29
3.2. Kerangka Teori 3.2.1. Analisis Input-Output
3.2.1.1. Model Input-Output
Keterpaduan program ekonomi yang kuat, menyeluruh, dan berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan pembangunan ekonomi. Secara ideal, output dari
suatu sektor produksi bisa menjadi output bagi sektor-sektor lain. Pembangunan yang besifat ego-sektor diduga dapat merugikan kepentingan di sektor lain. Dalam
perekonomian yang lebih luas, hubungan antar kegiatan ekonomi menunjukkan keterkaitan yang semakin kuat dan dinamis. Bahkan jenis-jenis kegiatan baru
bermunculan untuk mengisi kekosongan mata rantai kegiatan yang semakin panjang dan kait-mengkait. Kemajuan suatu sektor tidak mungkin tercapai tanpa
dukungan sektor-sektor lain BPS, 1999. Salah satu model yang dapat memaparkan bagaimana interaksi antar
pelaku ekonomi terjadi adalah Model I-O yang pertama kali diperkenalkan oleh Wassily Leontief pada tahun 1930-an. Menurut Leontief, analisis I-O merupakan
suatu metode yang secara sistematis mengukur hubungan timbal balik diantara beberapa sektor dalam sistem ekonomi yang kompleks. Sistem ekonomi yang
dimaksud adalah sistem ekonomi yang mencakup suatu bangsa atau dunia. Selanjutnya Leontief juga memfokuskan perhatian terhadap hubungan antarsektor
dalam suatu wilayah Nazara, 2005. Adapun konsep dasar Model I-O Leontif sebagai berikut: 1 struktur
perekonomian tersusun dari berbagai sektor industri yang saling terkait melalui transaksi jual beli, 2 output suatu sektor dijual kepada sektor lainnya untuk
memenuhi permintaan akhir rumahtangga, pemerintah, pembentukan modal, dan
30 ekspor, 3 input suatu sektor dibeli dari sektor-sektor lainnya, rumahtangga
dalam bentuk jasa dan tenaga kerja, pemerintah dalam bentuk pajak tidak langsung, penyusutan, surplus usaha, dan impor, 4 hubungan input-output
bersifat linear, 5 dalam suatu kurun waktu analisis, biasanya satu tahun, total input sama dengan total output, dan 6 suatu sektor terdiri dari satu atau beberapa
perusahaan. Suatu sektor hanya menghasilkan suatu output dan output tersebut dihasilkan oleh suatu teknologi.
Data yang disajikan dalam Tabel I-O mempunyai kegunaan antara lain BPS, 1999:
1. Memperkirakan dampak dari permintaan akhir dan perubahannya terhadap berbagai output sektor produksi, nilai tambah, permintaan, pajak, kebutuhan
tenaga kerja, dan sebagainya. 2. Memproyeksi variabel-variabel ekonomi makro.
3. Mengamati komposisi penyediaan dan penggunaan barang atau jasa sehingga mempermudah analisis tentang kebutuhan impor dan kemungkinan
subsitusinya. 4. Menganalisis perubahan harga, dimana perubahan biaya input mempengaruhi
baik langsung maupun tidak langsung perubahan harga output. 5. Memberi petunjuk mengenai sektor-sektor yang mempunyai pengaruh terkuat
terhadap pertumbuhan ekonomi serta sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan perekonomian nasional.
6. Menilai tingkat keserasian data statistik serta kelemahan-kelemahannya, sehingga dapat digunakan sebagai landasan perbaikan, penyempurnaan, dan
pengembangan statistik lebih lanjut.
31 Di banyak negara khususnya di Indonesia, penggunaan Tabel I-O masih
terbatas pada Tabel I-O statik. Sebagaimana diketahui bahwa analisis dalam model statik menggunakan koefisien teknis yang merupakan ukuran arus barang
yang dibutuhkan untuk produksi berjalan current production dalam suatu periode tertentu. Tetapi pada kenyataannya kegiatan produksi suatu sektor juga
dipengaruhi oleh beberapa input barang, khususnya barang modal yang digunakan sebagai penunjang terlaksananya proses produksi pada tahun yang bersangkutan,
misalnya bangunan, mesin, dan peralatan lainnya. Dengan kata lain, dalam melaksanakan kegiatan produksinya suatu sektor mempunyai stok barang modal
atau stok kapital yang juga sangat dibutuhkan untuk menunjang keperluan produksinya. Di dalam model statik, barang tersebut merupakan variabel eksogen
yang dianggap tidak berpengaruh terhadap jalannya proses produksi.
3.2.1.2. Asumsi-asumsi dan Keterbatasan dalam Analisis Input-Output
Dalam menyusun suatu Model I-O yang bersifat terbuka dan statis, transaksi-transaksi yang digunakan dalam penyusunan Tabel I-O harus memenuhi
tiga asumsi dasar, yaitu: 1 asumsi homogenitas, artinya suatu komoditas hanya dihasilkan secara tunggal oleh suatu sektor dengan susunan yang tunggal dan
tidak ada substitusi output diantara berbagai sektor, 2 asumsi proporsionalitas, yaitu dalam proses produksi hubungan antara input dengan output merupakan
fungsi linier. Artinya tiap input yang diserap oleh sektor tertentu naik atau turun sebanding dengan kenaikan atau penurunan output sektor tersebut, dan 3 asumsi
aditivitas ialah suatu prinsip dimana efek total dari pelaksanaan produksi