Pengertian Berita Konsep Berita

Selain itu, banyak yang mendefinisikan tentang berita. Asep Saeful Muhtadi mengutip Bruce D. Itule mendefinisikan berita dengan mengungkapkan berita merupakan sesuatu yang memang belum pernah terjadi, atau belum pernah didengar sebelumnya. 51 Sedangkan Sudirman Tebba menyatakan bahwa berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal, yaitu peristiwa dan jalan cerita tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat disebut berita. 52 Paul De Massener dalam buku Here’s The News: Unesco Associate yang dikutip oleh AS Haris Sumadiria, menyatakan bahwa news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik serta minat khalayak pendengar. Juga menurut Charnley dan James M. Neal menjabarkan bahwa berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecendrungan, situasi, kondisi, interpretasi yng penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak. 53 Pada Leksikon komunikasi, berita didefinisikan sebagai berikut: 1. Fakta atau gagasan yang dapat menarik perhatian orang banyak dan tepat waktunya disiarkan. 2. Pernyataan yang bertujuan untuk memberitahu. 3. Laporan tentang peristiwa atau pendapat yang disiarkan atau untuk diketahui secara umum. 54 51 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik : Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta: Logos, 1999, h. 108. 52 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, Jakarta: Klam Indonesia, 2005, h. 55. 53 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, Bandung: Remaja Rosda Karya, cet. Kedua 2006, h. 64. 54 Harimukti Kridaksana, ed, Leksikon Komunikasi, Jakarta: PT Pradya Paramita, 1984, h. 20. Kustadi Suhendang memandang berita sebagai laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa actual yang menarik perhatian orang banyak. 55 Robert Park membatasi berita sebagai laporan tentang peristiwa yang luar biasa atau tidak terduga. Dennis Mc Quail mengatakan “semua peristiwa yang dilaporkan sebagai berita yang bersifat luar biasa atau paling sedikit tak terduga sebagai syarat yang paling penting ketimbang ‘signifikan nyata’ berita sendiri”. 56

2. Nilai Berita

Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta adalah berita. 57 Ada faktor-faktor tertentu mengapa berita ini layak dipublikasikan sedangkan berita itu tidak, berita memiliki beberapa kriteria nilai apa saja yang lazim dipakai dalam memilih berita. Menurut Downie JR dan Kaiser yang dikutip Septiawan Santana K, nilai berita merupakan istilah yang tidak mudah untuk didefinisikan. Istilah ini meliputi segala sesuatu yang tidak mudah dikonsepsikan. Ketinggian nilainya tidak mudah untuk dikongkretkan. Nilai berita juga menjadi rumit bila dikaitkan dengan sulitnya membuat konsep berita. 58 Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat menjelaskan nilai- nilai berita sebagai berikut: 55 Kustandi Suhendang, Pengantar Jurnalistik; Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik, Bandung: Nuansa, 2004, h. 103. 56 Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga, 1996, h.190. 57 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature, h. 63. 58 Septiawan Santana K, Jurnalistik Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, h. 17. a. Aktualisasi Timelinness, bagi sebuah surat kabar, semakin actual berita-beritanya, semakin baru peristiwanya terjadi, semakin tinggi nilai beritanya. b. Kedekatan Proximity, peristiwa yang mengandung unsure kedekatan dengan pembaca, akan menarik perhatian. Unsur kedekatan ini tidak harus dalam pengertian fisik, tapi juga bisa kedekatan emosional, misalnya kondisi korban tenaga kerja wanita TKW yang mengalami kekerasaan dan penganiayaan di Arab Saudi akan menggugah masyarakat di Indonesia meski secara fisik letak negara sangat jauh. c. Keterkenalan Prominence, kejadian yang menyangkut tokoh terkenal prominent names memang akan banyak menarik pembaca, “”personals make news” dan “news about prominent persons make copy” “tokoh membuat berita” dan”tokok-tokoh terkenal membuat naskah berita”. Misalnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terjatuh ketika bermain Sepak Bola, bisa menjadi berita, tetapi kalau hal serupa dialami oleh orang sipil meski bernama sama, tak banyak orang yang menghiraukannya. Nama-nama terkenal ini tidak harus diartikan orang saja, tapi bisa juga tempat-tempat terkenal, peristiwa- peristiwa terkenal, tanggal-tanggal terkenal dan situasi-situasi terkenal memiliki pula nilai berita yang tinggi. d. Dampak Consequence, ungkapan bahwa berita adalah sejarah dalam keadaannya yang tergesa-gesa, pentingnya mengukur luasnya dampak dari suatu peristiwa. Peristiwa yang memiliki dampak luas terhadap masyarakat. Untuk mengukur luasnya dampak yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa ini juga dapat dilakukan dengan mengajukan oleh suatu pertanyaan, berapa banyak manusia yang terkena dampak? Seberapa luas? Dan berapa lama? Jawaban terhadap pertanyaan ini akan menentukan apakah kita menghadapi berita besar atau berita biasa. e. Human Interest, dalam berita human interest terkandung unsur yang menarik empati, simpati, atu menggugah perasaan khalayak yang membacanya. Tidak ada satu pun berita bisa dimuat dalam surat kabar kecuali berita itu memiliki unsur human interest. 5 9 Sedangkan menurut Luwi Ishawara, peritiwa-peristiwa yang memiliki nilai berita yakni: a. Konflik, kebanyakan konflik adalah berita. Konflik fisik seperti perang adalah layak berita karena adanya kerugian dan korban. Kekerasan itu sendiri membangkitkan emosi dari yang menyaksikan dan mungkin ada kepentingan langsung. Asep Saeful Muhtadi menyatakan sesuatu pergolakan memang selalu menimbulkan perhatian masyarakat. 60 b. Kemajuan dan bencana, menurutnya dari konflik biasanya muncul pihak yang menang dan pihak yang kalah. Demikian pula berita bencana alam seperti tsunami di Aceh, banjir yang melanda perkotaan maupun pedesaan, dan lain-lain. 59 Hikmat Kusumuningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, h. 61. 60 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktis, h. 153. c. Konsekuensi, semua peristiwa yang layak menjadi berita mempunyai konsekuensi, suatu peristiwa yang mengakibatkan timbulnya suatu rangkaian peristiwa yang mempengaruhi orang banyak adalah layak berita. d. Kemasyhuran dan terkemuka, bahwa suatu nama bisa membuat berita dan nama besar membuat berita lebih besar. e. Saat yang tepat dan kedekatan, sebagai ukuran yang sangat diterapkan pada semua peristiwa dalam membedakan berita dari yang bukan berita. f. Keganjilan, yakni kejadian atau peristiwa yang tidak biasa. g. Human interest. h. seks, faktor ini umum untuk di pertimbangkan oleh para editor sebagai nilai berita, bila dihubungkan dengan orang terkenal. 61 Misalnya kisah skandal seks mantan presiden AS Bill Clinton.

3. Proses Pencarian dan Teknik Penulisan Berita

Dalam menulis berita, struktur penulisan berita mengikuti pola yang disebut sebagai piramida terbalik. Piramida terbalik adalah pola gambaran yang memberikan gambaran bagaimana sebuah informasi yang terpenting berada di posisi paling atas dan semakin ke bawah informasi yang disajikan hanyalah penjelasan dari paragraf sebelumnya. Manfaat dari pola piramid terbalik ini antara lain: pertama, nilai sebuah berita dapat ditulis dengan langsung tanpa penjelasan yang lebih panjang atau detail sehingga publik dapat memahami apa maksud dari isi berita tersebut; kedua, keterbatasan kolom atau ruang disurat kabar atau tabloid menyebabkan berita yang ditulis dalam pola piramida terbalik ini memudahkan redaktur atau editor untuk melakukan penyederhanaan panjang tulisan berita, dan biasanya pertama kali kalimat yang akan dihilanhkandipendekkan adalah kalimat atau paragraf yang berada di kerucut bawah dalam pola piramida terbalik ini. 62 61 Luwi Ishwara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, Jakarta: Kompas, 2005, h. 53. 62 Suhaimi dan Rulli Nashrullah, Bahasa Jurnalistik, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h.30.

Dokumen yang terkait

Peranan Pengembangan Tenaga Kerja dalam Meningkatkan Prestasi Kerja pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Medan Selatan Branch Office

0 20 65

Peran Tenaga Kerja Wanita Indonesia Terhadap Pengembangan Wilayah Di Indonesia (Studi Kasus :...

0 19 2

Analisis wacana pemberitaan film Fitna karya Geert Wilders di Harian Umum Republika (edisi 29 MAret-04 April 2008)

1 6 120

KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI DAN IKLIM ORGANISASI PADA KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

0 6 19

HUBUNGAN WORK-FAMILY CONFLICT DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWATI BERPERAN JENIS KELAMIN ANDROGINI DI PT. TIGA PUTERA ABADI PERKASA CABANG PURBALINGGA

0 4 11

Analisis Framing Pemberitaan Intimidasi Boyolali di Harian Solopos Edisi 18-25 Februari 2013 Pemerintah Dalam Konstruksi Media (Analisis Framing dalam Pemberitaan Intimidasi PNS Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali di Harian Solopos Edisi 18-25 Februa

0 1 16

ANALISIS KATEGORIAL CAMPUR KODE PADA WACANA “LHA ... DALAH !” DI HARIAN UMUM Analisis Kategorial Campur Kode pada Wacana Lha... Dalah! di Harian Umum Joglosemar Edisi Desember 2010.

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Kategorial Campur Kode pada Wacana Lha... Dalah! di Harian Umum Joglosemar Edisi Desember 2010.

0 1 6

Representasi Peristiwa Dan Institusi Negara Dalam Pemberitaan Saweran Untuk Gedung Kpk Di Harian Umum Media Indonesia: Analisis Wacana Kritis.

0 0 2

Representasi Sosok Tenaga Kerja Wanita (Tkw) Indonesia Dalam Wacana Berita Pada Harian Umum Utusan Malaysia Dan Harian Umum Kompas Indonesia (Kajian Analisis Wacana Kritis).

0 3 55