Farmer’s Share Analisis Tataniaga Kubis (Studi Kasus: Kelurahan Agung Lawangan, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan)

71 merupakan lembaga tataniaga yang memperoleh margin terbesar dalam penyaluran kubis ke pasar lokal Kota Pagar Alam yaitu Rp 400,00 20,00 persen. Sedangkan pedagang pengumpul tingkat desa memperoleh margin terkecil yaitu Rp 200,00 per kilogram 10,00 persen. Pada saluran II petani menjual kubis ke pedagang pengumpul tingkat desa dengan harga Rp 1.000,00 per kilogram. Pedagang pengumpul tingkat desa kemudian menjual beberapa bagian kubis yang tersebut ke pedagang pengumpul luar kota non-lokal 3,3 persen dengan harga Rp 1.200,00. Pedagang pengumpul luar kota non-lokal pada saluran II menjual kubis ke pedagang pengecer luar kota non-lokal dengan harga yang sama pada saluran III Rp 2.000,00 per kilogram meskipun pada saluran II pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal memperoleh kubis dari pedagang pengumpul tingkat desa dengan harga yang lebih mahal dari petani pada saluran III Rp 1.000,00 per kilogram. Pada saluran II dan saluran III lembaga tataniaga yang memperoleh margin terbesar yaitu pedagang pengecer luar kota non-lokal yaitu Rp 1.000,00 per kilogram 33,33 persen. Pedagang pengumpul tingkat desa pada saluran II juga memperoleh margin yang terkecil yaitu Rp 200,00 6,67 persen. Hal ini dikarenakan risiko yang ditanggung pedagang pengumpul tingkat desa lebih kecil dibandingkan risiko yang ditanggung oleh lembaga tataniaga lainnya seperti pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal dan pedagang pengecer luar kota non-lokal. Pedagang pengumpul tingkat desa umumnya telah memiliki langganan untuk tujuan penjualan kubis yang dibelinya sehingga kemungkinan tidak terjual menjadi sangat sulit terjadi.

6.7. Farmer’s Share

Farmer’s share merupakan salah satu indikator dalam menentukan efisiensi tataniaga. Farmer’s share merupakan perbandingan antara harga yang diterima petani dengan harga yang diterima konsumen akhir yang dinyatakan dalam persen. Farmer’s share memiliki hubungan negatif dengan margin tataniaga. Semakin tinggi farmer’s share maka semakin rendah margin tataniaga dan sebaliknya semakin rendah farmer’s share maka margin tataniaga akan semakin tinggi. Farmer’s share yang tinggi tidak selalu mengindikasikan bahwa tataniaga berjalan secara efisien karena berkaitan dengan besar kecilnya manfaat 72 yang ditambahkan pada produk added value yang dilakukan lembaga tataniaga. Farmer’s share yang diterima petani dalam setiap saluran tataniaga dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Farmer’s Share Pada Saluran Tataniaga Kubis di Kelurahan Agung Lawangan Saluran Tataniaga Harga di Tingkat Petani RpKg Harga di Tingkat Konsumen RpKg Farmer’s Share Saluran I 1.000 2.000 50,00 Saluran II 1.000 3.000 33,33 Saluran III 1.000 3.000 33,33 Saluran IV 1.100 2.000 55,00 Saluran V 1.500 1.500 100,00 Berdasarkan Tabel 13 ditunjukkan bahwa bagian terbesar yang diterima petani yaitu pada saluran V sebesar 100 persen. Artinya bagian yang diterima petani sebesar 100 persen dari harga yang dibayarkan konsumen. Kondisi ini terjadi karena petani menjual langsung kubis yang dipanennya ke konsumen akhir sehingga tidak terbentuk suatu margin tataniaga. Selain itu, petani dapat menetapkan harga yang lebih murah karena saluran yang dilalui sangat pendek. Namun saluran V tidak rutin dilalui petani dan volume penjualan pada saluran tersebut relatif kecil. Selanjutnya pada saluran IV petani menerima bagian sebesar 55 persen. Artinya petani menerima 55 persen dari harga yang dibayarkan konsumen. Pada Saluran IV petani menjual kubis ke pedagang pengecer lokal yang kemudian dijual ke konsumen akhir. Saluran ini juga cukup pendek sehingga margin yang terbentukpun sangat kecil. Bagian yang diterima petani pada saluran I sebesar 50 persen. Petani menerima 50 persen dari harga yang dibayarkan konsumen. Saluran I merupakan saluran yang paling panjang karena melibatkan banyak lembaga tataniaga. Pada saluran II dan saluran III bagian yang diterima petani sama yaitu 33,33 persen. Maskipun lembaga yang terlibat dalam kedua saluran tersebut berbeda, harga yang dibayar oleh konsumen dan harga yang diterima petani sama. Bagian yang diterima petani sebesar 33,33 persen dari harga yang dibayarkan konsumen. Bagian ini merupakan bagian terkecil jika dibandingkan dengan bagian yang diterima pada saluran I, IV, dan V. 73

6.8. Rasio Keuntungan Terhadap Biaya