Model Pertumbuhan Ekonomi Regional

19 pasar. Ketimpangan pembangunan regional hanya akan dapat dikurangi melalui program pemerintah. Apabila hanya diserahkan pada mekanisme pasar, maka ketimpangan regional akan terus meningkat seiring dengan peningkatan proses pembangunan. Strategi campur tangan pemerintah dimaksud untuk memperkecil ketidakmerataan ekonomi antar wilayah Adisasmita, 2005. 2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu 2.4.1. Peranan Sektor Pertanian dalam Perekonomian Block dan Timmer 1994 menyatakan bahwa peningkatan pendapatan sektor pertanian di Kenya akan memberikan dampak pengganda multiplier effect sebesar hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan dampak pengganda yang ditimbulkan oleh sektor nonpertanian. Peningkatan US 1 pendapatan sektor pertanian akan berdampak naiknya pendapatan sektor nonpertanian sebesar US 0.63, sedangkan peningkatan US 1 pendapatan sektor nonpertanian akan berdampak naiknya pendapatan sektor ekonomi lainnya hanya sebesar US 0.23. Degaldo et al. 1998 menyatakan bahwa meningkatnya pendapatan di sektor pertanian karena peningkatan produksi akan berdampak terhadap perekonomian lokal. Peningkatan pendapatan sektor pertanian tersebut digunakan untuk membeli barang dan jasa lokal sehingga akan tercipta spin-off effect. Spin- off effect dari aktifitas lokal karena peningkatan pendapatan sektor pertanian disebut Agricultural Growth Linkages. Rachman 1993 melakukan penelitian tentang analisis keterkaitan antarsektor dalam perekonomian Wilayah Jawa Barat dengan pendekatan I-O. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor tanaman bahan makanan memiliki 20 tingkat keterkaitan ke belakang yang relatif tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sektor tersebut cenderung lebih banyak memanfaatkan output sektor ekonomi lainnya sebagai bahan baku. Secara umum, sektor pertanian memiliki pengganda pendapatan yang tergolong rendah. Sebaliknya ditinjau dari pengganda tenaga kerja, sektor pertanian masih tergolong tinggi dalam penyediaan kesempatan kerja. Bautista 2001 melakukan penelitian tentang pembangunan berbasis pertanian dengan pendekatan SAM Social Accounting Matrix di Vietnam Pusat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembangunan berbasis pertanian akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja serta penyebaran industri di derah pusat. Saragih 2003 melakukan penelitian tentang peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan data I-O tahun 2000 menunjukkan bahwa sektor pertanian yang menghasilkan output dan nilai tambah terbesar, yaitu sektor kelapa sawit, padi, perikanan, pengeringan dan lain-lain, sayur-sayuran, dan karet. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara. Sektor pertanian dan sektor ekonomi lainnya memiliki nilai keterkaitan yang relatif tinggi. Studi yang dilakukan oleh Herliana 2004 tentang peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dengan menggunakan analisis Dekomposisi Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE untuk mengkaji kontribusi sektor pertanian dan Dekomposisi Pengganda untuk mengkaji dampak pembangunan di sektor pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 21 pembangunan sektor pertanian akan memberikan dampak yang lebih besar dalam mendorong produktivitas dan penciptaan kapital terhadap perekonomian Indonesia karena pembangunan sektor pertanian memberikan dampak paling besar terhadap gross output dan value added dan sektor pertanian memiliki keterkaitan yang paling tinggi dengan peningkatan produksi di sektor-sektor kegiatan produksi lainnya serta sektor pertanian mempunyai pengaruh paling besar terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, khususnya yang berada di daerah perdesaan. Suhendra 2005 melakukan penelitian tentang peranan sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan menggunakan data I-O Indonesia tahun 2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi nasional masih cukup besar. Sumbangan sektor pertanian bagi Produk Domestik Bruto PDB, penyediaan lapangan pekerjaan, dan total penawaran output adalah berturut-turut sebesar 17 persen, 46.15 persen, dan 36.02 persen bagi total output. Disamping itu, sektor pertanian juga mampu memberikan nilai tambah produksi sebesar 18.04 persen. Hotman 2006 melakukan penelitian tentang peranan sektor tanaman bahan makanan dalam pembangunan ekonomi Provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan Tabel I-O tahun 2000 dan 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi sektor tanaman bahan makanan terhadap output dan penyerapan tenaga kerja cukup besar dibandingkan sektor lainnya. Hasil analisis keterkaitan menunjukkan bahwa sektor bahan makanan memiliki peranan yang kecil dalam mendorong dan menarik pertumbuhan sektor perekonomian. Demikian juga dengan hasil analisis dampak menunjukkan bahwa sektor tanaman bahan makanan