Instrumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN
instrumen.
6
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Validitas soal di uji dengan rumus
korelasi product moment.
7
r
xy
=
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ } ∑
}
Keterangan: r
xy
: Angka indeks korelasi “r” product moment N
: Banyaknya peserta tes ∑ XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dengan skor Y
∑ X : Jumlah seluruh skor X ∑ Y : Jumlah seluruh skor Y
Untuk mengetahui validitas dari butir soal peneliti menggunakan program Anates. Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan program Anates terdapat 25 soal yang valid dari 45 butir soal yaitu butir soal nomor 2, 3, 4, 6, 8, 9, 11, 14, 15, 17, 20,
22, 23, 27, 29, 30, 32, 33, 34, 36, 39, 40, 42, 43, dan 45. Perhitungan lengkap dapat dilihat lampiran 11 halaman 177.
2 Pengukuran Reliabilitas Reabilitas adalah karakter lain dari hasil evaluasi.
Reabilitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan.
8
Uji reliabilitas untuk butir soal objektif dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal
dengan K-R 20, yaitu:
9
r
11
=
t t
V pq
V k
k 1
Keterangan:
6
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 211
7
Ibid., h. 213
8
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip Operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, Cet ke-5, h. 43
9
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 231
r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan k = banyaknya butir pertanyaan
V
t
= varians total P = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir
proporsi subjek yang mendapat skor 1 p =
q =
Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal Nilai
Kategori
Antara 0,80 sampai dengan 1,00 Sangat baik
Antara 0,60 sampai dengan 0,80 Tinggi
Antara 0,40 sampai dengan 0,60 Cukup
Antara 0,20 sampai dengan 0,40 Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Sangat rendah
Untuk mengetahui reliabilitas dari butir soal peneliti menggunakan program Anates. Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan program anates tersebut diperoleh nilai reliabilitas tes sebesar 0,84. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran
11 halaman 177. 3 Taraf Kesukaran
Indeks kesukaran soal merupakan merupakan bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Soal yang baik
adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkanya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
10
Butir- butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir
item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah dengan kata lain taraf kesukaran item itu
adalah sedang. Taraf kesukaran difficulty index dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus:
11
P =
JS B
Keterangan: P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, taraf kesukara di klasifikasikan dalam tabel sebagai berikut:
12
Tabel 3.5 Kriteria Taraf Kesukaran
Nilai P Kategori
0,00 – 0,30
Sukar 0,31 − 0,70
Sedang 0,71
– 1,00 Mudah
Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari butir soal, peneliti menggunakan program Anates. Dengan pengujian menggunakan
program anates ini maka diperoleh hasil 5 soal kategori mudah, 15 soal kategori sedang, dan 5 soal kategori sukar.
4 Daya Pembeda Daya pembeda tes adalah kemampuan suatu tes untuk
membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai berkemampua rendah.
13
Rumus
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2006, Edisi revisi, h. 222
11
Ibid., h. 223
12
Ibid., h. 225
13
Ibid., h. 226
yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah:
14
Keterengan: D
: Daya pembeda butir B
A
: Banyaknya subjek kelas atas yang menjawab benar J
A
: Banyaknya subjek kelompok atas B
B
: Banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab benar J
B
: Banyaknya subjek kelompok bawah Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Nilai D
Kategori
0,00 0,20 Jelek poor
0,21 0,40 Cukup satisfactory
0,41 0,70 Baik good
0,70 1,00 Baik sekali excellent
Negatif Semuanya tidak baik Sebaiknya dibuang
saja 5 N-gain
Setelah diperoleh data nilai pretes dan postes masing- masing siswa kemudian dilakukan perhitungan normal gain N-
gain. Gain adalah selisih nilai pretes dan postes, gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
pembelajaran dilakukan. Dengan rumus: pretest
skorideal pretest
posttest gain
n
14
Ibid., h.228
Dengan kategorisasi sebagai berikut
15
: g-tinggi
: nilai g 0,70 g-sedang
: nilai 0.70 e” g e” 0.30 g-rendah
: nilai g 0,30 2. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional megenai berbagai fenomena, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertemtu.
16
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
17
Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan
yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh
dari kegiatannya.
18