8
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini, antara lain:
1. Menganalisis saluran tataniaga dan fungsi-fungsi yang dijalankan
oleh lembaga-lembaga tataniaga, serta struktur pasar dan perilaku pasar yang terjadi dalam tataniaga kubis di Kelurahan Agung
Lawangan, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam. 2.
Menganalisis efisiensi setiap saluran tataniaga kubis di Kelurahan Agung Lawangan, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar
Alam.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi petani kubis dan lembaga tataniaga lainnya
untuk dapat meningkatkan pendapatan melalui rekomendasi yang diberikan.
2. Sebagai informasi bagi pemerintah setempat dalam menetapkan
kebijakan mengenai tataniaga kubis di Kota Pagar Alam. 3.
Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang terkait dengan tataniaga kubis.
4. Sebagai praktik bagi penulis dalam menerapkan ilmu pengetahuan
yang telah dipelajari selama masa perkuliahan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan baru yang diperoleh di lapang.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Agung Lawangan, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam. Komoditi yang diteliti yaitu sayuran jenis kubis.
Penelitian melibatkan responden petani yang berasal dari dua desa yaitu Desa Kerinjing dan Desa Gunung Agung Paoh. Analisis kajian dibatasi untuk melihat
efisiensi tataniaga secara operasional teknis dengan menggunakan pendekatan lembaga, fungsi-fungsi, struktur pasar, perilaku pasar, margin tataniaga,
farmer’s share, dan rasio keuntungan terhadap biaya. Harga yang digunakan dalam
penelitian merupakan harga rata-rata yang diterima petani dan lembaga-lembaga tataniaga lainnya selama bulan Januari hingga Maret 2012.
9
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis
Kubis juga disebut kol dibeberapa daerah. Kubis merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan pada sektor agribisnis yang dapat memberikan
sumbangan yang besar dalam peningkatan kesejahteraan petani dalam Herviyani 2009. Kubis sebagai sayuran mempunyai peran penting untuk kesehatan
manusia. Kubis banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh manusia. Secara umum, semua jenis kubis mampu tumbuh dan berkembang
pada berbagai jenis tanah. Namun, kubis dapat tumbuh optimum bila ditanam pada tanah yang kaya bahan organik. Kubis tidak dapat tumbuh dengan baik di
tanah yang sangat asam. Keasaman optimum untuk pertumbuhan kubis antara 5,5- 5,6. Kubis akan tumbuh dengan baik bila ditanam didaerah dengan suhu optimum
15 -20
C. Jika suhu melebihi 25 C maka pertumbuhan kubis akan terhambat.
Kubis dapat dipanen pada umur tiga hingga bulan. Permasalahan yang dihadapi petani dalam penanaman kubis antara lain
serangan hama dan penyakit serta pemasaran. Menurut Susila 2006, hama yang biasanya menyerang kubis yaitu ulat daun, ulat krop, Chartopilla brassicae, dan
Pieris brassicae. Sedangkan penyakit yang biasanya menyerang kubis yaitu Bacterium xanthomonas campestris, Alternaria brassicae, Fusarium oxysporum,
Rhizoctonia solani kuhn, dan Damping-off. Tataniaga menjadi kendala yang serius dalam budidaya kubis. Pada saat harga tinggi petani cenderung untuk menanam
kubis, akibatnya produksi melimpah, harga kubis jatuh dan petani mengalami kerugian.
2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga