101 Peningkatan permintaan akhir sebesar satu rupiah pada komoditi unggas
dan hasil-hasilnya, maka akan berdampak terhadap meningkatnya permintaan input pada sektor-sektor ekonomi lainnya. Sektor-sektor ekonomi tersebut antara
lain permintaan input dari komoditi unggas dan hasil-hasilnya itu sendiri meningkat sebesar 0.75163 rupiah, komoditi padi sebesar 0.05952 rupiah, sektor
perdagangan sebesar 0.05719 rupiah, sektor angkutan sebesar 0.02028 rupiah, dan komoditi umbi-umbian sebesar 0.00732 rupiah. Keterkaitan antarsektor ekonomi
menurut indeks daya penyebaran di Provinsi NTT dapat dilihat di Lampiran 19. Cara membaca indeks daya penyebaran sektor-sektor ekonomi lainnya sama
seperti di atas.
6.2.4. Derajat Kepekaan
Derajat kepekaan degree of sensivity menggambarkan besarnya peranan suatu sektor dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain dalam suatu
wilayah. Nilai derajat kepekaan menunjukkan banyaknya output yang digunakan oleh sektor lain yang berasal dari input sektor tersebut secara langsung maupun
tidak langsung sebagai akibat dari peningkatan satu satuan permintaan akhir. Nilai derajat kepekaan ini merupakan nilai keterkaitan output langsung dan tidak
langsung ke depan yang dibobot dengan jumlah sektor kemudian dibagi dengan total keterkaitan langsung dan tidak langsung semua sektor. Sektor yang
mempunyai derajat kepekaan tinggi atau lebih dari satu memberikan indikasi bahwa sektor lain mempunyai ketergantungan tinggi terhadap sektor tersebut atau
menunjukkan bahwa suatu sektor merupakan sektor strategis karena secara relatif sektor tersebut dapat memenuhi permintaan akhir sebanyak di atas kemampuan
102 rata-rata sektor lainnya. Hasil analisis indeks derajat kepekaan sektor-sektor
ekonomi di Provinsi NTT dapat dilihat di Lampiran 18. Tabel 16 menunjukkan indeks derajat kepekaan subsektorkomoditi
pertanian tahun 2009. Indeks derajat kepekaan tertinggi dimiliki oleh komoditi padi sebesar 1.53554. Berikut secara berurutan indeks daya penyebaran diikuti
oleh subsektor peternakan dan pemotongan hewan sebesar 1.41809, subsektor tanaman perkebunan sebesar 1.30907, subsektor tanaman bahan makanan sebesar
1.18638, dan subsektor unggas dan hasil-hasilnya sebesar 0.89021. Tabel 16.
Indeks Derajat Kepekaan SubsektorKomoditi Pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tahun 2009
Kode I-O SubsektorKomoditi
Indeks Daya Penyebaran
Peringkat 1
Padi 1.53554
4 2
Jagung 0.87776
13 3
Tanaman bahan makanan 1.18638
9 4
Umbi-umbian 0.86166
15 5
Jambu mete 0.73731
26 6
Kelapa 0.73035
28 7
Tanaman perkebunan 1.30907
7 8
Kopi 0.87817
12 9
Pertanian lainnya 0.72795
29 10
Peternakan dan pemotongan hewan 1.41809
5 11
Unggas dan hasil-hasilnya 0.89021
11 12
Kehutanan 0.75186
22 13
Perikanan 0.85006
17 Sumber:
Tabel Input Output Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2009 Diolah Kembali.
Komoditi padi memiliki indeks derajat kepekaan sebesar 1.53554. Angka ini dapat diartikan, bahwa apabila terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar
satu rupiah pada sektor-sektor lainnya, maka akan menyebabkan kenaikan output komoditi padi itu sendiri dan sektor-sektor ekonomi lainnya sebesar 1.53554
rupiah.
103 Peningkatan permintaan akhir sebesar satu rupiah pada komoditi padi,
maka akan berdampak terhadap peningkatan alokasi output dari komoditi padi tersebut kepada sektor-sektor ekonomi lainnya. Sektor-sektor ekonomi tersebut
antara lain alokasi output kepada komoditi padi itu sendiri meningkat sebesar 0.80290 rupiah, industri penggilingan padi-padian sebesar 0.55480 rupiah,
komoditi unggas dan hasil-hasilnya sebesar 0.05952 rupiah, subsektor peternakan dan pemotongan hewan sebesar 0.03990 rupiah, dan industri lain yang belum
digolongkan dimanapun sebesar 0.02450 rupiah. Keterkaitan antarsektor ekonomi menurut indeks derajat kepekaan di Provinsi NTT dapat dilihat di Lampiran 19.
Cara membaca indeks derajat kepekaan sektor-sektor ekonomi lainnya sama seperti di atas.
Dari hasil analisis derajat kepekaan pada Tabel 16 menunjukkan bahwa komoditi padi, subsektor peternakan dan pemotongan hewan, subsektor tanaman
perkebunan, dan subsektor bahan makanan di Provinsi NTT mempunyai peranan besar dalam mendorong pertumbuhan output sektor hilirnya atau sektor-sektor
ekonomi lainnya mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap subsektor atau komoditi tersebut.
Tabel 15 menunjukkan bahwa tidak ada sektor atau komoditi pertanian yang berbasis domestik dari sisi input karena memiliki indeks daya penyebaran
lebih kecil dari satu atau di bawah rata-rata. Sedangkan dari sisi output pada Tabel 16, sektor atau komoditi pertanian yang berorientasi domestik adalah
komoditi padi, subsektor peternakan dan pemotongan hewan, subsektor tanaman perkebunan, dan subsektor tanaman bahan makanan karena memiliki indeks
derajat kepekaan di atas satu atau di atas rata-rata.