Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

pembahasan masalah dalam kelompok, presentasi hasil bahasan kelompok turnamen, dan penguatan dari guru. 4 TAI Team Accelerated Instruction Teknik ini menggabungkan metode belajar kelompok dengan belajar secara individu. Tiap anggota kelompok akan diberi soal-soal bertahap yang harus mereka kerjakan sendiri-sendiri dalam kelompoknya. Setelah itu, hasil pekerjaan mereka diperiksa oleh anggota tim yang lain. Jika seorang siswa telah mampu menjawab suatu soal, maka ia harus mengerjakan kembali soal yang tingkat kesulitannya sama sebelum ia melanjutkan ke soal yang yang lebih sulit. 5 CIRC Cooperative Integrated Reading Composition Teknik ini sejenis dengan TAI, namun hanya ditekankan pada pengajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Aktivitas CIRC terdiri dari siswa mengikuti urutan instruksi guru, latihan tim, asesmen awal tim dan kuis. Selain lima macam bentuk pembelajaran kooperatif di atas, terdapat beberapa pembelajaran kooperatif lain yakni Group Investigation, Learning Together dan lain sebagainya. f. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Jarolimek Parker mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah: 24 1 Saling ketergantungan yang positif. 2 Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu 3 Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan oengelolaan kelas. 4 Suasana kelas ysng rileks dan menyenangkan. 5 Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat atara siswa dengan guru, dan 6 Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. 24 Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 24-25 Selain memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan, yaitu: 1 Guru yang harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu. 2 Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. 3 Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan 4 Saat diskusi kelas, terkadang didomisili seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Student Teams Achievement

Divisions a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD STAD kepanjangan dari Student Teams Achievement Division pembagian tim-tim pencapaian siswa. STAD adalah suatu tim pembantu pelaksanaan pelajaran bagi guru untuk belajar bekerjasama. STAD ini terdiri dari 4 atau 5 orang siswa yang berkemampuan heterogen sehingga dalam satu kelompok terdapat satu siswa berkemampuan tinggi, dua siswa berkemampuan sedang dan dua siswa berkemampuan rendah. Di dalamnya siswa diberi kesempatan untuk kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok. 25 Tipe ini dikembangkan Slavin, dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. 26 STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua 25 Zulfiani, op. cit., h. 138 26 Isjoni, op. cit., h. 51 sampai perguruan tinggi. Metode ini paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang sudah terdefinisikan dengan jelas, seperti matematika, berhitung dan studi terapan, pengggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah. 27 Ide dasar STAD adalah bagaimana memotivasi siswa dalam kelompok agar mereka dapat saling mendorong dan membantu satu sama lain menguasai materi yang disajikan, serta menumbuhkan suatu kesadaran bahwa belajar itu penting, bermakna, dan menyenangkan 28 Slavin memaparkan bahwa : ”Gagasan utama di belakang STAD adalah memicu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang di ajarkan guru”. 29 b. Tahapan-tahapan Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Student Teams Achievement Divisions Pada proses pembelajarannya, belajar koperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi: 1 tahap penyajian materi, 2 tahap kegiatan kelompok, 3 tahap tes individual, 4 tahap perhitungan skor perkembangan individu, dan 5 tahap pemberian penghargaan kelompok. 30 1 Tahap Penyajian Materi Guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari, dalam penelitian ini adalah materi tentang ikatan kimia. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki. . 27 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2009, h. 12 28 Zulfiani. loc. cit. 29 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, Cetakan ke-3, h. 214 30 Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 51-53

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan teknik talking chips terhadap hasil belajar kimia pada konsep ikatan kimia

4 42 172

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Game Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Momentum Dan Impuls (Kuasi Eksperimen Di Man 4 Jakarta)

0 9 291

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SWASTA PRAYATNA MEDAN.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 15 20

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAM ACHIEVEMENTS DIVISION) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 2 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CPBL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI HIDROKARBON.

1 3 24

PERBANDINGAN PENGGUNAAN POWER POINT DAN MEDIA PETA KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.

3 14 83

KEBERHASILAN SISWA SMA BELAJAR KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER DAN PETA KONSEP.

0 1 28