel, dipiridamol, warfarin, obat obat antihipertensi dan obat obat
antihiperlipidemia. Asetosal digunakan sebagai obat antiagregasi trombosit pilihan pertama dengan dosis berkisar antara 80-320 mghari. Warfarin diberikan kepada
penderita yang memiliki risiko penyakit jantung fibrilasi atrium, infark miokard akut, dan kelainan katup. Tiklopidin dan clopidogrel diberikan apabila penderita tidak tahan
asetosal.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
Disamping pemberian obat-obatan, penderita stroke juga tetap dianjurkan untuk menghentikan rokok, olah raga secara teratur, pengaturan makanan dan berat badan,
mengurangi konsumsi garam dan minum alkohol secara berlebihan.
2.9.3. Pencegahan Tertier