Strategi dan Prioritas Pengembangan Sektor Pertanian
130 2. Dinas Peternakan perlu mengusahakan suatu program breeding yang terencana
dan berkelanjutan dengan cara antara lain, menyebarkan ternak bibit bermutu genetik bagus, penggunaan teknologi reproduksi, dan diikuti oleh upaya
peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka penguasaan teknologi tersebut.
3. Peningkatan skala usaha perlu dilakukan di tingkat peternak, di tingkat kelompok tani peternak dan di tingkat gabungan kelompok tani atau koperasi.
Hal ini akan mendorong berkembangnya kawasan sentra pembibitan ternak unggulan.
4. Pemerintah perlu memfasilitasi sarana dan prasarana pemasaran sebagai upaya peningkatan daya saing dan nilai tambah yang lebih besar.
Wilayah perairan Provinsi NTT merupakan kekayaan yang belum digali secara optimal untuk dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat
daerah ini. Wilayah laut nyatanya masih menjadi hiasan dan kebanggaan semata bagi warga NTT. Padahal bila kekayaan laut ini dikelola secara baik, maka dapat
memberikan kontribusi untuk kemajuan ekonomi NTT. Wilayah perairan laut Propinsi NTT mencapai luas sekitar 200 000 km
2
di luar Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia dan memiliki potensi perikanan cukup besar, yaitu potensi lestari
mencapai 240.000 ton ikan per tahun dan pengusahaannya baru mencapai 25.88 persen BPS NTT, 2010.
Potensi perikanan dan kelautan lain yang merupakan komoditi andalan Provinsi NTT, yaitu: 1 mutiara meliputi Kabupaten Manggarai, Manggarai
Barat, Larantuka, Lambata, Sikka, Alor, Sumba Timur, Sumba Barat, dan Kupang, 2 rumput laut meliputi Kabupaten Kupang, Rote Ndao, perairan Utara
131 Daratan Flores dan Kabupaten Sumba Barat, 3 potensi perikanan lainnya seperti
ikan tuna, cakalang, kerapu, dan teripang masih cukup besar dan tersebar di seluruh perairan di Provinsi NTT, dan 4 Potensi ikan hias juga terdapat
di Kabupaten Kupang, Alor, Rote Ndao, Ende, Manggarai dan Manggarai Barat. Upaya Pemerintah Provinsi NTT untuk menjadikan NTT sebagai provinsi
kepulauan dengan mengandalkan laut untuk kemajuan ekonomi masih
menghadapi beberapa kendala antara lain, rendahnya produktivitas nelayan dan pembudidaya karena sebagian besar nelayan dan pembudidaya adalah nelayan
tradisional, ketimpangan tingkat pemanfaatan kawasan, terjadinya kerusakan lingkungan ekosistem. Berikut, rendahnya kemampuan penanganan dan
pengolahan hasil perikanan, pemasaran produk perikanan yang masih lemah, dan terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia.
Dalam perencanaan pembangunan Provinsi NTT dibutuhkan keseriusan untuk meletakkan laut dalam paradigma lahan bisnis. Oleh karena, strategi
pengembangan subsektor perikanan dapat diarahkan pada beberapa hal berikut: 1 memanfaatkan sumberdaya kelautan secara optimal dan berkelanjutan, 2
meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan, 3 merehabilitasi ekosistem habitat pesisir dan laut, 4 penerapan iptek dan manajemen profesional
pada setiap mata rantai, 5 membantu dukungan modal, 6 memberdayakan sosial ekonomi masyarakat perikanan dan kelautan, 7 mengembangkan dan
memperkuat jaringan ekonomi, dan 8 meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Jika semua hal tersebut dipadukan dengan baik, maka subsektor
perikanan dapat menjadi salah satu sumber penghasilan terbesar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT.
132 Permasalahan dan tantangan dalam rangka upaya peningkatan produksi
komoditi tanaman pangan dalam pembangunan pertanian pada umumnya di masa mendatang semakin kompleks. Permasalahan dan tantangan internal yang
dihadapi antara lain masih rendahnya produktivitas. Produktivitas rata-rata padi di Provinsi NTT pada tahun 2009 sekitar 3.18 ton per hektar dibanding
produktivitas rata-rata nasional sebesar 5.15 ton per hektar. Sedangkan jagung produktivitas rata-rata di NTT sekitar 2.55 ton per hektar dibanding produktivitas
rata-rata jagung nasional sebesar 4.25 ton per hektar BPS Provinsi NTT, 2010. Kondisi ini disebabkan antara lain oleh rendahnya penggunaan benih unggul
bersertifikat di tingkat petani, masih rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh para petani, perubahan iklim yang tidak menentu, belum
mantapnya kelembagaan sarana dan prasarana serta masih lemahnya akses petani terhadap sumber permodalan.
Strategi pengembangan tanaman pangan dapat diarahkan pada beberapa hal berikut: 1 pembenahan infrastruktur irigasi. 2 pembenahan kepemilikan
lahan usaha tani pada lahan lama dan pembukaan lahan baru, 3 optimalisasi pemanfaatan lahan kering, 4 melakukan kajian pengembangan komoditas
tanaman pangan, 5 mengembangkan penangkar benih sebagai upaya penyediaan benih berlabel atau bersertifikat, 6 meningkatkan mutu dan kualitas produksi
melalui penerapan teknologi pasca panen yang tepat, 7 pemberian bantuan sarana produksi, dan 8 peningkatan kualitas sumberdaya petani melalui diklat-
diklat teknis pertanian. Prinsip utama dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan produksi dan produktivitas adalah penguatan sistem koordinasi dan keterpaduan
antara seluruh stakeholder yang berperan pada usahatani tanaman pangan.
133