Analisis Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang

55

4.3.3.5. Analisis Daya Penyebaran

Daya penyebaran menggambarkan distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input. Daya penyebaran merupakan perbandingan dampak ke belakang terhadap rata-rata seluruh dampak sektor atau sering disebut backward linkage effect ratio. Jika nilai indeks daya penyebaran sektor j lebih besar dari satu, maka secara relatif permintaan akhir sektor j dalam mendorong pertumbuhan produksi lebih besar dari rata-rata. Dengan demikian, sektor j merupakan sektor yang stategis dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Rumus yang digunakan sebagai berikut: n n ∑ α ij i=1 PD j = ……….………………………….…….…...... 19 n n ∑ ∑ α ij i=1 j=1 dimana: PD j : Indeks daya penyebaran dari sektor j dalam perekonomian α ij : Unsur matriks kebalikan Leontief

4.3.3.6. Analisis Derajat Kepekaan

Derajat kepekaan menunjukkan tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar output. Derajat kepekaan merupakan perbandingan dampak ke depan terhadap rata-rata seluruh dampak sektor atau sering disebut forward linkage effect ratio. Jika nilai indeks derajat kepekaan sektor i lebih besar dari satu, maka sektor i dapat digolongkan sebagai sektor strategis karena secara relatif sektor i dapat memenuhi permintaan akhir 56 sebanyak di atas kemampuan rata-rata sektor lainnya. Rumus yang digunakan sebagai berikut: n n ∑ α ij j=1 SD i = ..………………………………………….... 20 n n ∑ ∑ α ij i=1 j=1 dimana: SD i : Indeks derajat kepekaan dari sektor i dalam perekonomian α ij : Unsur matriks kebalikan Leontief 4.3.3. Analisis Dampak Berganda Sektor Pertanian Analisis keterkaitan antarsektor di atas hanya menunjukkan nilai indeks pemusatan dan indeks penyebaran dari koefisien-koefisien pada matriks langsung, matriks kebalikan terbuka, dan matriks kebalikan tertutup. Teknik analisis tersebut tidak memperlihatkan rangkaian pengaruh suatu sektor terhadap sektor lainnya Muchdie, 2002. Oleh karena itu, untuk menutupi kekurangan dari analisis keterkaitan tersebut perlu dilakukan analisis dampak berganda yang mampu menelusuri rentetan pengaruh suatu sektor terhadap sektor lainnya dan rumahtangga dalam perekonomian di Provinsi NTT. Jensen dan West 1986 membedakan kategori dampak berganda menjadi: 1 dampak awal atau initial impact, 2 dampak imbasan kegiatan produksi atau production induced impact yang terdiri atas: pengaruh putaran pertama first round effect dan pengaruh putaran kedua atau pengaruh dukungan industri industrial support effect, 3 dampak imbasan konsumsi atau consumption induced effect, dan 4 dampak luberan flow-on impact.