Jumlah Penjual dan Pembeli serta Mudah Tidaknya Keluar Masuk Pasar

61

6.4. Struktur Pasar

Struktur pasar dalam dapat dilihat melalui jumlah lembaga penjual dan pembeli yang terlibat, sifat atau heterogenitas produk, kondisi produk, mudah tidaknya keluar dan masuk pasar, serta informasi pasar yang diketahui oleh lembaga tataniaga penjual dan pembeli. Komponen-komponen struktur pasar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

6.4.1. Jumlah Penjual dan Pembeli serta Mudah Tidaknya Keluar Masuk Pasar

Aliran kubis dari petani hingga konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga tataniaga yaitu pedagang pengumpul tingkat desa , pedagang pengumpul pasar lokal, pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal, pedagang pengecer lokal, dan pedagang pengecer luar kota non-lokal. Petani yang ada di Kelurahan Agung Lawangan sebanyak 1.850 orang, namun tidak semua petani secara terus-menerus membudidayakan kubis. Petani bebas menentukan jenis sayuran yang akan ditanam sesuai dengan pengetahuannya mengenai teknik budidaya sayuran dan modal yang dimiliki. Pedagang pengumpul tingkat desa merupakan pedagang yang tinggal di Kelurahan Agung Lawangan dan beberapa juga berprofesi sebagai petani. Jumlah pedagang pengumpul tingkat desa relatif lebih sedikit dibandingkan jumlah petani. Misalnya di Desa Kerinjing, Kelurahan Agung Lawangan terdapat sekitar enam belas pedagang pengumpul tingkat desa khusus untuk sayuran termasuk kubis. Rata-rata petani menjual kubis yang dipanennya ke pedagang pengumpul tingkat desa. Hal ini menunjukan bahwa petani dan pedagang pengumpul tingkat desa memiliki hubungan yang erat. Pedagang pengumpul tingkat desa sebenarnya tidak memerlukan modal yang besar. Pedagang pengumpul tingkat desa hanya bertindak dalam memasarkan kubis dari petani dan melakukan pembayaran setelah kubis yang dibelinya terjual. Pedagang pengumpul tersebut harus memiliki hubungan yang erat pula dengan lembaga tataniaga yang menyalurkan komoditinya seperti pedagang pengumpul pasar lokal dan pedagang pengumpul pasar luar kota non- lokal. Hubungan yang erat tersebut dapat dilihat dari banyaknya pedagang pengumpul pasar lokal dan pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal yang 62 menjadi langganannya. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar kubis yang dibelinya dapat terjual. Persaingan yang terjadi diantara pedagang pengumpul tingkat desa dalam memperoleh dan menjual kubis tidak terlalu kuat karena telah memiliki langganan masing-masing yaitu petani, pedagang pengumpul pasar lokal dan pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal. Pedagang pengumpul pasar lokal merupakan pedagang yang berasal dari luar wilayah Kelurahan Agung Lawangan. Pedagang pengumpul pasar lokal membeli kubis dari pedagang pengumpul tingkat desa dengan mendatangi tempat pedagang pengumpul tingkat desa. Jumlah pedagang pengumpul pasar lokal lebih sedikit dibandingkan jumlah pedagang pengumpul tingkat desa. Pedagang pengumpul pasar lokal dalam menjual produknya membutukan modal yang cukup besar yaitu untuk membeli kubis dari pedagang pengumpul tingkat desa. Selain itu pedagang pengumpul pasar lokal membutuhkan biaya yang besar dalam aktivitas pembelian dan penjualan kubis. Pedagang pengumpul pasar lokal umumnya memiliki mobil pick up sebagai investasi untuk mengangkut kubis yang dibelinya. Pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal yang berada di Kelurahan Agung Lawangan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pedagang pengumpul tingkat desa. Hal ini memungkinkan pendatang baru untuk dapat masuk ke pasar. pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal. Namun, pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal dalam aktivitasnya membutuhkan modal yang cukup besar untuk menjual kubis hingga ke konsumen akhir. Hal ini dikarenakan kubis yang dibeli pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal dipasarkan ke luar kota sehingga memerlukan biaya yang besar. Selain itu, pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal juga harus memiliki alat transportasi sebagai barang investasi untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan, koneksi pasar, dan informasi terhadap perkembangan harga kubis. Pedagang pengecer dikategorikan menjadi pedagang pengecer lokal dan pedagang pengecer luar kota non-lokal. Jumlah pedagang pengecer merupakan jumlah yang terbanyak jika dibandingkan dengan jenis pedagang lainnya. Hal ini mengakibatkan posisi tawar pedagang pengecer relatif lebih lemah dibandingkan dengan jenis pedagang lainnya. Pedagang pengecer lokal membeli kubis dari petani dan sebagian besar dari pedagang pengumpul pasar lokal. Sedangkan 63 pedagang pengecer luar kota non-lokal membeli kubis dari pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal. Pedagang pengecer memiliki kemudahan dalam mendapatkan kubis. Pedagang pengecer biasanya membeli kubis dalam jumlah yang sedikit sehingga modal yang dikeluarkanpun lebih kecil. Selain itu, pedagang pengecer tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar seperti halnya pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal karena hanya mengeluarkan biaya retribusi, upah tenaga kerja untuk mengangkut barang, dan pembelian kantong plastik. Hal ini menunjukan bahwa pasar untuk pedagang pengecer lebih mudah untuk dimasuki. Namun pedagang pengecer memiliki posisi tawar yang lemah terhadap konsumen akhir karena jumlahnya yang banyak, konsumen akhir dapat melakukan banyak pilihan dalam menentukan pedagang pengecer yang menjadi tujuannya dalam membeli kubis. Selain itu, konsumen akhir juga memiliki banyak pilihan dalam membeli jenis sayuran sehingga kubis terkadang bukan pilihan yang utama.

6.4.2. Jenis dan Keadaan Kubis di Kelurahan Agung Lawangan