yang tidak memiliki TSS, gejala stres akan muncul apabila sudah mengalami kemacetan sekitar 13-14 menit. Berbeda dengan hal tersebut,
Vierdelina 2008 dalam penelitiannya mendapatkan bahwa belum terbukti ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap
kemacetan dan stres kerja. Untuk menghindari stres pada individu ketika berada pada situsasi
kemacetan, men health Indonesia 2013 memaparkan beberapa cara yang diantaranya dapat dilakukan dengan berangkat lebih awal,
menyediakan cemilan untuk dapat mengembalikan energy dan mood, menyediakan aroma terapi di mobil, dan merubah rute rutin perjalanan.
2. Penyebab Stress Menurut Hurrel
Hurrel, dkk 1988 mengelompokkan faktor-faktor dalam pekerjaan yang dapat menimbulkan stres menjadi lima kategori besar Munandar, 2006, yaitu:
a. Faktor-Faktor Intrisik Dalam Pekerjaan
Termasuk dalam kategori faktor intrinsik ini adalah tuntutan fisik dan tuntutan tugas.
1 Tuntutan Fisik
Kondisi kerja tertentu dapat menciptakan prestasi kerja yang optimal. Selain berdampak pada prestasi kerja, kondisi fisik kerja juga memiliki
dampak terhadap kesehatan mental dan keselamatan kerja seorang tenaga kerja. Kondisi fisik kerja berpengaruh terhadap kondisi fa’al dan
psikologis diri seorang tenaga kerja. Kondisi fisik dapat menjadi salah
satu pembangkit stres stressor. Tuntutan fisik kondisi fisik meliputi bising, getaran, hygiene.
2 Tuntutan Tugas
a Kerja Shift
Kerja shift merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik Monk Tepas, 1985 dalam Munandar, 2006. Para
pekerja shift lebih sering merasakan keluhan mengenai kelelahan dan gangguan perut dibandingkan para pekerja di pagi atau siang hari dan
dampak dari kerja shift terhadap kebiasaan makan yang mungkin menyebabkan gangguan perut Munandar, 2006.
b Beban Kerja
Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit baik secara kuantitatif maupun kualitatif merupakan pembangkit stres. Beban kerja
berlebihterlalu sedikit kuantitatif yang timbul sebagai akibat dari tugas- tugas yang terlalu banyaksedikit yang diberikan kepada tenaga kerja
untuk diselesaikan dalam waktu tertentu. Beban kerja berlebihterlalu sedikit kualitatif jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu
tugas, atau suatu tugas tidak menggunakan keterampilan danatau potensi dari tenaga kerja Munandar, 2006.
c Paparan dari Risiko dan Bahaya
Risiko dan bahaya terkait dengan jabatan tertentu dapat menjadi sumber dari stres. Risiko dan bahaya yang berhubungan dengan banyak
jabatan yang tidak dapat diubah, akan tetapi persepsi tenaga kerja terhadap risiko bisa berkurang dengan pelatihan dan pendidikan. Para
pekerja yang cemas, yang memiliki obsesi, takut, kurang bermotivasi untuk bekerja mempunyai semangat rendah dan lebih mudah
menimbulkan kecelakaan, dan dalam jangka panjang dapat mengalami dampak dari penyakit yang berkaitan dengan stres, termasuk sakit jantung
dan gangguan perut.
b. Peran Indivdu dalam Organisasi