113
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan maupun kelemahan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, keterbatasan maupun kelemahan
tersebut diantaranya yaitu: 1. Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional yang mempunyai
karakteristik melakukan pengamatan secara bersamaan, sehingga lemah dalam mengetahui adanya hubungan sebab akibat.
2. Karena keterbatasan waktu dan biaya, pengukuran pada variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini lebih bersifat subyektif
berdasarkan persepsi dan pengalaman responden, menurut pengetahuan serta informasi yang dimiliki responden.
3. Dalam melakukan random pemilihan sampel, dalam peneltian ini adalah dengan mengacak gulungan kertas yang dimasukkan ke dalam sebuah wadah
dengan tutup yang terbuka kecil yang hanya muat untuk keluarnya gulungan kertas. Sehingga peneliti menyadari mungkin adanya ketidaksamaan berat
gulungan kertas yang mungkin mempengaruhi sampel gulungan kertas yang keluar.
B. Stres Kerja Pada Wanita Bekerja di Wilayah Kecamatan Pamulang
Menurut World Health Organization 2003 respon seseorang yang mungkin timbul saat tuntutan dan beban kerja tidak sebanding dengan
pengetahuan dan kemampuan serta tantangan bagi mereka untuk mampu menanggulanginya merupakan stres yang berhubungan dengan kerja. Setiap
aspek yang ada dalam pekerjaan memiliki kemungkinan berpotensi menjadi pembangkit stres. Karena penyebab stres bisa saja dari faktor individu,
lingkungan tempat bekerja ataupun lingkungan keluarga seseorang. Stres yang tidak dikelola dengan baik akan berpotensi menimbulkan efek
yang merugikan bagi seseorang. Seaward 1994 mengkategorikan stres menjadi 3 macam, diantaranya yaitu eustress, neustress, dan distress. Eustress merupakan
stres yang dapat menjadi motivasi atau inspirasi bagi seseorang karena dianggap menyenangkan dan bukan dianggap sebagai ancaman bagi orang yang
mengalaminya. Neustress menggambarkan rangsangan sensorik yang tidak memiliki efek begitu penting, hal ini dianggap kurang baik. Sedangkan distress
dianggap buruk dan sering hanya disebut sebagai stres. Dalam pandangan saat ini istilah stres memiliki sinonim dengan stres negatif dan istilah tekanan sering
digunakan untuk menggambarkan stres positif Deakin University, 2013. Dalam dunia kerja, d
ampak yang ditimbulkan akibat stres kerja dapat berpengaruh terhadap organisasi atau perusahaan maupun individu itu sendiri. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Retnaningtyas 2005 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara stres kerja dengan produktivitas pekerja wanita. Lain
lagi dengan Tunjungsari 2011, hasil penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan kepuasan kerja. Sedangkan dari penelitian Suroso dan Siahaan 2006 diketahui bahwa stres kerja
berpengaruh negatif terhadap kinerja pekerja, artinya semakin tinggi tingkat stres yang dimiliki pekerja maka semakin rendah kinerja yang dihasilkan.
Dalam penelitian ini pengukuran stres kerja menggunakan indikator sesuai dengan metode self report measurement yang terdiri dari beberapa
pertanyaan yang berdasarkan pada perubahan fisiologis, psikologis, dan perilaku. Hasil dari penelitian terhadap 248 responden diketahui bahwa sebagian besar
wanita bekerja yang tinggal di kecamatan Pamulang mengalami stres yaitu sebesar 53,2.
Hal ini kemungkinan dikarenakan tempat dan jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini berbeda antara satu dengan yang lainnya sehingga beban
kerja, tuntutan, masalah, dan tekanan yang berpotensi mempengaruhi stres di antara satu responden dengan yang lainnya. Selain faktor-faktor yang
berhubungan dengan stres yang diteliti dalam penelitian ini, ada kemungkinan hasil tersebut disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak terukur dalam penelitian
ini seperti pengaruh pasangan hidup, pendidikan, kepribadian seseorang, dan faktor lainnya yang turut mempengaruhi hasil pengukuran. Menurut Gustafsson
2002 dalam Maurits dan Widodo 2008 menyatakan bahwa berkurangnya kualitas tidur pada pekerja wanita berpengaruh terhadap stres, mudah terinfeksi,
ada perubahan mood dan somatic disstress. Karena faktor kualitas tidur tidak diteliti dalam penelitian ini, kemungkinan faktor kualitas tidur responden juga
cukup mempengaruhi hasil penelitian ini.
Banyaknya jumlah wanita bekerja yang mengalami stres, jika tidak ditangani dengan baik dan serius maka dapat menimbulkan kerugian bagi
responden maupun perusahaan. Seperti yang dinyatakan Randall Schuller 1980 yang dikutip oleh Rini 2002 diketahui bahwa stres pada pekerja berbanding
lurus dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja, dan tendensi terjadinya kecelakaan kerja.
Pencegahan dengan manajemen stres memerlukan suatu pendekatan yang menyeluruh dari fisik, psikologik, psikososial, dan psikoreligius Hawari, 2001.
Ada beberapa cara pencegahan maupun pengendalian stres yang dapat dilakukan. Menurut Veithzal Rivai 2004 yang dikutip oleh Tunjungsari 2011,
pengendalian stress kerja melalui pendekatan individu dapat dilakukan dengan cara meningkatkan keimanan, melakukan meditasi dan pernapasan, berolahraga,
relaksasi, menjalin dukungan sosial dari teman-teman dan keluarga, maupun menghindari kebiasaan rutin yang membosankan. Sedangkan menurut Hawari
2001, ada beberapa metode manajemen stres yang dapat dilakukan, diantaranya yaitu:
1. Cukup istirahat Tugas dan beban yang berat dalam pekerjaan menuntut seseorang
menghabiskan waktu yang lama untuk bekerja, sehingga orang tersebut tidak memiliki banyak waktu beristirahat dan tidur yang cukup. Tidur dapat
diartikan sebagai “obat” alamiah yang dapat memulihkan segala kelelahan fisik maupun mental Hawari, 2001.
2. Perbanyak pergaulan sosial serta memperluas tali silaturahim Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial sehingga
seseorang tidak akan dapat hidup sendiri. Seseorang hendaknya banyak bergaul, mencari teman dan menjalin silaturahim agar dapat meningkatkan
daya tahan dan kekebalan terhadap stres, Karena seseorang yang memiliki banyak teman mempunyai lawan bicara yang dipercaya untuk saling bertukar
pikiran dan membantu mengurangi beban pikirannya. 3. Taat beribadah dan mendekatkan diri dengan Tuhan
Manusia adalah makhluk yang fitrah, sehingga memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar spiritual basic spiritual needs, oleh sebab itu
agama adalah salah satu kebutuhan dasar yang dapat mencegah seseorang dari kejadian stres. Bagi responden yang beragama islam apabila mengalami
stres selain berobat pada ahlinya, dianjurkan berdoa dan berzikir mengingat ALLAH SWT sehingga dapat menenangkan jiwa yang bersangkutan.
Seperti yang dianjurkan oleh ALLAH SWT dalam firmannya yang artinya “yaitu, orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat ALLAH. Ingatlah, dengan mengingat ALLAH-lah hati menjadi tenteram” Q.S Ar-Ra’d:28.
4. Mencari waktu luang untuk berwisata dan berekreasi Rekreasiwisata merupakan sarana untuk mengurangi stres, sebab
dengan berekreasi berwisata maka seseorang dapat melupakan segala permasalahan dan rutinitas yang membuat seseorang mejadi stres.
C. Beban Kerja