D. Hasil Temuan Perbedaan Struktur Tematik, Skematik, Semantik.
1. Perbadaan struktur tematik membangun wacana Tematik adalah hal yang diamati dalam struktur makro, analisis wacana
Teun Van Dijk. Topik merupakan elemen yang terdapat dalam tematik. Topik menunjukkan inti pesan atau informasi yang paling penting yang ingin
disampaikan komunikator dalam hal ini wartawan. Dengan topik, kita dapat mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh wartawan dalam mengatasi
masalah. 2. Perbedaan struktur skematik membangun wacana
Skematik merupakan strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan
tertentu. Skematik yang memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang diakhirkan untuk menyembunyikan informasi penting.
106
3. Perbedaan semantik membangun wacana Semantik adalah disiplin ilmu bahasa yag menelaah makna satuan lingual,
baik makna leksikon yaitu makna untuk semantik yang terkecil yang disebut dengan makna gramatikal. Dengan kata lain, semantik tidak hanya mendefinisikan
bagian mana yang penting dari struktur wacana, tetapi juga menggiring ke arah tertentu dari suatu peristiwa. Eleman yang diamati dalam semantik adalah latar,
detail, maksud, pra-anggap, dan nominalisasi.
106
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.232.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Setelah menjalaskan dan menganalisa bahasan-bahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, dan di perkuat dengan wawancara
langsung, maka dapat disimpulkan bahwa pemberitaan kekerasaan TKW di Harian Umum Republika sebagai berikut:
1. Struktur Wacana a Secara struktur makro, rentetan tema berita yang dikamas oleh
Harian umum Republika menjelaskan bahwa Harian Umum Republika ikut mengungkapkan kondisi-kondisi beberapa para
TKW yang menjadi korban penganiayaan dan kekerasan. Harian Umum Republika juga mengecam para pelaku penganiayaan dan
kekerasan. b Secara super struktur, Harian Umum Republika mengemas alur
berita dengan skema tentang kondisi para TKW yang menjadi korban kekerasan, penyiksaan dan penganiayaan. Seperti kikim
yang meninggal dunia dan kemudian mayatnya ditemukan di tempat sampah, Abra Madinah, karena disiksa dan dianiaya
majikannya, padahal
niat kikim
menjadi TKW
untuk menyekolahan anak-anaknya dan melepaskan hidup mereka dari
kemiskinan agar bisa hidup mereka menjadi lebih layak. Kasus ini
tidak dapat perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah. Sungguh ironis bahwa bangsa Indonesia bangsa yang berdaulat dan
berwibawa dimata negara lain tidak mampu melindungi hak-hak asasi warga negaranya sendiri. Hal ini memicu kemarahan di
berbagai kalangan. Baik kalangan buruh, perempuan, lembaga- lembaga masyarakat dan elit politik. Mereka menganggap
pemerintah tidak bisa mengurusi permasalahan TKW. c Secara struktur mikro, bedasarkan latar, detail, dan maksud
Republika selalu memaparkan kecaman dan penolakan terhadap segala macam penyiksaan dan penganiayaan yang melangar
norma-norma prikemanusiaan. Republika tidak menampilkan gaya bahasa dalam berita ini.
Bentuk kalimat yang digunakan kalimat langsung, kata ganti yang digunakan secara umum adalah kata ganti pernyataan dari nara
sumber.
2. Kognisi sosial Dilihat dari kognisi sosial, dengan dasar idiologi nasionalisme wartawan
merasa sepenanggungan apa yang dialami oleh korban kekerasan TKW di luar negeri. Hal ini juga dirasakan oleh madia cetak Harian Umum Republika yang
mana idiologinya sebagai koran umat yang mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga kesatuan bangsa dan kepentingan umat yang bedasarkan
pemahaman rahmatan lil alamin, pemberitaan yang ditulis oleh wartawan berusaha memberitahukan kepada pembaca bahwa pemberitaan kekerasan TKW