Kabupaten Tasikmalaya. Sementara itu kabupatenkota lain tidak menunjukkan perubahan yang berarti Gambar 4.10.
4.3.2 Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan
Dalam analisis kuadran antara ketimpangan pendapatan Indeks Gini dan kemiskinan, Kuadran I terbaik didefinisikan oleh kabupatenkota yang memiliki
persentase kemiskinan yang rendah disertai indeks gini yang juga rendah. Kuadran II, menunjukkan kondisi kabupatenkota yang memiliki indeks gini yang
tinggi namun persentase kemiskinan yang rendah. Kuadran III merupakan kondisi terburuk dimana kabupatenkota pesisir memiliki kondisi kemiskinan dan indeks
gini yang tinggi. Sementara itu Kuadran IV menunjukkan kondisi kemiskinan yang tinggi namun memiliki indeks yang rendah.
Sumber: BPS 2009, diolah
Gambar 4.11. Perbandingan Kondisi Indeks Gini dan Kemiskinan menurut KabupatenKota Pesisir Penerima PEMP Tahun 2005 dan
2009 Gambar 4.11 menunjukkan bahwa posisi kabupatenkota pesisir pada tahun
2005 dan 2009 memiliki karakteristik yang mayoritas menyebar di Kuadran I dan IV. Pada tahun 2005 terlihat bahwa kabupatenkota pesisir yang masuk dalam Kuadran I
0.34 0.32
0.30 0.28
0.26 0.24
gini2009
40.00
30.00
20.00
10.00
m is
k in
2 9
Biak Numfor Fakfak
Seram Bagian Timur Buru
Maluku Tengah
Minahasa Utara Nunukan
Kotawaringin Barat Pontianak
Sambas Gianyar
Bantul Kulon Progo
Ciamis Tasikmalaya
Bengkulu
Tanjung Jabung Barat Padang
Banda Aceh Aceh Besar
I IV
III
II
0.36 0.34
0.32 0.30
0.28 0.26
gini2005
50.00 40.00
30.00 20.00
10.00 0.00
m is
k in
2 5
Biak Numfor Fakfak
Seram Bagian Timur Buru
Maluku Tengah
Minahasa Utara Nunukan
Kotawaringin Barat Pontianak
Sambas
Gianyar Bantul
Kulon Progo
Ciamis Tasikmalaya
Bengkulu Tanjung Jabung Barat
Padang Banda Aceh
Aceh Besar
II I
IV III
kuadran terbaik sebanyak 6 kabupatenkota Ciamis, Pontianak, Kota Banda Aceh, Kotawaringin Barat, Sambas dan Kota Padang. Kabupatenkota pesisir yang masuk
Kuadran II, hanya satu yaitu Kota Bengkulu. Sementara itu, Kabupaten Bantul dan Biak Numfor berada di posisi kuadran terburuk Kuadran III.
Pada tahun 2009, analisis kuadran untuk peubah Indeks Gini dan kemiskinan terjadi perubahan yang cukup berarti jika dibandingkan kondisi tahun
2005. Perkembangan yang baik dialami oleh Kabupaten Bantul, yang posisinya dari kuadran terburuk beralih ke Kuadran IV ketimpangan rendah, kemiskinan
tinggi. artinya mengalami perbaikan karakteristik ketimpangan pendapatan namun tidak dalam karakteristik kemiskinan. Sebaliknya Kabupaten Biak Numfor
merupakan satu-satunya kabupatenkota pesisir yang tetap dalam kondisi terburuk berada di Kuadran III kemiskinan dan indeks gini tinggi. Sementara itu
kabupatenkota lain tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
4.3.3 Pengangguran dan Kemiskinan
Analisis kuadran antara tingkat pengangguran terbuka TPT dan tingkat kemiskinan, disajikan pada Gambar 4.11. Jika dilihat dari posisi kuadran, Kuadran
I terbaik didefinisikan sebagai kabupatenkota yang memiliki persentase tingkat kemiskinan yang rendah disertai TPT yang juga rendah. Kuadran II menunjukkan
kondisi kabupatenkota yang memiliki TPT yang tinggi namun persentase kemiskinan yang rendah. Kuadran III merupakan kondisi terburuk dimana
kabupatenkota memiliki kondisi kemiskinan dan TPT yang tinggi. Sementara itu Kuadran IV menunjukkan kondisi kemiskinan yang tinggi namun memiliki TPT
yang rendah. Pada Gambar 4.12, terlihat bahwa kabupatenkota yang masuk dalam
Kuadran I kuadran terbaik sebanyak 5 kabupatenkota Ciamis, Pontianak, Gianyar, Kotawaringin Barat dan Sambas. Kabupatenkota yang berada di
Kuadran II yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kota Bengkulu, Kabupaten Minahasa Utara,Kota Padang, dan Kota Banda Aceh. Sementara itu terdapat 4
kabupatenkota yang masuk Kuadran III yaitu Kabupaten Nunukan, Biak Numfor, Aceh Besar dan Maluku Tengah.