7. Pengingkaran
43
Pengingkaran adalah suatu bentuk praktek wacana yang menggambarkan bagaimana wartawan menolak suatu gagasan meskipun pada mulanya terkesan
menyetujui gagasan meskipun pada mulanya terkesan menyetujui gagasan tersebut. Pengingkaran ini biasanya ditandai dengan penggunaan kata tetapi,
namun, akan tetapi, walaupun demikian, dan sejenisnya.
8. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat adalah pengertian sederhana dari prinsip yang berpolakan subjek-predikat-objek, bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran
tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya,
sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataan. Dengan permainan pertukaran ini struktur kalimat bisa dibuat menjadi aktif maupun pasif.
9. Koherensi
Koherensi adalah jalinan antar kata, atau kalimat dalam teks. Dua kalimat yang berbeda secara faktual dapat digabungkan sehingga kelihatan berhubungan.
Koherensi ini berciri khas menggunakan kata penghubung konjungsi. Kata penghubung inilah yang akan membentuk suatu koherensi yang diinginkan oleh
wartawan.
43
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h.249
10. Koherensi Kondisional
Koherensi kondisional ditandai dengan penggunaan anak kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan induk kalimat sehingga ada atau tidak adanya anak
kalimat itu tidak akan mengurangi arti kalimat. Anak kalimat itu menjadi cermin kepentingan komunikator karena ia dapat memberi keterangan yang baik atau
buruk terhadap suatu pernyataan. Penggunaan konjungsi juga lazim ditemui dalam bentuk ini.
11. Koherensi Pembeda
Kalau koherensi kondisional berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa dihubungkan atas dijelaskan, maka koherensi pembeda
berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa atau fakta itu hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat seolah dibuat seolah-olah saling
bertentangan dan berseberangan contrast dengan menggunakan koherensi ini.
12. Kata Ganti
Kata ganti adalah sebuah elemen yang digunakan untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan sebuah gambaran komunitas yang imajinatif. Dengan
teknik ini komunikator menunjukkan posisinya di dalam suatu wacana. Seperti menggunakan kata kita, mereka, kami dan dia.