implementasi program PEMP di 20 kabupatenkota pesisir pada kurun waktu 2005-2009.
4.2.1. Dinamika Kemiskinan
Ukuran kemiskinan merupakan tolok ukur keberhasilan pembangunan pemerintah dimana salah satu target RPJMN pemerintah antara lain yaitu penurunan
persentase penduduk miskin. Capaian angka kemiskinan di Indonesia cukup menggembirakan, persentase penduduk miskin pada periode 2005 hingga 2009
menunjukkan kecenderungan menurun. Badan Pusat Statistik BPS mencatat persentase penduduk miskin pada tahun 2005 sebesar 16,62 persen, sementara itu
persentase penduduk miskin pada tahun 2009 tercatat sebesar 13,76 persen. Selama periode tersebut persentase penduduk miskin di Indonesia berkurang dengan laju
penurunan sebesar -4,61 persen. Demikian pula penduduk miskin di 20 kabupatenkota pesisir penerima program PEMP mengalami penurunan persentase
pada periode 2005-2009 dengan laju penurunan sebesar - 0,39 persen seperti yang disajikan pada Tabel 4.1.
Sumber: BPS 2009, diolah
Gambar 4.5. Perbandingan Persentase Penduduk Miskin menurut Kabupaten Kota Pesisir Penerima PEMP Tahun 2005 dan 2009
Biak Numfor merupakan kabupaten yang memiliki penurunan persentase terbesar dalam periode tahun 2005-2009 yaitu sebesar 10,85 persen Gambar 4.5.
Meskipun memiliki penurunan persentase terbesar, namun Biak Numfor merupakan kabupaten yang masih memiliki persentase penduduk miskin terbesar
di tahun 2005 dan 2009 yaitu sebesar 47,36 persen pada tahun 2005 dan 36,51 persen pada tahun 2009. Pada tahun 2005 kabupaten yang memiliki penurunan
kemiskinan terkecil selama periode 2005 sampai 2009 adalah Kabupaten Bantul yaitu sebesar 0,57 persen. Hal ini dapat dimaklumi karena dalam periode ini
Kabupaten Bantul mengalami gempa bumi yang cukup parah . Pada tahun 2005 kabupaten yang memiliki persentase kemiskinan terkecil adalah Kota Padang yaitu
sebesar 4,41 persen, sedangkan pada tahun 2009 adalah Kabupaten Pontianak sebesar 5,46 persen.
Pada Gambar 4.5 juga terlihat bahwa diantara 20 kabupatenkota penerima
program PEMP, ada 5 lima kabupatenkota yang memiliki persentase penduduk
miskin lebih tinggi pada tahun 2009 dibandingkan keadaan tahun 2005. Kabupaten kota yang mengalami kenaikan persentase penduduk miskin antara lain Kota Banda
Aceh, Kota Padang, Kota Bengkulu, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Minahasa Utara. Kota Bengkulu adalah kota pesisir yang mengalami peningkatan persentase
penduduk miskin paling tinggi yaitu sebesar 8,92 persen. Peningkatan persentase kemiskinan di 5 kabupatenkota pesisir terlihat
wajar pada tahun 2005 hingga tahun 2007. Kota Banda Aceh mengalami penurunan disebabkan cakupan penelitian diluar wilayah yang terkena gempa. Kota Bengkulu
terlihat mengalami pelonjakan kemiskinan pada periode 2007-2009 Gambar 4.6.
Sumber: BPS 2009, diolah
Gambar 4.6. Penduduk Miskin di 5 KabupatenKota Pesisir yang Mengalami Peningkatan Persentase Kemiskinan, Tahun 2005-2009
Terdapat dua hal yang diduga merupakan penyebab tidak tercapainya target penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran pada RPJM 2005-2009.
Pertama, adanya pengurangan subsidi yang mengakibatkan kenaikan harga BBM
hingga 2 kali lipat pada tahun 2005. Kedua, adanya krisis ekonomi global external shock
pada tahun 2008 Alisjahbana, 2010. Selain dua hal yang diduga sebagai penyebab tersebut diatas, kelima kabupatenkota pesisir tersebut juga
merupakan wilayah atau daerah rawan gempa.
4.2.2. Dinamika Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting guna melakukan evaluasi dan koreksi terhadap program pembangunan ekonomi yang
telah dilaksanakan pada masa atau periode yang lalu. Dalam mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi digunakan angka Produk Domestik Regional Bruto
PDRB atas dasar harga konstan, karena dalam penghitungan PDRB atas dasar harga konstan tersebut, pengaruh perubahan harga telah dieliminasi. Dengan
demikian pertumbuhan yang dicerminkan merupakan pertumbuhan riil barang dan jasa dalam suatu periode waktu tertentu.
Sumber: BPS 2009, diolah
Gambar 4.7. Perbandingan PDRB menurut KabupatenKota Pesisir Penerima PEMP Tahun 2005 dan 2009 juta rupiah
Capaian rata-rata pertumbuhan ekonomi 20 kabupatenkota pesisir penerima PEMP cukup tinggi, tercatat beberapa kabupatenkota memiliki
pertumbuhan ekonomi di atas 4 Gambar 4.7. PDRB kabupatenkota pesisir tertinggi dicapai oleh Kota Padang baik pada tahun 2005 9.111 juta rupiah