Tujuan dan Manfaat Penelitian

2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan atau pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah diterapkan dalam kurikulum. 6 Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap: 1 Hasil Belajar Penguasaan Materi kognitif Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan content objectives berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mentalotak. Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh bloom dkk. dikategorikan lebih terinci secara hierarkis kedalam enam jenjang kemampuan, yakni hafalan ingatan C 1 , pemahaman C 2 , penerapan C 3 , analisis C 4 , sintesis C 5 , dan evaluasi C 6 . Jejang kemampuan yang lebih tinggi sifatya lebih kompleks, dan merupakan peningkatan dari jenjang kemampuan yang lebih rendah. 7 2 Hasil Belajar Proses NormatifAfektif Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam 6 Luqman Hakim, “Pengaruh Pembelajaran Promblem Based Instruction Disertai Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri Ngemplak Tahun Pelajaran 20112012”, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 3, No 2, Tahun 2012, h. 5 7 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 15 berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pejalaran, kedisiplinan, motifasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Ranah afektif ini dirinci oleh Krathwohl dkk., menjadi lima jenjag, yakni: 1 perhatianpenerimaan receiving, 2 tanggapan responding, 3 penilaianpenghargaan valuing, 4 pengorganisasian organization, 5 karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai characterization by a value or value complex. 8 3 Hasil Belajar Aplikatif Psikomotorik Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampua bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Simpson 1950 menyatakan bahwa hasil belajar psikomotorik ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemapuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotorik merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tanpak setelah siswa menunjukan prilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang tergantung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah keseluruhan efek dari proses belajar berupa perkembangan tingkah laku yang terjadi pada ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotorik. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar. Faktor-faktor intern meliputi sebagai berikut:

1. Faktor jasmani

Meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Kesehatan 8 Ibid., h. 19-20

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan teknik talking chips terhadap hasil belajar kimia pada konsep ikatan kimia

4 42 172

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Game Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Momentum Dan Impuls (Kuasi Eksperimen Di Man 4 Jakarta)

0 9 291

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SWASTA PRAYATNA MEDAN.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 15 20

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAM ACHIEVEMENTS DIVISION) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 2 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CPBL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI HIDROKARBON.

1 3 24

PERBANDINGAN PENGGUNAAN POWER POINT DAN MEDIA PETA KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.

3 14 83

KEBERHASILAN SISWA SMA BELAJAR KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER DAN PETA KONSEP.

0 1 28