Rata-rata persentase kemiskinan kabupatenkota pesisir menurut penerima PEMP mengalami penurunan dalam kurun waktu 2005-2009, dengan laju penurunan
sebesar -3,95 untuk kabupatenkota pesisir penerima PEMP Rutin. Persentase penurunan penduduk miskin tertinggi adalah kabupatenkota penerima PEMP
tidak rutin dengan laju penurunan penduduk miskin sebesar -4,86 Tabel 1..
16.24 13.83
17.80 14.58
20.21 16.72
16.69 14.15
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
PEMP Rutin PEMP Tidak
Rutin Pesisir Lain
Total Pesisir
2005 2009
Sumber: BPS 2009, diolah
Gambar 4.1. Tingkat Kemiskinan menurut KabupatenKota Pesisir Penerima PEMP, Tahun 2005 dan 2009
Gambar 4.1. memberi gambaran tingkat kemiskinan di kabupatenkota pesisir penerima program PEMP secara rutin, kabupatenkota pesisir penerima
PEMP tidak rutin dan kabupatenkota pesisir lain tanpa bantuan PEMP dalam rentang waktu 2005-2009. Kabupatenkota pesisir yang memperoleh program
PEMP rutin memiliki persentase penduduk miskin yang paling rendah bila dibandingkan dengan kabupatenkota penerima PEMP tidak rutin maupun
kabupatenkota pesisir lainnya. Pada tahun 2005, wilayah pesisir yang mendapat program PEMP rutin persentase penduduk miskinnya sebesar 16,24 persen turun
menjadi 13,83 persen pada tahun 2009. Sementara itu persentase penduduk miskin di kabupaten pesisir lainnya kabupatenkota tanpa PEMP cukup tinggi,
di tahun 2005 sebesar 20,21 persen turun menjadi 16,72 persen di tahun 2009.
4.1.2. Gambaran Pertumbuhan Ekonomi
Capaian pengentasan kemiskinan kabupatenkota pesisir diikuti dengan perbaikan pada capaian indikator perekonomian. Pada Tabel 4.1. terlihat bahwa
rata-rata pertumbuhan ekonomi di kabupatenkota pesisir 2005-2009 sebesar 4,64 . Pertumbuhan ekonomi kabupatenkota pesisir lebih banyak ditopang
melalui pendapatan asli daerah dari sektor non migas.
Sumber: BPS 2009, diolah
Gambar 4.2. Rata-Rata PDRB menurut KabupatenKota Pesisir Penerima Program PEMP, Tahun 2005 dan 2009 jutaan rupiah
Gambaran rata-rata PDRB di kabupatenkota pesisir yang memperoleh program PEMP secara rutin, kabupatenkota penerima PEMP tidak rutin dan
kabupatenkota pesisir lainnya kurun waktu 2005-2009 disajikan pada Gambar 4.2. Pada gambar tersebut terlihat bahwa kabupatenkota pesisir yang memperoleh
program PEMP rutin memiliki rata-rata PDRB paling rendah bila dibandingkan dengan kabupatenkota penerima PEMP tidak rutin maupun kabupatenkota pesisir
lainnya tanpa PEMP. Namun demikian, bila dilihat dari capaian rata-rata pertumbuhan ekonomi, kabupatenkota pesisir penerima PEMP rutin mengalami
pertumbuhan yang paling tinggi dibanding capaian wilayah pesisir lainnya yaitu tercatat sebesar 5,70 per tahun. Kondisi ini salah satunya diduga adanya upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program PEMP secara rutin setiap tahun Tabel 4.1..
2305 2890
3620 4324
2881 3590
3491 4198
1000 2000
3000 4000
5000
PEMP Rutin PEMP Tidak
Rutin Pesisir Lain
Total Pesisir
2005 2009
Rata-rata PDRB di wilayah pesisir baik yang mendapat program PEMP maupun tidak, pada tahun 2009 mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2005. Rata-rata PDRB di kabupatenkota pesisir menerima PEMP tidak rutin cukup tinggi, yaitu sebesar Rp 3,620 milyar pada tahun 2005 meningkat menjadi
Rp 4,324 milyar pada tahun 2009.
4.1.3. Gambaran Ketimpangan Pendapatan
Gambaran ketimpangan pendapatan melalui pendekatan peubah indeks gini di kabupatenkota pesisir disajikan pada Gambar 4.3. Ketimpangan pendapatan di
kabupatenkota pesisir sejalan dengan kondisi pada level nasional, dimana terdapat tren penurunan tiap tahunnya. Ketimpangan pendapatan menurut Oshima 1970
dapat dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan indeks gini yaitu: 1. ketimpangan rendah apabila indeks gini lebih kecil dari 0,3.
2. ketimpangan sedang apabila indeks gini terletak antara 0,3 - 0,4. 3. ketimpangan tinggi apabila indeks gini lebih besar dari 0,4.
Berdasarkan kiteria tersebut, ketimpangan pendapatan kabupatenkota pesisir penerima PEMP yang diukur dengan indeks gini tergolong sedang. Indeks
gini kabupatenkota pesisir penerima PEMP rutin pada tahun 2009 sebesar 0,32 lebih rendah dibandingkan dengan ketimpangan pendapatan kabupatenkota pesisir
dan kabupatenkota penerima PEMP tidak rutin yaitu sebesar 0,33.
0,35 0,32
0,37
0,33 0,32
0,31 0,37
0,33
0,28 0,30
0,32 0,34
0,36 0,38
PEMP Rutin PEMP Tidak Rutin
Pesisir Lain Total Pesisir
2005 2009
Sumber: BPS 2009,diolah
Gambar 4.3. Indeks Gini menurut KabupatenKota Pesisir Penerima Program PEMP Tahun 2005 dan 2009
4.1.4 . Gambaran Pengangguran
Gambaran pengangguran didekati oleh peubah tingkat pengangguran terbuka TPT. Pada tahun 2005, TPT di ketiga kelompok kabupatenkota pesisir
tidak terlihat perbedaan yang berarti Gambar 4.4.
10.60 7.71
10.93 7.65
10.75 6.37
11.24 7.87
0.00 5.00
10.00 15.00
PEMP Rutin PEMP Tidak Rutin
Pesisir Lain Total Pesisir
2005 2009
Sumber: BPS 2009, diolah
Gambar 4.4. TPT menurut Kabupaten Kota Pesisir Penerima Pogram PEMP Tahun 2005 dan 2009
Gambaran pengangguran didekati oleh peubah tingkat pengangguran terbuka TPT. Pada tahun 2005, TPT di ketiga kelompok kabupatenkota pesisir
tidak terlihat perbedaan yang berarti Gambar 4.4. TPT kabupatenkota pesisir penerima program PEMP rutin pada tahun 2005 sebesar 10,60 persen turun
menjadi 7,71 persen pada tahun 2009. Sementara itu TPT di kabupaten pesisir lainnya kabupatenkota tanpa PEMP mengalami penurunan sebesar 4,38 persen,
dimana pada tahun 2005 sebesar 10,75 persen turun menjadi persen 6,37 pada tahun 2009.
Analisis selanjutnya difokuskan pada 20 kabupatenpesisir penerima PEMP secara rutin, untuk melihat gambaran secara rinci dampak program PEMP.
4.2. Dinamika 20 KabupatenKota Pesisir Penerima PEMP