Penduduk dan Ketenagakerjaan DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

65 agingpenuaan usia, dan urbanisasi. Tingkat pertumbuhan penduduk di Provinsi NTT yang tergolong cepat patut menjadi bahan refleksi bagi pemerintah dan masyarakat agar berupaya menekan tingkat pertumbuhan tersebut. Jumlah penduduk usia muda yang besar merupakan beban pembangunan baik bagi keluarga maupun pemerintah sebagai akibat dari tingginya angka ketergantungan. Masih terdapat banyak angkatan kerja yang belum terserap oleh lapangan kerja, karena masih terbatasnya kesempatan kerja dan kualitas sumberdaya manusia. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan dan derajat kesehatan penduduknya yang masih relatif rendah. Jumlah penduduk miskin di provinsi ini juga masih cukup tinggi. Penduduk perempuan dan anak perempuan masih merupakan kelompok marginal, baik berkenaan dengan peningkatan kualitas diri pendidikan, kesehatan, sosial budaya, ekonomi, dan politik maupun dengan hak-hak yang harus diperolehnya. Belum lagi kebutuhan akan rumah hunian oleh keluarga yang terus saja meningkat sebagai dampak dari bertambahnya jumlah penduduk dan keluarga. Menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas perlu dimulai dari usia dini secara terintegrasi. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan investasi jangka panjang sumberdaya manusia melalui pengembangan pendidikan anak usia dini melalui pendidikan formal maupun informal. Selain itu, juga perlu dilakukan advokasi kepada masyarakat tentang pentingnya menahan laju pertumbuhan penduduk, karena akan berpengaruh kepada tingkat kesejahteraan masyarakat NTT. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang terbilang tinggi saat ini, maka penataan kelembagaan sudah saatnya untuk ditata ulang. Apabila sudah ditata 66 dengan baik, maka diharapkan upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk akan lebih terarah.

5.4. Pertanian

Pembangunan Ekonomi merupakan salah satu prioritas pembangunan yang dilaksanakan di Provinsi NTT. Adapun arah pembangunan ekonomi Provinsi NTT adalah peningkatan percepatan perubahan struktur melalui penguatan kelembagaan dan pelaku ekonomi, mendorong peningkatan investasi swasta, skala rumahtangga industri kecil dan menengah yang dipayungi oleh investasi besar pada sektor ekonomi unggulan seperti pariwisata, perikanan dan kelautan, peternakan, dan perkebunan. Sedangkan tujuan ekonomi yang hendak dicapai adalah meningkatkan kapasitas pelaku dan kelembagaan ekonomi berbasis rumahtangga, usaha kecil, dan menengah sehingga mampu menjalin kemitraan fungsional dengan pelaku dan kelembagaan ekonomi skala besar dalam rangka memperbesar nilai tambah produk pertanian, perluasan kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Jika melihat struktur PDRB Provinsi NTT secara sektoral, kondisinya relatif belum berubah. Sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan dalam menggerakkan perekonomian. Khusus subsektor tanaman pangan dan subsektor peternakan. Namun demikian, akselerasi kinerja sektor pertanian cenderung belum optimal. Kondisi pertanian di Provinsi NTT masih sangat bergantung pada curah hujan mengakibatkan perkembangan sektor pertanian berjalan relatif lambat. Selain itu, tingkat fertilitas lahan pertanian di Provinsi NTT umumnya masih tergolong marginal. Kemampuan sumberdaya manusia khususnya petani dalam mengelola sektor pertanian juga masih relatif belum berkembang. Sebagian 67 dari petani masih menggunakan sistem tradisional dalam menjalankan usaha tani, seperti pengolahan lahan dengan sistem tebas bakar, masih menggunakan bibit lokal, dan umumnya jarang atau bahkan tidak menggunakan pupuk atau pestisida. Sektor jasa dan perdagangan sebagai sektor sekunder dan tersier, mengalami perkembangan yang relatif lebih baik dibandingkan sektor pertanian. Pertumbuhan kedua sektor tersebut dalam beberapa periode terakhir relatif lebih tinggi. Hal ini tercermin dari kontribusi sektor jasa dan perdagangan terhadap PDRB yang cenderung meningkat. Tingkat konsumsi masyarakat yang relatif tinggi membuat kedua sektor ini berkembang cukup baik. Dari sisi pendanaan sektor jasa dan perdagangan memiliki kemampuan yang tidak sebanding padat modal dengan kapasitas sektor pertanian yang merupakan usaha padat karya. Pergerakkan struktur perekonomian Provinsi NTT relatif berkorelasi dengan komposisi sisi ketenagakerjaannya. Perkembangan sektor pertanian yang belum optimal, tercermin dari kemampuannya yang relatif menurun dalam melakukan penyerapan tenaga kerja. Sedangkan tenaga kerja sektor sekunder dan tersier dengan dukungan dana yang lebih kuat mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja dengan lebih cepat. Dengan kondisi tersebut, peran pemerintah daerah untuk mendorong kinerja sektor ekonomi unggulan di masing-masing daerah menjadi salah satu kunci keberhasilan yang utama. Melalui program yang strategis, didukung dengan alokasi anggaran yang memadai, rencana pembangunan pemerintah daerah diarahkan pada sasaran yang lebih fokus. Melalui perluasan lahan, bantuan sarana dan prasarana, maupun dengan pendampingan langsung diharapkan mampu memacu pertumbuhan sektor pertanian. 68 Permasalahan dan tantangan dalam rangka upaya peningkatan produksi komoditi tanaman pangan dalam pembangunan pertanian pada umumnya di masa mendatang semakin kompleks. Permasalahan dan tantangan internal yang dihadapi antara lain masih rendahnya produktivitas. Produktivitas rata-rata padi di Provinsi NTT pada tahun 2009 sekitar 3.18 ton per hektar dibanding produktivitas rata-rata nasional sebesar 5.15 ton per hektar. Sedangkan jagung produktivitas rata-rata di Provinsi NTT sekitar 2.55 ton per hektar dibanding produktivitas rata-rata jagung nasional sebesar 4.25 ton per hektar BPS Provinsi NTT, 2010. Kondisi ini disebabkan oleh rendahnya penggunaan benih unggul bersertifikat di tingkat petani yang belum optimal, masih rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi para petani, perubahan iklim yang tidak menentu, belum mantapnya kelembagaan sarana dan prasarana serta masih lemahnya akses petani terhadap sumber permodalan. Pemerintah Provinsi NTT telah melakukan berbagai upaya dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas untuk memenuhi ketersediaan produksi padi, kacang-kacangan, dan umbi-umbian diantaranya upaya intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi. Namun berbagai upaya ini belum memperoleh hasil yang optimal. Prinsip utama dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan produksi dan produktivitas adalah penguatan sistem koordinasi antara pemerintahan dan stakeholder yang berperan di sektor tanaman pangan. Peternakan merupakan salah satu sektor vital yang mampu menopang kehidupan ekonomi sebagian besar keluarga tani di perdesaan. Paling tidak dengan memelihara ternak, rumahtangga tani dapat membiayai kebutuhan di luar pangan seperti menyekolahkan anak, membiayai kesehatan, dan perumahan.