Hasil Penelitian yang relevan

sebesar 10,22 dan t tabel sebesar 1,99 dengan taraf signifikansi 0,05, karena t hitung t tabel maka Ha diterima. 44

C. Kerangka Berfikir

Penguasaan kimia sangat diperlukan, terlebih banyak hal yang bermanfaat bagi kemajuan manusia di bidang sains dan sosial. Kimia adalah ilmu sains yang tentunya bersifat konseptual dan aplikatif. Bersifat konseptual artinya kimia merupakan sebuah disiplin ilmu yang memiliki teori-teori yang akan menunjang kebermanfaatan kimia dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan bersifat aplikatif artinya kimia adalah sebuah ilmu yang bisa langsung dirasakan manfaatnya di lingkungan sekitar kita, contoh kecilnya adalah udara yang kita hirup untuk bernapas. Siswa akan menemukan gagasan-gagasan yang saling berkaitan antara teori dengan aplikasinya. Oleh karena itu, kimia sudah sangat perlu dikembangkan dalam pembelajaran. Dengan menggunakan model cooperative learning Tipe STAD ini akan ditemukan sebuah kolaborasi antara teori dengan hal nyata yang bisa divisualkan. Pada model cooperative learning Tipe STAD siswa akan diajak untuk berperan aktif dalam mengembangkan pemahaman mengenai kimia melalui diskusi, siswa pun akan diajak untuk melihat langsung bagaimana gambaran nyata pada bahasan kimia itu, baik melalui demonstrasi maupun media pembelajaran lain yang berbentuk presentasi. Dalam model cooperative learning Tipe STAD ini, peran guru akan lebih banyak sebagai fasilitator, moderator dan sedikit presentator diawal pembelajaran. Singkatnya, dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD, siswa akan lebih baik dalam memahami konsep kimia yang diberikan terutama materi sistem koloid, serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 44 R. Ahmad Zaky El Islami , ”Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Sistem Koloid ”, Skripsi, pada FITK UIN Jakarta, 2010, tidak dipublikasikan. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir D. Perumusan Hipotesis Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan media power point terhadap hasil belajar kimia siswa. Hasil Belajar Kimia Rendah - Kimia pelajaran yang sulit karena bersifat abstrak - Peguasaan guru teacher center sehingga siswa menjadi pasif - Metode pembelajaran yang digunakan konvensional, sehingga .siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan guru Pembelajaran kooperatif yang menarik dengan pemberian penghargaan kelompok Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Student Teams Achievement Divisions Tes Hasil Belajar Kognitif C 1 , C 2 , C 3 , C 4 Hasil Belajar Kimia yang Maksimal 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan pada tanggal 16 September sampai dengan 16 Oktober 2013 di kelas X-1 dan X-2 pada tahun ajaran 20132014.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen eksperimen semu. Metode kuasi eksperimen memiliki perbedaan dengan metode penelitian murni. Pada metode quasi eksperimen, populasi tidak dapat dipastikan homogen, dengan kata lain populasinya heterogen. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dari penelitian ini dalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan media power point, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar kimia siswa. Penelitian ini mengambil sampel yang terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan media power point, sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan media power point. Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian Sampel A B Model Kooperatif tipe STAD + media power point Media power point HBS Keterangan : A = Kelompok Eksperimen B = Kelompok Kontrol HBS = Hasil Belajar Siswa 2. Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan desain Nonequivalent Control Grup Design desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. 1 Dimana dalam desain ini dilakukan tes sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimentes awal O 1 , disebut pretes, dan sesudah eksperimentes akhir O 2 , disebut postes. Perbedaan antara O 1 dan O 2 diasumsika merupakan dari eksperimen. desainnya sebagai berikut: Tabel 3.1. Desain Penelitian Nonequivalent Control Grup Design Kelompok Pretes Perlakuan Postes Eksperimen O 1 X O 2 Kontrol O 1 - O 2 Keterangan: O 1 : kelas ekperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan pretes O 2 : kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah perlakuan Postes X : pemberian perlakuan

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 2 Jadi, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Mengingat luasnya populasi, maka populasi dalam penelitian ini dibatasi untuk membantu mempermudah 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2012, Cetakan ke-15, h. 116 2 Ibid., h.117

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan teknik talking chips terhadap hasil belajar kimia pada konsep ikatan kimia

4 42 172

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Game Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Momentum Dan Impuls (Kuasi Eksperimen Di Man 4 Jakarta)

0 9 291

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SWASTA PRAYATNA MEDAN.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 15 20

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAM ACHIEVEMENTS DIVISION) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 2 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CPBL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI HIDROKARBON.

1 3 24

PERBANDINGAN PENGGUNAAN POWER POINT DAN MEDIA PETA KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.

3 14 83

KEBERHASILAN SISWA SMA BELAJAR KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER DAN PETA KONSEP.

0 1 28