Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Ketimpangan
difference log-log. Penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa elastisitas
kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi mempunyai nilai berbeda tergantung proxy terhadap data pertumbuhan ekonomi yang digunakannya. Jika
menggunakan data konsumsi, elastisitasnya adalah -2,79, yang berarti bahwa kenaikan 10 persen dari konsumsi akan menurunkan kemiskinan sebesar 27,9
persen. Sedangkan bila pertumbuhan ekonomi diukur dengan menggunakan data perubahan GDP per kapita akan menghasilkan elastisitas sebesar -2,27 tidak
signifikan. Wodon 1999 juga melakukan dekomposisi terhadap pengurangan
kemiskinan, yaitu dengan mengukur elastisitas gross dari kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi J,elastisitas dari ketidakmerataan pendapatan terhadap
pertumbuhan ekonomi E, elastisitas dari kemiskinan terhadap ketidakmerataan pendapatan G dan elastisitas net dari kemiskinan terhadap pertumbuhan
ekonomi O . Untuk mengukur elastisitas-elastisitas tersebut diatas, Wodon menggunakan model sebagai berikut:
Log P
kt
= ϖ
k
+ γ
LogR
kt
+ δ
LogG
kt
+ v
kt
2.12 dimana:
kt
P : angka kemiskinan Head Count Index untuk area ke k, periode ke t,
R
kt
: Pertumbuhan ekonomi untuk area ke k, periode ke t, G
kt
: Indeks Gini untuk area ke k, periode ke t,
k
ϖ : commonfixedrandom effect untuk area ke k,
v
kt
: disturbance term Hasil penelitian Wodon untuk angka kemiskinan HCI dengan
menggunakan batas bawah dari garis kemiskinan dan model fixed effect, terlihat adanya konsistensi arah positifnegatif untuk setiap estimasi parameter
elastisitas baik secara nasional, daerah perkotaan maupun untuk daerah perdesaan. Namun ada parameter yang tidak signifikan untuk daerah perdesaan, yaitu
parameter antara pertumbuhan ekonomi dengan ketidakmerataan pendapatan. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penurunan kemiskinan lebih terasa
didaerah perdesaan daripada secara nasional maupun daerah perkotaan.