Analisis Daya Penyebaran Analisis Derajat Kepekaan
57 Tabel 2. Rumus Perhitungan Multiplier Effect Menurut Tipe Dampak
Tipe Dampak Multiplier
Output Pendapatan
Tenaga Kerja
Dampak Awal 1
h
i
e
i
Dampak Putaran Pertama ∑
i
a
ij
∑
i
a
ij
h
i
∑
i
a
ij
e
i
Dampak Dukungan Industri ∑
i
α
ij
- 1 - ∑
i
a
ij
∑
i
α
ij
h
i
- h
j
- ∑
i
a
ij
h
i
∑
i
α
ij
e
i
- e
j
- ∑
i
a
ij
e
i
Dampak Induksi Konsumsi ∑
i
α
ij
- ∑
i
α
ij
∑
i
α
ij
h
i
- ∑
i
α
ij
h
i
∑
i
α
ij
e
i
- ∑
i
α
ij
e
i
Dampak Total ∑
i
α
ij
∑
i
α
ij
h
i
∑
i
α
ij
e
i
Dampak Lanjutan ∑
i
α
ij
- 1 ∑
i
α
ij
h
I
- h
j
∑
i
α
ij
e
i
- e
j
Sumber: Jensen and West 1986. dimana:
a
ij
: Koefisien input antara
h
i
: Koefisien pendapatan rumahtangga
e
i
: Koefisien tenaga kerja
α
ij
: Matriks kebalikan Leontief model terbuka
α
ij
: Matriks kebalikan Leontief model tertutup
Dari hasil analisis akan diketahui besarnya multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja beserta tipe dampaknya dari sektor-sektor ekonomi di Provinsi
NTT. Analisis tipe dampak tersebut meliputi: 1. Dampak awal merupakan stimulus perekonomian yang diasumsikan besarnya
perubahan satuan peubah di setiap produksi ekonomi apabila terjadi perubahan dalam permintaan akhir sebesar satu unit satuan moneter.
2. Dampak putaran pertama atau dampak langsung menunjukkan besarnya dampak langsung dari pembelian input yang dibutuhkan suatu sektor dari
sektor lain untuk meningkatkan produksinya sebesar satu satuan moneter atau apabila terjadi peningkatan satu satuan moneter permintaan akhir dari suatu
sektor produksi, maka sektor produksi tersebut akan meningkatkan output, pendapatan, dan tenaga kerja secara langsung.
58 3. Dampak dukungan industri atau dampak tidak langsung merupakan besarnya
dampak tidak langsung dari pembelian input yang dibutuhkan suatu sektor dari sektor lain untuk meningkatkan produksinya sebesar satu satuan moneter
atau apabila terjadi peningkatan satu satuan moneter permintaan akhir dari suatu sektor produksi, maka sektor produksi tersebut akan meningkatkan
output, pendapatan, dan tenaga kerja secara tidak langsung. 4. Dampak induksi konsumsi menunjukkan besarnya pengaruh pengeluaran
rumahtangga terhadap perekonomian wilayah atau penerimaan rumahtangga sebagai pembayaran upah tenaga kerja dalam memproduksi tambahan output
dari suatu sektor produksi atau apabila terjadi peningkatan pengeluaran rumahtangga sebesar satu satuan moneter, maka akan terjadi peningkatan
terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja . 5. Dampak total merupakan penjumlahan dari dampak awal, putaran pertama,
dukungan industri, dan induksi konsumsi atau apabila terjadi perubahan satu satuan moneter dari suatu sektor produksi, maka akan berpengaruh secara
agregat terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja. 6. Dampak lanjutan merupakan dampak bersih yang diperoleh dari pengurangan
dampak total dengan dampak awal. Angka pengganda tipe I diperoleh dengan tidak memperhitungkan dampak
konsumsi rumahtangga. Sedangkan angka pengganda tipe II diperoleh dengan memperhitungkan dampak konsumsi rumahtangga yang masuk dalam model.
Oleh karena itu, nilai angka pengganda tipe II yang akan diperoleh selalu lebih besar dibandingkan dengan angka pengganda tipe I. Hasil analisis angka
pengganda tipe I menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan satu satuan
59 moneter permintaan akhir dari suatu sektor produksi, maka akan meningkatkan
output, pendapatan, dan tenaga kerja. Sedangkan hasil analisis angka pengganda tipe II menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan satu satuan moneter
pengeluaran rumahtangga, maka akan meningkatkan output, pendapatan, dan tenaga kerja. Rumus angka pengganda tipe I dan tipe II sebagai berikut:
Dampak Awal + Dampak Putaran Pertama + Dampak Dukungan Industri
Tipe I =
Dampak Awal
Dampak Awal + Dampak P. Pertama + Dampak D. Industri + Dampak I. Konsumsi
Tipe II =
Dampak Awal
4.3.5. Simulasi Dampak Perubahan Permintaan Akhir di Sektor Pertanian terhadap Output, Pendapatan Rumahtangga, dan Penyerapan Tenaga
Kerja di Provinsi NTT Permintaan akhir terdiri dari komponen-komponen pengeluaran konsumsi
rumahtangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, dan pembentukan modal tetap bruto serta perubahan stok dan ekspor. Dalam penelitian ini dilakukan simulasi
perubahan permintaan akhir di sektor pertanian yang memiliki daya penyebaran dan derajat kepekaan tinggi. Sektor yang memiliki daya penyebaran tinggi
menunjukkan bahwa sektor tersebut mempunyai peranan yang besar dalam menarik pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Sedangkan sektor yang memiliki
derajat kepekaan tinggi menunjukkan bahwa sektor tersebut mempunyai peranan yang besar dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor lainnya.
Perhitungan yang digunakan untuk mengetahui dampak perubahan permintaan akhir terhadap output, pendapatan rumahtangga, dan penyerapan
tenaga kerja di Provinsi NTT sebagai berikut:
60 1. Dampak permintaan akhir terhadap output
X = [I – A]
-1
F .……………...…………………………………... 21 dimana:
X :
Matriks output sektoral I
: Matriks identitas
A :
Matriks koefisien input antara [I – A]
-1
: Matriks penggandamatriks kebalikan
F :
Matriks permintaan akhir 2. Dampak permintaan akhir terhadap pendapatan rumahtangga
I = ν[I – A]
-1
F ..………...…………………………….......…….. 22 dimana:
I :
Matriks pendapatan ν
: Matriks koefisien pendapatan
3. Dampak permintaan akhir terhadap penyerapan tenaga kerja L =
γ[I – A]
-1
F .………………………………………………… 23 dimana:
L :
Matriks penyerapan tenaga kerja γ : Matriks koefisien tenaga kerja
61