kuadran terbaik sebanyak 6 kabupatenkota Ciamis, Pontianak, Kota Banda Aceh, Kotawaringin Barat, Sambas dan Kota Padang. Kabupatenkota pesisir yang masuk
Kuadran II, hanya satu yaitu Kota Bengkulu. Sementara itu, Kabupaten Bantul dan Biak Numfor berada di posisi kuadran terburuk Kuadran III.
Pada tahun 2009, analisis kuadran untuk peubah Indeks Gini dan kemiskinan terjadi perubahan yang cukup berarti jika dibandingkan kondisi tahun
2005. Perkembangan yang baik dialami oleh Kabupaten Bantul, yang posisinya dari kuadran terburuk beralih ke Kuadran IV ketimpangan rendah, kemiskinan
tinggi. artinya mengalami perbaikan karakteristik ketimpangan pendapatan namun tidak dalam karakteristik kemiskinan. Sebaliknya Kabupaten Biak Numfor
merupakan satu-satunya kabupatenkota pesisir yang tetap dalam kondisi terburuk berada di Kuadran III kemiskinan dan indeks gini tinggi. Sementara itu
kabupatenkota lain tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
4.3.3 Pengangguran dan Kemiskinan
Analisis kuadran antara tingkat pengangguran terbuka TPT dan tingkat kemiskinan, disajikan pada Gambar 4.11. Jika dilihat dari posisi kuadran, Kuadran
I terbaik didefinisikan sebagai kabupatenkota yang memiliki persentase tingkat kemiskinan yang rendah disertai TPT yang juga rendah. Kuadran II menunjukkan
kondisi kabupatenkota yang memiliki TPT yang tinggi namun persentase kemiskinan yang rendah. Kuadran III merupakan kondisi terburuk dimana
kabupatenkota memiliki kondisi kemiskinan dan TPT yang tinggi. Sementara itu Kuadran IV menunjukkan kondisi kemiskinan yang tinggi namun memiliki TPT
yang rendah. Pada Gambar 4.12, terlihat bahwa kabupatenkota yang masuk dalam
Kuadran I kuadran terbaik sebanyak 5 kabupatenkota Ciamis, Pontianak, Gianyar, Kotawaringin Barat dan Sambas. Kabupatenkota yang berada di
Kuadran II yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kota Bengkulu, Kabupaten Minahasa Utara,Kota Padang, dan Kota Banda Aceh. Sementara itu terdapat 4
kabupatenkota yang masuk Kuadran III yaitu Kabupaten Nunukan, Biak Numfor, Aceh Besar dan Maluku Tengah.
IV
16.00 14.00
12.00 10.00
8.00 6.00
4.00 2.00
tpt2009
40.00
30.00
20.00
10.00
m is
k in
2 9
Biak Numfor Fakfak
Seram Bagian Timur Buru
Maluku Tengah
Minahasa Utara Nunukan
Kotawaringin Barat Pontianak
Sambas Gianyar
Bantul Kulon Progo
Ciamis Tasikmalaya
Bengkulu Tanjung Jabung Barat
Padang Banda Aceh
Aceh Besar
40.00 30.00
20.00 10.00
0.00
tpt2005
50.00 40.00
30.00 20.00
10.00 0.00
m is
k in
2 5
Biak Numfor Fakfak
Seram Bagian Timur Buru
Maluku Tengah
Minahasa Utara Nunukan
Kotawaringin Barat Pontianak
Sambas Gianyar
Bantul Kulon Progo
Ciamis Tasikmalaya
Bengkulu Tanjung Jabung Barat
Padang Banda Aceh
Aceh Besar
I IV
II III
I III
II IV
Sumber: BPS 2009, diolah
Gambar 4.12. Perbandingan Kondisi Tingkat Pengangguran TerbukaTPT dan Kemiskinan menurut KabupatenKota Pesisir Penerima
PEMP Tahun 2005 dan 2009 Analisis kuadran untuk peubah TPT dan tingkat kemiskinan pada tahun 2009
menunjukkan perbedaan yang berarti jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2005. Perkembangan yang baik dialami oleh Kabupaten Tasikmalaya dan Tanjung
Jabung Barat pada tahun 2005 posisi masing-masing berada di kuadran 4 dan 2, pada tahun 2009 berubah posisinya berada di kuadran terbaik yaitu kuadran 1.
Perkembangan yang baik untuk Kabupaten Tasikmalaya dalam analisis kuadran dapat diartikan sebagai perbaikan dalam hal pertumbuhan ekonomi,
penurunan pengangguran dan penurunan persentase kemiskinan di kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. 41 Tahun 2009
tentang penetapan lokasi minapolitan, Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu kabupatenkota yang menjadi lokasi pengembangan kawasan minapolitan dari
41 kabupatenkota di seluruh Indonesia. Kawasan minapolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem
produksi perikanan dan pengeloaan sumberdaya alam tertentu. Saat ini sedang dibangun PPI Pangkalan Pendaratan Ikan di Kampung Pamayang, Desa
Cikawungading, Kecamatan Cipatujah, selanjutnya pembangunan TPI Tempat