Perawatan Anak Hubungan Rekan Kerja

Adanya hubungan antara kejenuhan kerja dengan stres kerja mungkin dikarenakan kurangnya tingkat motivasi kerja dan juga kepuasan kerja masing- masing responden. Karena seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan lebih rendah rasa kejenuhannya dibandingkan dengan orang lain yang bermotivasi rendah Anoraga, 1998 dalam Airmayanti, 2008. Dan tingginya tingkat kejenuhan kerja burnout dapat menurunkan kepuasan kerja Mizmir, 2011. Rendahnya kepuasan kerja dapat menjadikan pekerja mengalami stres, karena kepuasan kerja memiliki hubungan korelasi negatif signifikan dengan stres kerja Kosnin dan Lee, 2008. Hal ini juga diperkuat oleh Miller 2000 yang menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengurangi potensi stres kerja karyawan yaitu dengan mempertimbangkan kepuasan kerja karyawan.

N. Perawatan Anak

Dalam variabel ini, pembahasan dilakukan kepada responden yang memiliki anak saja. Sebagian besar responden menyatakan bahwa dirinya sudah baik adekuat dalam merawat anaknya. Hal ini mungkin karena adanya sikap mandiri yang telah tertanam dengan baik pada anak. Karena berdasarkan wawancara, anak yang dimiliki oleh responden rata-rata sudah bukan anak kecil yang belum bisa mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang tuanya. Responden yang adekuat dalam merawat anaknya sebagian besar tidak mengalami stres kerja, sedangkan responden yang tidak adekuat dalam merawat anaknya lebih banyak yang mengalami stres kerja. Dan berdasarkan hasil uji chi- square diketahui bahwa perawatan anak tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan stres yang dialami pekerja. Hasil ini tidak sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh National Safety Council 2004 bahwa perawatan anak merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya stres kerja. Tidak sejalannya hasil penelitian dengan teori yang dinyatakan oleh National Safety Council 2004 mungkin dikarenakan sebagian besar anak yang dimiliki responden sudah tumbuh menjadi dewasa dan remaja, karena anak yang usianya kecil biasanya masih memerlukan perawatan orang lain dalam hidupnya, dapat dikatakan bahwa anak kecil belum bisa mandiri. Selain itu pada responden yang masih memiliki anak kecil, mungkin karena adanya orang lain misalnya suami, nenek, kakek, pembantu, maupun pengasuh yang dipercaya membantu responden dalam merawat anaknya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wulanyani dan Sudiajeng 2006 yang menyatakan bahwa rasa bersalah ketika meninggalkan anak untuk bekerja merupakan masalah yang sering dipendam oleh wanita bekerja yang memiliki anak kecil, apalagi jika tidak ada bantuan dari orang lain yang dapat diandalkan dalam merawat anak saat ditinggal bekerja.

O. Hubungan Rekan Kerja

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden merasa hubungan dengan rekan kerjanya baik. Responden yang memiliki hubungan dengan rekan kerja baik maupun responden yang memiliki hubungan dengan rekan kerja buruk keduanya lebih banyak mengalami stres. Berdasarkan hasil uji bivariat didapatkan bahwa hubungan rekan kerja tidak memiliki hubungan dengan stres kerja. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bida 1995 bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara hubungan sesama rekan kerja dengan stres yang dialami pekerja. Hal ini mungkin disebabkan karena wanita biasanya menyampaikan keluh kesahnya dengan bertukar pikiran kepada orang dekat yang nyaman baginya, untuk hal pekerjaan yang menjadi orang terdekat biasanya adalah rekan sekerjanya karena mereka sama-sama berada dalam satu tingkatan maupun satu lini kerja yang sama. Sehingga secara tidak langsung menimbulkan kenyamanan hubungan dengan rekan kerja. Selain itu, tidak adanya hubungan antara hubungan rekan kerja dengan stres pekerja mungkin disebabkan karena merasa pada satu tingakatan karir yang sama membuat pekerja tersebut tidak perlu mempertanggung jawabkan pekerjaannya kepada teman sekerja dan juga dimungkinkan karena budaya gotong royong yang tercipta di lingkungan kerjanya, seperti yang dikemukakan Bida 1995.

P. Kondisi Lingkungan Kerja