Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

Pendaratan Ikan di beberapa desa. Pengembangan kawasan minapolitan merupakan upaya dalam mendorong pengembangan kawasan budidaya perikanan di daerah. Kegiatan di kawasan minapolitan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan pertumbuhan wilayah dengan kegiatan budidaya perikanan sebagai penggerak utamanya Saefulah, 2009. Berdasarkan analisis kuadran pengangguran dan kemiskinan kabupaten yang mengalami kemunduran atau berada diposisi sangat buruk tingkat pengangguran dan kemiskinan sangat tinggi adalah Kabupaten Seram Bagian Timur, Biak Numfor, Maluku Tengah dan Fak-Fak. Kabupaten-kabupaten tersebut terletak di Indonesia bagian timur, posisinya sangat buruk, yang dapat diartikan bahwa kabupaten tersebut masih memiliki tingkat pengangguran sekaligus tingkat kemiskinan yang sangat tinggi. Kebijakan pemerintah dengan adanya program PEMP di kawasan timur kiranya belum dapat mendorong penurunan angka pengangguran dan kemiskinan. Krisis ekonomi global diduga merupakan salah satu penyebab tidak tercapainya target pengurangan tingkat kemiskinan dan pengangguran pada periode 2005-2009, selain akibat faktor alam yang kurang mendukung masyarakat pesisir wilayah timur untuk bekerja dalam mencari penghasilan.

4.4 Pro Poor Growth

Growth Incidence Curve GIC Analisis tentang Pro Poor Growth dengan menggunakan GIC berguna untuk mengetahui derajat manfaat pertumbuhan ekonomi di 20 kabupatenkota penerima program PEMP bagi penduduk miskin. Distribusi pendapatan terjadi perbaikan jika GIC merupakan fungsi turun. Dalam analisis ini, GIC dilakukan dalam periode 2005-2009. Penyesuaian pada data pengeluaran di tiap kabupaten kota dilakukan untuk memenuhi keterbandingan data antar kabupaten dan antar periode, karena perbedaan garis kemiskinan antar kabupatenkota dan antar waktu.

4.4.1 GIC Periode 2005-2009

Gambar 4.12. menunjukkan GIC dari 20 kabupatenkota penerima program PEMP periode 2005-2009. Pada gambar tersebut memperlihatkan nilai pertumbuhan yang selalu positif di setiap persentil penduduk selama periode tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di periode ini bersifat pro poor growth , yang berarti pula telah memberikan manfaat bagi penduduk miskin. Bahkan GIC tersebut juga menunjukkan sebagai fungsi turun, dimana pertumbuhan di kelompok persentil teratas justru lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di kelompok persentil terendah hingga persentil-60. Sumber: BPS 2009, diolah Gambar 4.13. Growth Incidence Curve GIC 20 KabupatenKota Penerima Program PEMP Periode 2005-2009 Hal ini menunjukkan terjadinya perbaikan distribusi pendapatan di 20 kabupatenkota penerima program PEMP selama periode tersebut. Meskipun secara keseluruhan terjadi pertumbuhan positif di semua kelompok persentil, akan tetapi pertumbuhan yg lebih tinggi di kelompok persentil terendah mempersempit kesenjangan pendapatan yang ada. Setidaknya program PEMP memberikan dampak positif bagi penduduk miskin dengan meningkatnya pendapatan mereka melalui peningkatan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kaya.

V. HASIL ESTIMASI PENGARUH PEMP TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Pengaruh program PEMP terhadap kesejahteraan masyarakat dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode panel data statis. Mekanisme transmisi pengaruh PEMP terhadap kemiskinan di analisis melalui jalur pertumbuhan ekonomi PDRB, ketimpangan pendapatan indeks gini dan pengangguran TPT yang dalam penelitian ini direpresentasikan ke dalam persamaan 1 s.d 3. Selanjutnya, ketiga peubah tersebut dilihat pengaruhnya terhadap kemiskinan di kabupaten penerima program PEMP yang dalam penelitian ini direpresentasikan dalam persamaan 4. 5.1. Hasil Estimasi Pengaruh Program PEMP terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan dan Pengangguran Hasil estimasi pengaruh PEMP terhadap pertumbuhan ekonomi, ketimpangan pendapatan dan pengangguran disajikan pada Tabel 5.1. Pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa program PEMP signifikan memengaruhi PDRB dan indeks gini namun tidak signifikan dalam memengaruhi TPT. Peubah PEMP nyata positif memengaruhi PDRB dengan elastisitas sebesar 0,031. Hal ini berarti peningkatan program PEMP sebesar 10 persen akan meningkatkan PDRB sebesar 0,31 persen. Hasil estimasi ini menunjukkan bahwa program PEMP yang dilaksanakan pemerintah di daerah pesisir bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Peningkatan perekonomian ini dapat diakibatkan oleh berhasilnya program PEMP dalam memberdayakan masyarakat pesisir sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian sehingga aktifitas ekonomi di kabupatenkota pesisir penerima program PEMP menjadi meningkat yang pada gilirannya juga dapat meningkatkan nilai tambah kabupatenkota. Tabel 5.1. Hasil Estimasi Pengaruh PEMP terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan dan Pengangguran Peubah Takbebas Peubah Bebas: PEMP Koefisien Elastisitas Probabilita PDRB pers 1 9.52E-05 0.031 0.0779 GINI pers 2 -2.12E-08 -0.062 0.0780 TPT pers 3 -1.09E-06 -0.088 0.4341 Sumber: Hasil Pengolahan Data Panel Persamaan 1 s.d 3