Perilaku Pasar Efisiensi Tataniaga

21

3.1.5. Perilaku Pasar

Perilaku pasar adalah pola kebiasaan pasar meliputi proses mental pengambilan keputusan serta kegiatan fisik individual atau organisasional terhadap produk tertentu, konsisten selama periode waktu tertentu. Kegiatan- kegitan perilaku meliputi tindakan penilaian, keyakinan, usaha memperoleh, pola penggunaan, maupun penolakan suatu produk Budiarto 1993. Ada tiga cara mengenal perilaku Asmarantaka 2009, yakni: 1. Penentuan harga dan setting level of output; penentuan harga adalah menetapkan harga dimana harga tersebut tidak berpengaruh terhadap perusahaan lain, ditetapkan secara bersama-sama penjual atau penetapan harga berdasarkan pemimpin harga price leadership. 2. Product Promotion Policy; melalui pameran dan iklan atas nama perusahaan. 3. Predatory and Exclusivenary tactics; strategi ini bersifat illegal karena bertujuan mendorong perusahaan pesaing untuk keluar dari pasar. Strategi ini antara lain menetapkan harga di bawah biaya marginal sehingga perusahaan lain tidak dapat bersaing secara sehat. Cara lain adalah berusaha menguasai bahan baku integrasi vertikal ke belakang sehingga perusahaan pesaing tidak dapat berproduksi dengan menggunakan bahan baku yang sama secara persaingan yang sehat.

3.1.6. Efisiensi Tataniaga

Kepuasan konsumen, produsen, maupun lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat dalam aliran barang dan jasa merupakan ukuran efisiensi Limbong dan Sitorus 1985. Menurut Hanafiah dan Saefuddin 2006 pengertian efisiensi tataniaga yang dimaksud oleh pengusaha swasta berbeda dengan yang dimaksud oleh konsumen. Perbedaan tersebut muncul karena adanya perbedaan kepentingan antara pengusaha dan konsumen. Tataniaga yang efisien dari sisi pengusaha yaitu apabila penjualan produknya dapat mendatangkan keuntungan yang tinggi. Sebaliknya konsumen menganggap bahwa tataniaga yang efisien yaitu apabila konsumen mudah mendapatkan barang yang diinginkan dengan harga rendah. Efisiensi tataniaga dapat ditingkatkan melalui dua cara yaitu; pengurangan biaya tanpa mengurangi manfaat tataniaga dan peningkatan manfaat produk tanpa 22 meningkatkan biaya tataniaga Kohl dan Uhl 2002. Efisiensi tataniaga dapat dibedakan menjadi efisiensi operasional teknik dan efisiensi harga. Efisiensi operasional teknik menurut Kohl dan Uhl 2002 diukur sebagai rasio output terhadap input. Peningkatan efisiensi operasional ditunjukkan pada situasi dimana biaya tataniaga dikurangi tanpa mempengaruhi sisi output dari rasio efisiensi. Efisiensi harga merupakan bentuk kedua dari efisiensi tataniaga. Efisiensi harga berkaitan dengan kemampuan sistem pasar mengalokasikan sumberdaya secara efisien dan mengkoordinasikan produksi dan seluruh proses tataniaga menurut arahan konsumen. Efisiensi harga dapat tercapai apabila masing-masing pihak yang terlibat dengan pemasaran “puas” atau responsif terhadap harga yang berlaku dalam Asmarantaka 2002. Efisiensi harga dianalisis melalui ada tidaknya keterpaduan pasar integrasi antara pasar acuan dengan pasar pengikutnya.

3.1.7. Margin Tataniaga