27
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Agung Lawangan, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan. Pemilihan lokasi
ditentukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Kota Pagar Alam merupakan daerah yang didominasi dataran tinggi dengan kondisi lahan
yang relatif subur, dan sangat potensial untuk pengembangan komoditi sayuran. Kota Pagar Alam merupakan salah satu sentra produksi sayuran di Sumatera
Selatan. Jenis sayuran yang terdapat di Kota Pagar Alam didominasi komoditi kubis. Dempo Utara merupakan Kecamatan di Kota Pagar Alam sebagai daerah
unggulan tanaman sayuran termasuk kubis. Kelurahan Agung Lawangan merupakan salah satu sentra pengembangan kubis di Kecamatan Dempo Utara.
Penelitian dilakukan pada bulan Februari- Maret 2012.
4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan secara langsung observasi,
wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner kepada pelaku dalam saluran tataniaga yaitu petani dan pedagang. Pengamatan secara langsung
juga dilakukan terhadap kegiatan tataniaga dan penelusuran saluran tataniaga serta lembaga-lembaga yang terlibat dalam saluran tataniaga kubis.
Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, tinjauan pustaka dan beberapa penelitian terdahulu.
Selain itu data sekunder juga diperoleh dari beberapa instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, Badan Pusat Statistik Kota Pagar Alam, Direktorat
Jenderal Hortikultura, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam, dan Sub Terminal Agribisnis STA Kota Pagar Alam.
4.3. Metode Penentuan Responden
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil responden sebanyak 30 petani kubis yang dianggap telah mewakili populasi petani kubis yang ada di Kelurahan
Agung Lawangan. Penarikan responden petani ini dilakukan secara sengaja Purposive Sampling terhadap petani yang membudidayakan kubis dan
28 melakukan panen kubis pada saat penelitian sehingga diperoleh gambaran harga
yang terjadi pada saat penelitian. Petani yang menjadi responden merupakan petani yang tergabung dalam
Kelompok T ani “Bersama” yang terdapat di Desa Kerinjing dan Kelompok Tani
“Langor Indah” yang terdapat di Desa Gunung Agung Paoh serta beberapa petani yang tidak tergabung ke dalam kelompok tani. Kedua kelompok tani tersebut
dipilih dengan alasan keduanya merupakan kelompok tani yang aktif dalam melakukan aktivitasnya meskipun dalam hal penjualan kubis tidak dilakukan
secara berkelompok. Kelompok Tani “Bersama“ memiliki anggota aktif sebanyak
23 orang, dan Kelompok Tani “Langor Indah memiliki anggota aktif sebanyak 10 orang. Petani responden sebanyak 12 orang berasal dari Kelompok Tani
“Bersama”, delapan orang petani dari Kelompok Tani “Langor Indah”, dan sebanyak 10 orang merupakan petani yang tidak tergabung ke dalam Kelompok
Tani. Hal ini bertujuan untuk melihat saluran yang berbeda yang digunakan petani dalam melakukan penjualan kubis ke lembaga perantara selanjutnya.
Penarikan responden petani didasarkan atas informasi dari ketua Kelompok Tani dan Penyuluh Pertanian di Kelurahan Agung Lawangan,
Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam. Penarikan responden untuk lembaga-lembaga tataniaga selanjutnya dilakukan dengan menggunakan metode
snowball sampling, yaitu dengan menelusuri saluran tataniaga kubis yang dominan digunakan petani di daerah penelitian berdasarkan informasi yang
didapat dari petani responden.
4.4. Metode Analisis data