Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

Atom dan Sistem Periodik Di Kelas X SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci ”. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol 5, No 2, Tahun 2011 Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011 -----. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2012 Sadiman, Arief S. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007 Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Predana Media Grup, 2006 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010 Slavin, E. Robert. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2009 Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005 Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010 Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 Teda Ena, Auda. Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak Presentasi, Artikel, 2008 Tejo Nurseto. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011 Turanda Verawati, Rosmaini S, Darmadi. “Penggunaan Media Microsoft Office Powerpoint Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII2 SMPN 32 Pekanbaru ”. Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 3, No 1, November 2012 Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran Landasan Aplikasinya, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008 Zulfiani. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009 RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN Kelas Eksperimen Nama Sekolah : SMA Dharma Karya UT Mata Pelajaran : Kimia Kelas Semester : X1 Pertemuan ke : 1 Alokasi Waktu : 2 x 45menit

A. Standar Kompetensi :

1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodic unsur, dan ikatan kimia.

B. Kompetensi Dasar :

1.2.Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.

C. Indikator :

1. Menjelaskan hubungan electron valensi dan kestabilan suatu unsur 2. Menjelaskan pengertian dan proses pembentukan ikatan ion 3. Menggambarkan lambang Lewis dari senyawa ion 4. Menjelaskan hubungan antara sruktur senyawa ion dengan sifat fisikanya

D. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menjelaskan hubungan elektron valensi dan kestabilan suatu unsur 2. Siswa dapat menjelaskan pengertian dan proses pembentukan ikatan ion 3. Siswa dapat menggambarkan lambang Lewis dari senyawa ion 4. Siswa dapat menjelaskan hubungan antara sruktur senyawa ion dengan sifat fisikanya

E. Metode Pembelajaran :

1. Model : Pembelajaran kooperatif tipe STAD 2. Metode : Diskusi dan Tanya jawab

F. Materi Ajar :

Kestabilan atom unsur, ikatan ion, sifat fisika senyawa ion Fakta menunjukkan di alam, gas mulia golongan VIIIA berada sebagai atom tunggal. Hal ini berarti gas mulia sulit bereaksi dengan atom gas mulia atau unsure lainnya. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa gas mulia bersifat stabil. Berdasarkan konfigurasi elektron, dapatdirumuskan aturan sebagai berikut: a. Unsur-unsur gas mulia sangat stabil, kecuali He, memiliki 8 elektron valensi. Dengan demikian unsur-unsur lain berusaha memperoleh konfigurasi electron seperti gas mulia untuk mencapai kestabilan. Hal ini dirumuskan menjadi Aturan Oktet. b. Unsur gas mulia He memiliki 2 elektron valensi. Unsur-unsur dengan nomor atom kecil, yakni H dan Li berusaha memiliki konfigurasi elektron gas mulia terdekat, yaitu memiliki 2 elektron valensi seperti He untuk mencapai kestabilan. Hal ini di rumuskan menjadi Aturan Duplet. Untuk memenuhi aturan oktet atau duplet, atom-atom dapat memintamelepas electron atau menggunakan electron bersama. Peristiwa ini akan menyebabkan terbentuknya ikatan kima. a. Atom-atom yang menerima atau melepaskan electron akan membentuk ikatan ion. b. Atom-atom yang menggunakan electron bersama akan membentuk ikatan kovalen. c. Di dalam ikatan kovalen, elektron-elektron yang digunakan bersama dapat berasal dari satu atom saja. Ikatan kovalen demikian disebut ikatan kovalen koordinasi. d. Atom-atom suatu unsure juga menggunakan electron bersama membentuk ikatan logam. 1 Ikatan Ion Ikatan ion terbentuk akibat kecenderungan atom-atom menerima atau melepas elektron agar memiliki konfigurasi electron seperti gas mulia terdekat. Ikatan ion umumnya terbentuk antara atom-atom unsure logam dan atom unsur non logam. Hal ini terkait dengan kecenderungan atom unsure logam untuk melepas electron untuk membentuk ion positif. Dalam pembentukan ikatan ion, jumlah elektron yang dilepas harus sama dengan jumlah elektron yang diterima. Contohnya ikatan ion yang terbentuk antara atom logam Na dan atom non logam Cl pada senyawa NaCl. Ikatan kimia yang terbentuk sebagai akibat serah terima electron antar atom disebut ikatan ion ikatan elektrovalen, dan senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ion. Serah terima electron dalam ikatan ion dapat digambarkan dengan menggunakan lambang Lewis. Lambang Lewis dari suatu unsure dinyatakan oleh lambing unsure dikelilingi oleh sejumlah tanda titik atau tanda lainnya seperti tanda silang ×. Tanda tersebut menyatakan jumlah electron valensi dari unsure tersebut. Contoh penggunaan lambang Lewis untuk menggambarkan ikatan ion. + Cl Na x x x x x x x Na Cl - + Sifat Fisis Senyawa Ion Sifat fisis senyawa ion ditentukan oleh gaya elektrostatis yang kuat dan sama kesegala arah. Dalam senyawa ion, suatu ion positif akan dikelilingi oleh sejumlah ion negatif, demikian pula sebaliknya. Beberapa sifat fisis dari senyawa ion: a Berupa padatan pada suhu ruang b Bersifat keras tapi rapuh c Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi d Larut dalam pelarut air, tetapi umumnya tidak larut dalam pelarut organik. e Tidakmenghantarlistrikdalamfasepadat, tetapimenghantarlistrikdalamfasecairataujikalarutdalam air.

G. Kegiatan Pembelajaran :

Waktu Kegiatan guru Kegiatan siswa Karakter yang diharapkan Awal 15 menit  Guru mengucapkan salam  Guru mengkondisikan kelas  Guru mengabsen siswa  Guru memberikan pretes  Guru membag isiswa ke dalam kelompok yang terdiridari 4- 5 siswa yang heterogen  Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menerangkan  Siswa menjawab salam  Siswa mengkondisikan diri  Siswa menyebutkan temannya yang tidak hadir  Siswa mengerjakan pretes  Siswa mendengarkan pembagian kelompok oleh guru  Religius  Disiplin  Jujur  Sikap menghorma ti

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan teknik talking chips terhadap hasil belajar kimia pada konsep ikatan kimia

4 42 172

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Game Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Momentum Dan Impuls (Kuasi Eksperimen Di Man 4 Jakarta)

0 9 291

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SWASTA PRAYATNA MEDAN.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 15 20

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAM ACHIEVEMENTS DIVISION) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 2 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CPBL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI HIDROKARBON.

1 3 24

PERBANDINGAN PENGGUNAAN POWER POINT DAN MEDIA PETA KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.

3 14 83

KEBERHASILAN SISWA SMA BELAJAR KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER DAN PETA KONSEP.

0 1 28