Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang sering dikatan sebagai mata pelajaran yang sukar untuk dimengerti dan dipelajari. 2. Pembelajaran di sekolah masih bertumpu pada hapalan terhadap suatu konsep sehingga pelajaran tidak memiliki makna bagi siswa. 3. Kurangnya minat siswa untuk belajar kimia. 4. Guru biasanya menggunakan metode ceramah di dalam mengajar, kurang variasi dalam pembelajaran.

C. Pembatasan masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul penelitian, maka masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada: 1. Subjek yang diteliti adalah siswa dan siswi kelas X di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan. 2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan media power point. 3. Konsep yang digunakan dalam penelitian yaitu Ikatan Kimia. 4. Hasil belajar yang dimaksud adalah domain kognitif jenjang C 1 sampai C 4 .

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan akan dicari jawabannya dalam penelitian ini: “Apakah Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menggunakan Media Power Point terhadap Hasil Belajar Kimia pada Konsep Ikatan Kimia? ”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajara kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada konsep ikatan kimia kelas X di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, bagi: a. Siswa, dapat meningkatkan aktivitas selama proses pembelajaran dan mendorong siswa untuk aktif, terampil dan kreatif selama pembelajaran. b. Sekolah, dapat dijadikan salah satu model pembelajaran yang baik sehingga dapat dikembangkan dengan materi-materi yang beragam. c. Peneliti, dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam penggunaan model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yang kaitannya dengan hasil belajar siswa. 6

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis 1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi hingga ke liang lahat nanti. 1 Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif dan keterampilan psikomotor maupun yang menyangkut nilai dan sikap afektif. 2 Bambang Warsita menulis dalam bukunya yang berjudul Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, “Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain ”. 3 Menurut Gagne yang dikutip oleh Dimyati dalam buku Belajar dan Pembelajaran, “Belajar merupakan kegiatan yang kompleks”. Hasil belajar berupa kapabilias. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari 1 stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan 2 proses kognitif yang dilakukan pebelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat 1 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan Aplikasinya, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008, h. 62 2 Arief S. Sadiman. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, h. 2 3 Bambang Warsita, loc. cit. proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. 4 Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang semenjak lahir untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dari interaksinya dengan lingkungan. Belajar dapat terjadi dimanapun dan dengan cara apapun. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan memperoleh perubahan dalam dirinya dan akan memperoleh pengalaman baru dalam hidupnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara global, faktor-faktor yang yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni: 5 1 Faktor internal faktor dari dalam diri siswa, yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa 2 Faktor eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa 3 Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Faktor-faktor diatas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misal: seorang siswa yang berinteligensi tinggi faktor internal dan mendapat dorongan positif dari orang tua faktor eksternal, kemungkinan akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Dari pengaruh faktor-faktor tersebut dapat timbul siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan berprestasi rendah. Sebagai seorang guru, diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka. 4 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rieka Cipta, 2006, h.10 5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, 2010, h. 129

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan teknik talking chips terhadap hasil belajar kimia pada konsep ikatan kimia

4 42 172

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Game Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Momentum Dan Impuls (Kuasi Eksperimen Di Man 4 Jakarta)

0 9 291

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SWASTA PRAYATNA MEDAN.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 15 20

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAM ACHIEVEMENTS DIVISION) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 2 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CPBL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI HIDROKARBON.

1 3 24

PERBANDINGAN PENGGUNAAN POWER POINT DAN MEDIA PETA KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.

3 14 83

KEBERHASILAN SISWA SMA BELAJAR KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER DAN PETA KONSEP.

0 1 28