Dinamika Kemiskinan Dinamika 20 KabupatenKota Pesisir Penerima PEMP

4.3. Analisis Kuadran

Analisis yang lebih mendalam mengenai gambaran dinamika kemiskinan kabupatenkota pesisir dapat dilihat dengan membandingkan kondisi pertumbuhan, ketimpangan pendapatan, pengangguran dan kemiskinan pada tahun 2005 dan 2009, melalui analisis kuadran. Berdasarkan hasil analisis kuadran diketahui bahwa dari 20 kabupatenkota penerima PEMP rutin, di tahun 2005 ada sebanyak 10 kabupatenkota memiliki persentase penduduk miskin dibawah rata-rata, sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi 11 kabupatenkota. Perkembangan ketimpangan pendapatan mengalami perbaikan dalam periode 2005-2009. Jumlah kabupaten yang memiliki indeks gini di atas rata-rata pada tahun 2005 sebanyak 4 kabupatenkota dan turun menjadi 1 kabupaten di tahun 2009. Pada tahun 2005, jumlah kabupatenkota yang memiliki pertumbuhan ekonomi PDRB diatas rata-rata sebanyak 6 kabupatenkota dan bertambah menjadi 7 kabupatenkota pada tahun 2009. Secara umum, tingkat pengangguran di 20 kabupatenkota mengalami penurunan dalam periode 2005-2009. Jumlah kabupatenkota yang memiliki pengangguran dibawah rata-rata di tahun 2005 sebanyak 11 kabupatenkota dan turun menjadi 9 kabupatenkota di tahun 2009.

4.3.1 Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

Gambar 4.9. menunjukkan dinamika pertumbuhan dan kemiskinan di 20 kabupaten pesisir penerima PEMP. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kabupatenkota memiliki karakteristik yang hampir homogen, hal ini terlihat dari pola analisis kuadran yang banyak mengumpul pada kuadran tertentu yaitu Kuadran III dan IV. Kuadran I menunjukkan kondisi terbaik yaitu apabila kabupatenkota memiliki persentase kemiskinan yang rendah dibawah rata-rata dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi diatas rata-rata. Kuadran II menunjukkan kondisi dimana kabupatenkota memiliki karakteristik pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun disertai dengan persentase kemiskinan yang juga tinggi. Kuadran III menunjukkan kondisi yang terburuk dimana kabupatenkota memiliki karakteristik yaitu pertumbuhan ekonomi yang rendah dan persentase kemiskinan yang tinggi. Sementara itu, Kuadran IV memperlihatkan kondisi kabupatenkota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang rendah disertai persentase kemiskinan yang juga rendah. Sumber: BPS 2009, diolah Gambar 4.10. Perbandingan Kondisi Pertumbuhan dan Kemiskinan menurut KabupatenKota Pesisir penerima PEMP Tahun 2005 dan 2009 Berdasarkan analisis kuadran pertumbuhan ekonomi PDRB dan kemiskinan pada tahun 2005, terlihat bahwa kabupatenkota yang berada dalam Kuadran 1 kuadran terbaik sebanyak 4 kabupatenkota Gianyar, Ciamis, Pontianak dan Kota Padang. Kabupatenkota yang masuk Kuadran II ada 2 yaitu Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Bantul. Sementara itu hampir separuh kabupatenkota 9 kabupatenkota masuk dalam kuadran terburuk Kuadran III, sedangkan kuadran IV dihuni oleh 7 kabupatenkota. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2009, analisis kuadran untuk peubah PDRB dan kemiskinan tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Perkembangan yang baik hanya dialami oleh Kabupaten Tasikmalaya dimana pada tahun 2005 berada di Kuadran II dan pada tahun 2009 berpindah ke kuadran terbaik yaitu Kuadran I. Kondisi ini dapat diartikan sebagai perbaikan dalam hal penurunan persentase kemiskinan di I III II IV I II III IV 12000 10000 8000 6000 4000 2000 pdrb2009 40.00 30.00 20.00 10.00 m is k i n 2 9 Biak Numfor Fakfak Seram Bagian Timur Buru Maluku Tengah Minahasa Utara Nunukan Kotawaringin Barat Pontianak Sambas Gianyar Bantul Kulon Progo Ciamis Tasikmalaya Bengkulu Tanjung Jabung Barat Padang Banda Aceh Aceh Besar 10000 8000 6000 4000 2000 pdrb2005 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 m i s k in 2 5 Biak Numfor Fakfak Seram Bagian Timur Buru Maluku Tengah Minahasa Utara Nunukan Kotawaringin Barat Pontianak Sambas Gianyar Bantul Kulon Progo Ciamis Tasikmalaya Bengkulu Tanjung Jabung Barat Padang Banda Aceh Aceh Besar I IV III I II IV III II Kabupaten Tasikmalaya. Sementara itu kabupatenkota lain tidak menunjukkan perubahan yang berarti Gambar 4.10.

4.3.2 Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan

Dalam analisis kuadran antara ketimpangan pendapatan Indeks Gini dan kemiskinan, Kuadran I terbaik didefinisikan oleh kabupatenkota yang memiliki persentase kemiskinan yang rendah disertai indeks gini yang juga rendah. Kuadran II, menunjukkan kondisi kabupatenkota yang memiliki indeks gini yang tinggi namun persentase kemiskinan yang rendah. Kuadran III merupakan kondisi terburuk dimana kabupatenkota pesisir memiliki kondisi kemiskinan dan indeks gini yang tinggi. Sementara itu Kuadran IV menunjukkan kondisi kemiskinan yang tinggi namun memiliki indeks yang rendah. Sumber: BPS 2009, diolah Gambar 4.11. Perbandingan Kondisi Indeks Gini dan Kemiskinan menurut KabupatenKota Pesisir Penerima PEMP Tahun 2005 dan 2009 Gambar 4.11 menunjukkan bahwa posisi kabupatenkota pesisir pada tahun 2005 dan 2009 memiliki karakteristik yang mayoritas menyebar di Kuadran I dan IV. Pada tahun 2005 terlihat bahwa kabupatenkota pesisir yang masuk dalam Kuadran I 0.34 0.32 0.30 0.28 0.26 0.24 gini2009 40.00 30.00 20.00 10.00 m is k in 2 9 Biak Numfor Fakfak Seram Bagian Timur Buru Maluku Tengah Minahasa Utara Nunukan Kotawaringin Barat Pontianak Sambas Gianyar Bantul Kulon Progo Ciamis Tasikmalaya Bengkulu Tanjung Jabung Barat Padang Banda Aceh Aceh Besar I IV III II 0.36 0.34 0.32 0.30 0.28 0.26 gini2005 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 m is k in 2 5 Biak Numfor Fakfak Seram Bagian Timur Buru Maluku Tengah Minahasa Utara Nunukan Kotawaringin Barat Pontianak Sambas Gianyar Bantul Kulon Progo Ciamis Tasikmalaya Bengkulu Tanjung Jabung Barat Padang Banda Aceh Aceh Besar II I IV III