26 penyerapan tenaga kerja pro employment dan meningkatkan pendapatan
golongan rumahtangga yang berpendapatan rendah sehingga memperbaiki distribusi pendapatan.
Purnamadewi et al. 2009 melakukan studi tentang dampak investasi sektor pertanian terhadap disparitas ekonomi antar wilayah Indonesia. Penelitian
menggunakan data I-O dan SNSE Indonesia tahun 2003 serta Transaksi Tabel I-O Inter-regional IRIO tahun 2005. Untuk mengukur dampak investasi digunakan
alat analisis Computable General Equilibrium Model CGE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi investasi di sektor pertanian, industri berbasis
pertanian dan infrastruktur memberikan dampak terbaik dalam hal peningkatan upah sektoral, peningkatan dan pendistribusian pendapatan rumahtangga, serta
penurunan disparitas antar wilayah. Oleh karena itu, strategi pembangunan dengan memprioritaskan alokasi investasi terhadap sektor pertanian, agroindustri, dan
infrastruktur akan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan baik antar wilayah maupun antar rumahtangga.
Novita et al. 2009 melakukan penelitian tentang dampak investasi sektor pertanian terhadap perekonomian Sumatera Utara dengan pendekatan analisis I-O.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak investasi sektor pertanian mampu membentuk 1.35 kali lipat dari investasi yang ada dengan pembentukan output
terbesar dialami oleh sektor unggas dan peternakan lainnya. Selanjutnya, investasi sektor pertanian mampu meningkatkan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.
27
III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
3.1. Kerangka Pemikiran
Kebutuhan untuk menggunakan I-O Regional dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi NTT semakin terasa penting jika dikaitkan dengan
pelaksanaan otonomi daerah saat ini. Salah satu ciri utama otonomi daerah, sebagaimana tersirat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 adalah daerah
otonom memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola, dan menggunakannya sendiri untuk pembiayaan
pembangunan daerah. Permasalahan dapat muncul ketika Pemerintah Daerah Provinsi NTT mulai merencanakan anggaran pembangunan sektoral, yaitu
bagaimana mengalokasikan anggaran pembangunan yang sesuai dengan potensi yang ada terutama bila dikaitkan dengan dengan efek sebar diffusion effect yang
diberikan oleh suatu sektor ekonomi. Pengetahuan mengenai berapa besar efek sebar yang dapat diberikan oleh suatu sektor ekonomi, akan menentukan hasil
yang diterima dari penyaluran dana pembangunan sektoral tersebut. Meskipun dilihat dari kontribusinya terhadap perekonomian wilayah
sangat besar, bukan berarti suatu sektor mampu memberi efek sebar yang besar juga dalam perekonomian wilayah. Dampak pembangunan suatu sektor ekonomi
tidak bisa dilihat sebatas pada kemampuannya menciptakan PDRB semata, namun yang lebih penting adalah bagaimana pembangunan sektor tersebut dapat
memberikan efek lanjut kepada aktifitas pembangunan sektor lain. Dalam hal ini bukan hanya keterkaitan langsung saja yang harus diperhatikan, namun juga
termasuk pengaruh tidak langsung.
28
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dampak Langsung dan Tidak Langsung
dalam Perekonomian
Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB
Dampak Langsung dalam Perekonomian
Pendekatan Model I-O
1. Struktur Permintaan dan Penawaran 2. Struktur Output
3. Struktur Nilai Tambah Bruto 4. Struktur Permintaan Akhir
5. Keterkaitan ke Belakang dan Keterkaitan ke Depan 6. Indeks Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan
7. Dampak Pengganda Multiplier Effect
Kebijakan Pengembangan Sektor Unggulan Potensi Sektor Pertanian di NTT
Peranan dan Keterkaitan Sektor Pertanian dengan Sektor Lainnya
Sektor Unggulan Sektor Unggulan
29
3.2. Kerangka Teori 3.2.1. Analisis Input-Output
3.2.1.1. Model Input-Output
Keterpaduan program ekonomi yang kuat, menyeluruh, dan berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan pembangunan ekonomi. Secara ideal, output dari
suatu sektor produksi bisa menjadi output bagi sektor-sektor lain. Pembangunan yang besifat ego-sektor diduga dapat merugikan kepentingan di sektor lain. Dalam
perekonomian yang lebih luas, hubungan antar kegiatan ekonomi menunjukkan keterkaitan yang semakin kuat dan dinamis. Bahkan jenis-jenis kegiatan baru
bermunculan untuk mengisi kekosongan mata rantai kegiatan yang semakin panjang dan kait-mengkait. Kemajuan suatu sektor tidak mungkin tercapai tanpa
dukungan sektor-sektor lain BPS, 1999. Salah satu model yang dapat memaparkan bagaimana interaksi antar
pelaku ekonomi terjadi adalah Model I-O yang pertama kali diperkenalkan oleh Wassily Leontief pada tahun 1930-an. Menurut Leontief, analisis I-O merupakan
suatu metode yang secara sistematis mengukur hubungan timbal balik diantara beberapa sektor dalam sistem ekonomi yang kompleks. Sistem ekonomi yang
dimaksud adalah sistem ekonomi yang mencakup suatu bangsa atau dunia. Selanjutnya Leontief juga memfokuskan perhatian terhadap hubungan antarsektor
dalam suatu wilayah Nazara, 2005. Adapun konsep dasar Model I-O Leontif sebagai berikut: 1 struktur
perekonomian tersusun dari berbagai sektor industri yang saling terkait melalui transaksi jual beli, 2 output suatu sektor dijual kepada sektor lainnya untuk
memenuhi permintaan akhir rumahtangga, pemerintah, pembentukan modal, dan