51 dan pedagang pengumpul pasar lokal telah memiliki hubungan dagang. Hubungan
dagang tersebut terbentuk karena umur pedagang pengumpul dan tingkat pengalaman. Pedagang pengumpul tingkat desa dan pedagang pengumpul pasar
lokal berumur antara 32 hingga 50 tahun dan pengalaman berdagang yang dimiliki keduanya rata-rata lebih dari lima tahun sehingga terjalin hubungan dagang cukup
lama atau dikenal dengan istilah “langganan”.
Kubis yang berada di tempat pedagang pengumpul tingkat desa diangkut ke mobil pick up yang digunakan pedagang pengumpul pasar lokal. Biaya untuk
tenaga kerja yang mengangkut kubis tersebut ditanggung oleh pedagang pengumpul pasar lokal, yaitu Rp 500,00 per karung. Selanjutnya kubis diangkut
menuju tempat pedagang pengumpul pasar lokal yang berada di pasar terminal Kota Pagar Alam diluar Kelurahan Agung Lawangan. Biaya pengangkutan
Kubis untuk sekali pengangkutan yaitu Rp 50.000,00 dengan kapasitas mobil 2000 kilogram. Kubis yang sampai di tempat pedagang pengumpul pasar lokal
kemudian diturunkan dari mobil pick up oleh tenaga kerja. Biaya yang dikeluarkan untuk menurunkan kubis tersebut yaitu Rp 500,00 per karung.
Pedagang pengumpul pasar lokal menanggung biaya penyusutan sebesar Rp 1.000,00 per karung.
Kubis kemudian dijual ke pedagang pengecer lokal dengan harga rata-rata Rp 1.600,00 per kilogram. Umumnya pedagang pengecer membeli kubis dalam
jumlah yang sedikit yaitu 200 kilogram. Biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer yaitu biaya kantong plastik, upah tenaga kerja angkut, biaya penyusutan,
dan retribusi pasar. Biaya kantong plastik yaitu Rp 2.000,00 per pack dan upah tenaga kerja pengangkut Rp 500,00 per karung. Biaya penyusutan yang
ditanggung pedagang pengecer Rp 3.000, 00 per karung. Biaya retribusi total yang dikeluarkan Rp 2.000,00 per hari. Pedagang pengecer lokal kemudian
menjualnya ke konsumen akhir lokal dengan harga rata-rata Rp 2.000 per kilogram. Konsumen akhir lokal yaitu ibu rumah tangga.
6.2.2. Saluran Tataniaga II
Pada saluran II, tataniaga kubis melibatkan lembaga perantara pedagang pengumpul tingkat desa, pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal, dan
pedagang pengecer luar kota non-lokal. Tataniaga kubis dimulai dari petani yang
52 menjual komoditinya sebanyak 121,4 ton 38,86 persen kepada pedagang
pengumpul tingkat desa. Biaya yang dikeluarkan dan harga yang diterima petani pada saluran II sama seperti yang terjadi di saluran I. Jumlah yang dibeli
pedagang pengumpul tingkat desa yaitu 121,4 ton kemudian dijual sekitar 4 ton kepada pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal 3,3 persen. Hal ini
dikarenakan pembelian oleh pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal ke pedagang pengumpul tingkat desa dilakukan hanya jika pedagang pengumpul
pasar luar kota non-lokal merasa kekurangan komoditi kubis untuk dijual kembali ke pedagang pengecer luar kota non-lokal sehingga saluran II tidak
rutin ditempuh untuk menyalurkan kubisnya. Selain itu, pedagang pengumpul tingkat desa yang dapat melakukan penjualan ke pedagang pengumpul pasar luar
kota non-lokal adalah pedagang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal atau memiliki hubungan dagang
yang sudah lama terjalin. Harga rata-rata yang diterima pedagang pengumpul tingkat desa atas kubis
yang dijualnya yaitu Rp 1.200,00 per kilogram. Biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul tingkat desa dalam melakukan pengiriman barang meliputi biaya
penimbangan, biaya karung, dan biaya pengangkutan dari tempat pedagang pengumpul desa ke tempat pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal.
Biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal meliputi biaya penyusunan kubis ke dalam truk, biaya angkut ke luar kota, biaya tenaga
kerja, biaya penyusutan dan retribusi. Biaya penyusunan kubis ke dalam truk yang bermuatan empat ton yaitu Rp 500,00 per karung. Biaya retribusi untuk
menyalurkan kubis ke luar kota yaitu Rp 25.000,00 dan biaya penyusutan Rp 3.000,00 per karung. Biaya angkut yang dikeluarkan yaitu Rp 750.000,00 dan
biaya tenaga kerja biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang melakukan pengangkutan kubis dari tempat pedagang pengirim ke pasar luar kota yaitu Rp
200.000,00 untuk sekali pengangkutan. Biaya tersebut relatif murah dikarenakan truk yang digunakan merupakan milik pedagang pengumpul pasar luar kota non-
lokal. Pedagang pengumpul pasar luar kota non-lokal memiliki pengalaman berdagang lebih dari lima tahun sehingga telah memiliki investasi berupa truk dan
telah memiliki langganan dalam menjual kubis yang dimilikinya.
53 Pedagang pengumpul pasar luar kota menjual kubis kepada pedagang
pengecer yang berada di luar kota non-lokal. Penjualan dilakukan setiap dua hari sekali. Umumnya pedagang pengecer luar kota non-lokal sudah hafal jadwal
kedatangan truk yang membawa kubis dari Kota Pagar Alam sehingga mereka sudah menunggu ketika truk tiba di pasar luar kota. Pedagang pengumpul pasar
luar kota menjual 100 persen kubis yang dibelinya kepada pedagang pengecer luar kota dengan harga rata-rata Rp 2.000,00 per kilogram.
Pedagang pengecer luar kota non-lokal kemudian menjual kubis tersebut ke konsumen akhir luar kota non-lokal yaitu ibu rumah tangga dengan harga
rata-rata Rp 3.000,00 per kilogram. Biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer luar kota non-lokal yaitu biaya retribusi, kantong plastik, biaya penyusutan, dan
tenaga kerja untuk mengangkut karung yang berisi kubis.
6.2.3. Saluran Tataniaga III