Adanya  hubungan  bertambahnya  tanggung  jawab  tanpa  bertambahnya gaji dengan stres kerja  mungkin  dikarenakan adanya sistem pemberian  gaji dan
pembagian  tugas  yang  tetap  sesuai  dengan  kebijakan  yang  berlaku  di  masing- masing  tempat  kerja  responden,  akan  tetapi  tugas  yang  diberikan  semakin
bertambah banyak dan tidak diiringi dengan penambahan gaji di setiap tambahan tugas kerjanya.
Menurut  Hezberg  dalam  Munandar  2006  jika  seseorang  menganggap gajinya  terlalu  rendah,  pekerja  akan  merasa  tidak  puas,  dan  sebaliknya  apabila
seseorang  menganggap  gajinya  cukup,  pekerja  akan  merasa  puas.  Semakin rendah  kepuasan  kerja  maka  semakin  tinggi  stres  kerja,  karena  kepuasan  kerja
memiliki  hubungan  korelasi  negatif  signifikan  terhadap  stres  kerja  Kosnin  dan Lee,  2008.  Hal  ini  juga  diperkuat  oleh  Miller  2000  yang  menyatakan  bahwa
salah  satu  cara  untuk  mengurangi  potensi  stres  kerja  pada  pekerja  yaitu  dengan mempertimbangkan  kepuasan  kerja  pekerja  itu  sendiri.  Oleh  karena  hal-hal
tersebut, peneliti berasumsi bahwa kemungkinan stres kerja terjadi karena faktor lainnya yang tidak ada dalam penelitian ini.
J. Pertentangan antara Pekerjaan dan Tanggung Jawab Keluarga
Dari  hasil  penelitian,  yang  menyatakan  tidak  terganggu  karena  adanya pertentangan  antara  pekerjaan  dengan  tanggung  jawab  keluarga  lebih  banyak
dibandingkan  dengan  yang  menyatakan  terganggu  karena  adanya  pertentangan antara  pekerjaan  dengan  tanggung  jawab  keluarga.  Hal  ini  mungkin  karena
adanya  sikap  profesionalitas  yang  terbentuk  dalam  diri  responden.  Dimana
apabila  dirinya  berada  dalam  situasi  pekerjaan,  maka  dia  akan  fokus  kepada pekerjaannya dan juga sebaliknya di rumah.
Responden yang terganggu karena adanya pertentangan antara pekerjaan dengan tanggung jawab keluarga maupun responden yang tidak terganggu karena
adanya  pertentangan  antara  pekerjaan  dengan  tanggung  jawab  keluarga, keduanya lebih banyak yang mengalami stres. Persentase yang terganggu dengan
yang  tidak  terganggu  hanya  sedikit  perbandingannya,  dan  keduanya  didominasi oleh responden yang mengalami stres. Hal ini mungkin karena 3 hal, yaitu waktu
yang  dibutuhkan  untuk  menjalankan  salah  satu  tuntutan  keluarga  atau pekerjaan  dapat  mengurangi  waktu  untuk  menjalankan  tuntutan  yang  lainnya
pekerjaan  atau  keluarga,  terjadi  pada  saat  tekanan  dari  salah  satu  peran mempengaruhi  kinerja  peran  yang  lainnya,  ataupun  ketidaksesuaian  antara  pola
perilaku dengan  yang diinginkan oleh pekerjaan  maupun keluarga  Chen, Choi, Zou, 2000 dalam Wirakristama, 2011.
Hasil  uji  chi-square  didapatkan  bahwa  pertentangan  antara  pekerjaan dengan  tanggung  jawab  keluarga  tidak  memiliki  hubungan  yang  signifikan
dengan  stres  kerja.  Hasil  ini  tidak  sejalan  dengan  penelitian  Mayasari
2011
yang  mendapatkan  bahwa  konflik  pekerjaan  keluarga  berpengaruh  terhadap stress kerja perawat wanita rumah sakit balimed Denpasar. Selain itu juga tidak
sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Bida  1995  menemukan  adanya hubungan yang signifikan antara kondisi rumah tangga dengan stres kerja.
Tidak  adanya  hubungan  pertentangan  antara  pekerjaan  dan  tanggung jawab  keluarga  dengan  stres  kerja  mungkin  karena  responden  dalam  penelitian
merasa  mendapatkan  dukungan  yang  baik  dari  keluarganya  sehingga menimbulkan  kenyamanan  responden  dalam  pekerjaannya.
Hal  ini  didukung  oleh
penelitian  Almasitoh  2011  yang  mendapatkan  bahwa  perawat  yang  memiliki konflik peran ganda yang rendah dan dukungan sosial yang tinggi, maka tingkat
stres  kerja  yang  dialami  rendah.  Ditambah  lagi  dengan  yag  dinyatakan  Beutell dan  Greenhauss  1985  dalam  Almasitoh  2011  bahwa  seseorang  dikatakan
mengalami  konflik  peran  ganda  apabila  merasakan  suatu  ketegangan  dalam menjalani  peran  pekerjaan  dan  keluarga.  Hal  ini  juga  diperkuat
Margiati  1999 dalam  penelitiannya  yang
mendapatkan  bahwa  banyak  kasus  para  pekerja  yang mengalami stres kerja adalah pekerja yang tidak mendapat dukungan khususnya
moril  dari  keluarga,  seperi  orang  tua,  mertua,  anak,  teman  dan  semacamnya, karena  tidak  adanya  dukungan  sosial  dapat  menimbulkan  perasaan  yang
menyebabkan ketidaknyamanan menjalankan pekerjaan dan tugasnya.
K. Ketidakpastian Ekonomi