Pengertian Belajar Deskripsi Teoretis 1. Belajar

berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pejalaran, kedisiplinan, motifasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Ranah afektif ini dirinci oleh Krathwohl dkk., menjadi lima jenjag, yakni: 1 perhatianpenerimaan receiving, 2 tanggapan responding, 3 penilaianpenghargaan valuing, 4 pengorganisasian organization, 5 karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai characterization by a value or value complex. 8 3 Hasil Belajar Aplikatif Psikomotorik Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampua bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Simpson 1950 menyatakan bahwa hasil belajar psikomotorik ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemapuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotorik merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tanpak setelah siswa menunjukan prilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang tergantung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah keseluruhan efek dari proses belajar berupa perkembangan tingkah laku yang terjadi pada ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotorik. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar. Faktor-faktor intern meliputi sebagai berikut:

1. Faktor jasmani

Meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Kesehatan 8 Ibid., h. 19-20 adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah. Cacat tubuh adalah sesuatu yang nenyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat tubuh dapat berupa buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, dan patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal itu terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan yang khusus mengenai cacat tubuh. 9 2. Faktor psikologis Sekurang-kurangnya ada lima faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa, yaitu: tingkat kecerdasanintelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa . 10 a Intelegensi siswa Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikomotor untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan degan cara yag tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. b Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif yang berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap ibjel orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. 9 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, h. 54-55

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan teknik talking chips terhadap hasil belajar kimia pada konsep ikatan kimia

4 42 172

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Game Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Momentum Dan Impuls (Kuasi Eksperimen Di Man 4 Jakarta)

0 9 291

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SWASTA PRAYATNA MEDAN.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 15 20

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAM ACHIEVEMENTS DIVISION) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 2 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CPBL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI HIDROKARBON.

1 3 24

PERBANDINGAN PENGGUNAAN POWER POINT DAN MEDIA PETA KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.

3 14 83

KEBERHASILAN SISWA SMA BELAJAR KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER DAN PETA KONSEP.

0 1 28