Hasil Penelitian yang Relevan

Selanjutnya adalah tahap pelatihan, dimana siswa mendalami materi yang telah dipelajari di tahap sebelumnya. Kemudian adalah tahap penampilan hasil, dimana hasil pemikiran siswa terhadap materi yang disajikan atau dipresentasikan di depan kelas. Dan terakhir adalah tahap kesimpulan, di tahap ini siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan membuat jurnal dimana teknik penulisan ditulis sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa. Hal ini dilakukan untuk memberikan kebebasan siswa dalam mengingat materi dengan caranya masing-masing. Tahapan-tahapan tersebut memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan representasi matematis sehingga siswa dapat mengungkapkan berbagai ide matematis dengan cara mereka sendiri. Melalui pembelajaran berbasis VARK, siswa berulang kali dilatih untuk mengembangkan kemampuan representasi matematisnya melalui pemaksimalan penggunaan panca indra dan modalitas yang mereka miliki dengan berbagai variasi media dan metode pembelajaran yang di fasilitasi guru, sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan aktif yang membuat siswa mampu mengembangkan dan megutarakan ide-ide matematisnya. Memaksimalkan metode visual mampu meningkatkan kemampuan representasi visual siswa yang bermodalitas visual, memaksimalkan metode auralaudio mampu meningkatkan kemampuan representasi verbal siswa yang bermodalitas auditori, memaksimalkan metode readwrite mampu meningkatkan kemampuan representasi simbolik dan verbal siswa yang bermodalitas visual dan kinesthetic, sedangkan memaksimalkan metode kinesthetic mampu meningkatkan kemampuan representasi visual, simbolik dan verbal siswa yang bermodalitas visual, auditori, maupun kinesthetic. Dengan demikian, peneliti menduga bahwa dengan menggunakan pembelajaran berbasis VARK dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa. Berikut skema kerangka berpikir pengaruh pembelajaran berbasis VARK terhadap kemampuan representasi matematis siswa. MASALAH Siswa sulit memecahkan masalah matematika yang diberikan dalam bentuk gambar maupun mengerjakan soal yang menuntut mereka untuk menggambarkan masalah yang diberikan Siswa sulit menyelesaikan masalah matematika dengan menggunakan ekspresi matematis maupun kata-kata atau tulisan Siswa hanya mengikuti langkah yang diberikan guru dalam menyelesaikan masalah sehingga sulit merepresentasikan ide atau gagasan matematik yang mereka miliki Metode pembelajaran yang digunakan guru cenderung monoton, belum efektif dalam meningkatkan keaktifan dan kemampuan representasi matematis siswa Rendahnya kemampuan representasi matematis siswa Representasi diajarkan atau dipelajari hanya sebagai pelengkap dalam pemecahan masalah saja SOLUSI Pembelajaran berbasis VARK VARK Kemampuan Representasi KESIMPULAN Kemampuan Representasi Matematis Siswa Meningkat Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka berpikir yang telah di uraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Kemampuan representasi matematis siswa yang diajar menggunakan pembelajaran berbasis VARK lebih tinggi daripada kemampuan representasi matematis siswa diajar menggunakan pembelajaran konvensional .” Visual Aural ReadWrite Kinesthetic Visual Simbolik Verbal 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Tangerang Selatan yang beralamat di Graha Raya Bintaro Jl. AMD no. 1516 Pondok Kacang Barat, Pondok Aren, Tangerang Selatan pada siswa kelas VII. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap di bulan Maret – April tahun ajaran 20152016.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu Quasi Experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian Penelitian ini dilakukan dengan membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok pengamatan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran berbasis VARK, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Randomized post test only control-group design, artinya pengkontrolan secara acak dengan tes hanya di akhir perlakuan. Pemilihan desain ini karena peneliti hanya ingin mengetahui perbedaan kemampuan representasi matematis antara dua kelompok tersebut. 1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2012, h.77.