Pengertian Kekerasaan TINJAUAN PUSTAKA

Undang-undang PKDRT menyebutkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan suami terhadap istripembantu rumah tangga, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. 67 Kekerasaan dalam rumah tangga adalah salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan yang paling berbahaya. Hal ini lazim pada semua masyarakat. Dalam hubungan kekeluargaan di segala umur, perempuan menderita segala macam penderitaan, termasuk pemukulan, perkosaan, bentuk-bentuk lain dari penyerangan seksual, mental yang dilakukan oleh sikap-sikap tradisional. 68 Neil Alan Weiner, dkk. Berpendapat bahwa kekerasan diartikan sebagai ancaman, usaha atau penggunaan kekuatan fisik yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang menimbulkan luka baik secara fisik maupun non fisik terhadap orang lain. 69 Sedangkan Harkristuti Harkrisnowo menyatakan, bahwa kekerasan terhadap wanita atau perempuan adalah segala tindakan seseorang yang menyakiti seorang wanita atau perempuan baik secara fisik maupun psikologis maupun non fisik. 70 67 Indonesia, Undang-Undang Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, UU No.23 thn 2004, pasal 1 ayat 1. 68 Rekomendasi Umum no. 19 Tentang Kekerasaan Terhadap Perempuan, Komite PBB Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, Pasal 16, h.14. 69 Aroma Elmina Martha, Perempuan Kekerasan dan Hukum Yogyakarta: UII Perss, 2001, h.13-14. 70 Harkristuti Harkriswono, ‘Kekerasan’, h. 2. Korban KDRT adalah orang yang mengalami kekerasan atau ancaman kekerasan dalam lingkup rumah tangga, 71 KDRT bisa dialami siapa saja selagi masih dalam ruang lingkup rumah tangga. Lingkup rumah tangga dalam Undang- Undang ini meliputi: 72 1. Suami, istri, dan anak termasuk anak angkat dan anak tiri. 2. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud dalam angkat 1 karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga mertua, menantu, ipar dan besan. 3. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut Pekerja Rumah Tangga. Korban kekerasan dalam rumah tangga, yang kebanyakan adalah perempuan, harus mendapat perlindungan dari Negara atau masyarakat agar terhindar dan terbebas dari kekerasan atau ancaman kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan derajat dan martabat kemanusian. Namun, kekerasan yang selama ini terjadi di belahan dunia, dapat terjadi terhadap siapa saja, tidak memandang status pendidikan, agama, ras, ekonomi, sosial maupun budaya seseorang, baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Kecendrungan kekerasan akan terjadi setiap saat selama manusia melakukan interaksi dengan manusia lainnya baik di rumah, tempat kerja maupun tempat umum. Persoalan kekerasan yang terjadi terhadap manusia, umumnya yang 71 Indonesia, Undang-Undang Tentang Penghapusan….,Pasal 1 Ayat 3. 72 Indonesia, Undang-Undang Tentang Penghapusan….,, Pasal 2 ayat 1. menjadi perhatian masyarakat dunia adalah perempuan karena tidak terlepas dari kodratnya sebagai makhluk yang lemah dan rentan. Adapun pengertian lain dari kekerasan terhadap perempuan menurut Omas Ihromi dkk, “adalah tindakan atau sikap yang dilakukan dnegan tujuan tertentu sehingga dapat merugikan perempuan baik secara fisik maupun psikis”. 73 Sedangkan pengelompokan kekerasan terhadap perempuan dapat digolongkan yaitu: 1. Kekerasan dalam area domestikhubungan intim personal: berbagai bentuk kekerasan yang pelaku dan korbannya memiliki hubungan keluargahubungan kedekatan lain, termasuk disini terhadap istri, penganiayaan terhadap pacar, bekas istri, tunangan, anak kandung dan anak tiri, penganiayaan terhadap orang tua, serangan seksual atau pemerkosaan oleh anggota keluarga. 2. Kekerasan dalam area publik: berbagai bentuk kekerasan yangterjadi di luar hubungan personal lain. Dapat dimasukan disini berbagai bentuk kekerasan yang sangat luas cakupanya, baik yang dilakukan di tempat kerja, dalam semua tempat termasuk untuk kerja-kerja domestic, misalnya baby sitter, pembantu rumah tangga, perawat orang sakit, di tempat umum bus dan kendaraan umum, di pasar, restoran, tempat-tempat umum lain: di lembaga pendidikan: dalam bentuk publikasi atau produk dan praktik ekonomis yang meluas distribusinya misalnya pornografi, perdagangan perempuan-perempuan, pelacuran paksa, dll maupun bentuk-bentuk lain. 3. Kekerasan yang dilakukan olehdalam lingkup Negara: kekerasan secara fisik, seksual atau psikologi yang dilakukan, dibenarkan, atau didiamkan atau dibiarkan terjadi oleh Negara dimanapun terjadinya. Dalam bagian ini termasuk pelanggaran-pelanggaran hak asasi perempuan dalam pertentangan antar kelompok, dalam situasi konflik bersenjata, berkait dengan antara lain pembunuhan, perkosaan sistematis, perbudakan seksual dan kehamilan paksa. 74 73 Omas Ihromi, Sulistyowati Irianto dan Achie Sudiarti Luhulima, ed, Penghapusan Diskriminasi Trehadap Wanita Bandung: Alumni, 2000, h. 267. 74 Achie Sudiarti Luhulima ed, Pemahaman Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Alternatif Pemecahanya Jakarta: Pusat Kajian Wanita dan Jender UI, 2000, h. 13-14.

G. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia TKI

Tenaga Kerja Indonesia disingkat TKI adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah . Namun demikian, istilah TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar. TKI perempuan seringkali disebut Tenaga Kerja Wanita TKW. Keberadaan Pekerja Rumah Tangga PRT di kota-kota besar Indonesia dapat ditelesuri jauh ke belakang, masa kolonia tahun lalu. Tidak demikian halnya dengan pembantu rumah tangga PRT asal Indonesia yang bekerja di luar negeri TKW-PRT, menurut kantor Depnakertrans, mereka baru muncul dalam gelombang besar migrasi buruh pada akhir tahun 1970-an. Data statistik TKW- PRT juga tidak tersedia secara khusus. Statistik Depnakertrans memasukkan mereka dalam kategori pekerja sektor informal, berbaur dengan jenis-jenis pekerjaan pelayanan lainnya seperti pelayan toko, petugas kebersihan dan lain. 75

1. Proses Perekrutan dan Kontrak Kerja

Ada dua jalur perekrutan TKW-PRT di Indonesia, yaitu: 76 a. Melalui agen perekrutan baik agen resmi maupun tak resmi b. Melalui secara langsung oleh majikan melalui kenalan, tetangga atau TKW-PRT yang lain. Agen perekrutan atau penyalur TKW-PRT yang tidak resmi pada umumnya tidak terdaftar resmi atau dalam bentuk yayasan kecil dengan organisasi 75 Laporan Indonesia kepada Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Migran, Buruh Migran Pekerja Rumah Tangga TKW-PRT Indonesia, Komisi Nasional Anti Kekerasaan terhadap Perempuan dan Solidaritas Perempuan: Indonesia 2003, h. 4. 76 Laporan Indonesia kepada Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Migran, Buruh Migran Pekerja Rumah Tangga TKW-PRT Indonesia, h. 8. yang sederhana. Fungsi mereka terbatas untuk menampung dan menyalurkan TKW-PRT. Tidak ada peraturan khusus yang mengawasi agen-agen ini. Syarat yang diajukan majikanpengguna jasa maupun agen rekrutmen menurut pengalaman para TKW-PRT tidak cukup rumit yaitu: cukup dengan memiliki kartu tanda penduduk, dapat berlaku jujur, tidak banyak permintaan kepada majikan, rajin bekerja, terampil dan sehat. Sebagian majikan meminta persyaratan lain, yaitu: mampu menggunakan alat-alat elektronik. Proses penerimaan dan perekrutan Tenaga Kerja Wanita ke luar negeri dapat dilihat dalam sekema berikut ini seperti terdapat dalam buku Pemahaman Tenaga Kerja di Indonesia karangan Muslimin MA. 77 77 Nur Iman Subono, ed, Negara dan Kekerasan Terhadap perempuan, kerjasama Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan dan The Asia Fondation, 2000, h. 150. PASAR KERJA PERUSAHAAN PELAMAR DITERIMA MAKA DIBUAT PERJANJIAN KERJA TERJADI HUBUNGAN KERJA ANTARA Penerima kerja PEKERJABURUH Pemberi kerja PERUSAHAAN TIMBULNYA KEPENTINGAN HAK DAN KEWAJIBAN ANTARA PEKERJABURUH PERUSAHAAN KEWAJIBAN - Melaksanakan pekerjaan tugas - Melaksanakan ketentuan kerja HAK Menerima upah tunjangan lainnya sesuai dengan ketentuan KEWAJIBAN Membayar upah dan tunjangan lainnya HAK Menerima hasil pekerjaanproduktifi atas kerja PENCARI KERJA Gambar 2.3 Skema Awal Timbulnya Hubungan Kerja

Dokumen yang terkait

Peranan Pengembangan Tenaga Kerja dalam Meningkatkan Prestasi Kerja pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Medan Selatan Branch Office

0 20 65

Peran Tenaga Kerja Wanita Indonesia Terhadap Pengembangan Wilayah Di Indonesia (Studi Kasus :...

0 19 2

Analisis wacana pemberitaan film Fitna karya Geert Wilders di Harian Umum Republika (edisi 29 MAret-04 April 2008)

1 6 120

KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI DAN IKLIM ORGANISASI PADA KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

0 6 19

HUBUNGAN WORK-FAMILY CONFLICT DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWATI BERPERAN JENIS KELAMIN ANDROGINI DI PT. TIGA PUTERA ABADI PERKASA CABANG PURBALINGGA

0 4 11

Analisis Framing Pemberitaan Intimidasi Boyolali di Harian Solopos Edisi 18-25 Februari 2013 Pemerintah Dalam Konstruksi Media (Analisis Framing dalam Pemberitaan Intimidasi PNS Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali di Harian Solopos Edisi 18-25 Februa

0 1 16

ANALISIS KATEGORIAL CAMPUR KODE PADA WACANA “LHA ... DALAH !” DI HARIAN UMUM Analisis Kategorial Campur Kode pada Wacana Lha... Dalah! di Harian Umum Joglosemar Edisi Desember 2010.

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Kategorial Campur Kode pada Wacana Lha... Dalah! di Harian Umum Joglosemar Edisi Desember 2010.

0 1 6

Representasi Peristiwa Dan Institusi Negara Dalam Pemberitaan Saweran Untuk Gedung Kpk Di Harian Umum Media Indonesia: Analisis Wacana Kritis.

0 0 2

Representasi Sosok Tenaga Kerja Wanita (Tkw) Indonesia Dalam Wacana Berita Pada Harian Umum Utusan Malaysia Dan Harian Umum Kompas Indonesia (Kajian Analisis Wacana Kritis).

0 3 55