hingga 2 kali lipat pada tahun 2005. Kedua, adanya krisis ekonomi global external shock
pada tahun 2008 Alisjahbana, 2010. Selain dua hal yang diduga sebagai penyebab tersebut diatas, kelima kabupatenkota pesisir tersebut juga
merupakan wilayah atau daerah rawan gempa.
4.2.2. Dinamika Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting guna melakukan evaluasi dan koreksi terhadap program pembangunan ekonomi yang
telah dilaksanakan pada masa atau periode yang lalu. Dalam mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi digunakan angka Produk Domestik Regional Bruto
PDRB atas dasar harga konstan, karena dalam penghitungan PDRB atas dasar harga konstan tersebut, pengaruh perubahan harga telah dieliminasi. Dengan
demikian pertumbuhan yang dicerminkan merupakan pertumbuhan riil barang dan jasa dalam suatu periode waktu tertentu.
Sumber: BPS 2009, diolah
Gambar 4.7. Perbandingan PDRB menurut KabupatenKota Pesisir Penerima PEMP Tahun 2005 dan 2009 juta rupiah
Capaian rata-rata pertumbuhan ekonomi 20 kabupatenkota pesisir penerima PEMP cukup tinggi, tercatat beberapa kabupatenkota memiliki
pertumbuhan ekonomi di atas 4 Gambar 4.7. PDRB kabupatenkota pesisir tertinggi dicapai oleh Kota Padang baik pada tahun 2005 9.111 juta rupiah
maupun tahun 2009 11.346 juta rupiah . Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Kota Padang lebih banyak ditopang melalui pendapatan asli daerah dari sektor
non migas. Sektor non migas khususnya sektor andalan antara lain bahari dan kelautan mampu memberikan kontribusi penting dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi. Kontribusi sektor bahari dan kelautan sekitar 20 persen dari total PDRB. Implikasi dari hal tersebut bahwa dengan nilai pertumbuhan yang tinggi,
Kota Padang berhasil menurunkan ketimpangan pendapatannya.
4.2.3 Dinamika Ketimpangan Pendapatan
Ketimpangan pendapatan atau kesenjangan ekonomi dan tingkat kemiskinan yang tinggi merupakan dua masalah besar di banyak negara
berkembang, tidak terkecuali di Indonesia
Sumber: BPS 2009, diolah
Gambar 4.8. Perbandingan Indeks Gini menurut KabupatenKota Pesisir Penerima PEMP Tahun 2005 dan 2009
Berdasarkan kiteria
ketimpangan pendapatan
Oshima 1970,
ketimpangan distribusi pendapatan di 20 kabupatenkota pesisir penerima PEMP yang diukur dengan indeks gini masih tergolong sebagai ketimpangan rendah
sampai sedang namun tetap perlu diwaspadai karena ada beberapa wilayah memiliki kecenderungan untuk meningkat seperti yang terlihat pada Gambar 4.8.
Pada Gambar 4.8 juga terlihat bahwa indeks gini di 20 kabupatenkota pesisir penerima PEMP berada pada kisaran 0,25 hingga 0,36. Pada tahun 2009,
indeks gini tertinggi adalah Kabupaten Pontianak sebesar 0,30. Sebaliknya indeks