Keadaan Iklim DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

64 Data BPS Provinsi NTT tahun 2009, diperoleh gambaran bahwa dari 3 121 422 penduduk NTT yang berusia 15 tahun ke atas 72.09 persen diantaranya merupakan angkatan kerja. Angkatan kerja yang melakukan aktifitas bekerja sebanyak 69.22 persen dan sisanya 2.86 persen aktif mencari pekerjaan. Untuk penduduk yang bekerja sebanyak 2 160 733 orang pada tahun 2009, ternyata 751 996 orang 34.80 persen diantaranya sebagai tenaga kerja tidak dibayar. Pekerja tidak dibayar ini sebanyak 503 370 orang 66.94 persen diantaranya perempuan. Apabila diamati menurut lapangan pekerjaan utamanya, 69.15 persen bekerja di sektor pertanian, 9.48 persen di sektor kemasyarakatan, 6.90 di sektor perdagangan dan rumah makan, 6.23 di sektor industri pengolahan. Bekerja di sektor bangunan serta sektor angkutan, pergudangan, dan komunikasi masing- masing sekitar 2-5 persen, sementara untuk sektor-sektor lainnya kurang dari dua persen. Persentase pendidikan pekerja penduduk Provinsi NTT tahun 2009 sekitar 69.14 persen adalah tidakbelum pernah sekolah dan tidakbelum tamat Sekolah Dasar dan hanya 13.55 persen hanya tamat Sekolah Dasar. Dengan demikian, persentase angka tenaga kerja di Provinsi NTT 82.69 persen hanya berpendidikan Sekolah Dasar ke bawah, angkatan kerja dengan pendidikan Sekolah Menengah Pertama sekitar 8.83 persen, Sekolah Menengah Tingkat Atas sekitar 4.18 persen, dan sisanya 4.31 persen berpendidikan diplomauniversitas ke atas BPS Provinsi NTT, 2010. Berkaitan dengan kondisi kependudukan, ada tujuh isu utama yang ada di Provinsi NTT, yaitu berkaitan dengan kemiskinan dan kesetaraan, perempuan dan anak perempuan, penduduk remaja, kesehatan reproduksi, lingkungan, 65 agingpenuaan usia, dan urbanisasi. Tingkat pertumbuhan penduduk di Provinsi NTT yang tergolong cepat patut menjadi bahan refleksi bagi pemerintah dan masyarakat agar berupaya menekan tingkat pertumbuhan tersebut. Jumlah penduduk usia muda yang besar merupakan beban pembangunan baik bagi keluarga maupun pemerintah sebagai akibat dari tingginya angka ketergantungan. Masih terdapat banyak angkatan kerja yang belum terserap oleh lapangan kerja, karena masih terbatasnya kesempatan kerja dan kualitas sumberdaya manusia. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan dan derajat kesehatan penduduknya yang masih relatif rendah. Jumlah penduduk miskin di provinsi ini juga masih cukup tinggi. Penduduk perempuan dan anak perempuan masih merupakan kelompok marginal, baik berkenaan dengan peningkatan kualitas diri pendidikan, kesehatan, sosial budaya, ekonomi, dan politik maupun dengan hak-hak yang harus diperolehnya. Belum lagi kebutuhan akan rumah hunian oleh keluarga yang terus saja meningkat sebagai dampak dari bertambahnya jumlah penduduk dan keluarga. Menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas perlu dimulai dari usia dini secara terintegrasi. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan investasi jangka panjang sumberdaya manusia melalui pengembangan pendidikan anak usia dini melalui pendidikan formal maupun informal. Selain itu, juga perlu dilakukan advokasi kepada masyarakat tentang pentingnya menahan laju pertumbuhan penduduk, karena akan berpengaruh kepada tingkat kesejahteraan masyarakat NTT. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang terbilang tinggi saat ini, maka penataan kelembagaan sudah saatnya untuk ditata ulang. Apabila sudah ditata