A. Paulo Surabaya tahun 2002 menyatakan bahwa angka kematian pada penderita stroke hemoragik cukup tinggi, yaitu sebesar 31,97.
30
6.8.2. Umur
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan umur dapat dilihat pada
gambar 6.16.
Gambar 6.16. Diagram Bar Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun
2004-2008
Berdasarkan gambar 6.16. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke haemoragik tertinggi pada kelompok umur 45-60 tahun sebesar 46,4 dan yang
terendah pada kelompok umur 45 tahun sebesar 10,7. Kematian lebih tinggi pada kelompok umur 45 tahun karena pada umur tersebut sudah mengalami degenerasi sel
dan memiliki lebih dari satu faktor risiko. Proporsi tertinggi penderita yang meninggal pada kelompok umur 45-60 tahun sama pada laki-laki dan perempuan yaitu masing-
masing 50, memiliki faktor risiko hipertensi 82,9 dan lebih dari satu faktor risiko 14,7, mengalami PIS 80,8. Proporsi penderita tertinggi memiliki lama rawatan 1 hari
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
26,9, lama rawatan 2 hari 23,1, dan lama rawatan 3 hari 23,1. Hal ini menunjukkan penderita yang berada pada kelompok umur 45-60 tahun yang datang berobat ke Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan kemungkinan sudah dalam keadaan parah.
6.8.3. Jenis Kelamin
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
gambar 6.17.
Gambar 6.17. Diagram Bar Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.17. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke haemoragik lebih tinggi pada laki-laki 55,4 dan perempuan 44,6.
Proporsi tertinggi penderita laki-laki yang meninggal sama pada kelompok umur 45-60 tahun dan umur 60 tahun masing-masing 41,9, memiliki faktor risiko hipertensi
70,4, PIS 61,3, lokasi perdarahan pada basal ganglia 48,4, tindakan konservatif 80,6. Proporsi penderita dengan lama rawatan 1 hari 29,0, lama rawatan 2 hari
12,9, dan lama rawatan 3 hari 19,4.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
Proporsi tertinggi penderita perempuan yang meninggal berada pada kelompok umur 45-60 tahun 52,0, memiliki faktor risiko hipertensi 82,6, PIS 84,0, lokasi
perdarahan pada serebrum 60, tindakan konservatif 80,0. Proporsi penderita dengan lama rawatan 1 hari 36,0, lama rawatan 2 hari 28, dan lama rawatan 3 hari 12.
Hal ini sesuai dengan penelitian H. Kalim di Rumah Sakit Santo Vincentius A. Paulo Surabaya tahun 2002 yang menemukan bahwa angka kematian penderita stroke
haemoragik lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan 69,23 vs 30,77.
30
6.8.4. Hasil CT-Scan