Analisis Margin Tataniaga Analisis Farmer’s Share

29

4.4.1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif kondisi pemasaran kubis. Selanjutnya kondisi tersebut diformulasikan dalam bentuk tabel dan gambar.

4.4.2. Analisis Lembaga, Saluran Tataniaga, dan Fungsi-fungsi Tataniaga

Analisis lembaga tataniaga dan saluran tataniaga dilakukan untuk mengetahui lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat dan fungsi-fungsi tataniaga yang dijalankan oleh masing-masing lembaga tataniaga. Fungsi-fungsi tataniaga yang dijalankan oleh masing-masing lembaga tataniaga dapat berbeda antara satu dengan lainnya. Fungsi-fungsi tataniaga tersebut terdiri dari fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Manfaat dari analisis fungsi tataniaga adalah sebagai bahan perbandingan biaya yang dihasilkan oleh setiap lembaga tataniaga. Aliran kubis dari produsen petani sampai ke konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga tataniaga seperti pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Saluran tataniaga kubis di Kelurahan Agung Lawangan diawali dari petani dengan menghitung persentase pasokan sampai pedagang pengecer dan hingga pada akhirnya sampai ke konsumen akhir. Jalur tataniaga tersebut akan menggambarkan saluran tataniaga. Semakin panjang saluran tataniaga, maka margin tataniaga yang terjadi antara produsen dan konsumen akan semakin tinggi.

4.4.3. Analisis Struktur dan Perilaku Pasar

Penentuan struktur pasar kubis yang dihadapi oleh masing-masing lembaga tataniaga didasarkan pada kondisi saluran yang dilalui yang dikaitkan dengan jumlah lembaga tataniaga yang terlibat penjual dan pembeli, sifat produk homogenheterogen, kebebasan keluar masuk pasar, dan informasi harga pasar yang terjadi. Perilaku pasar kubis dianalisis dengan mengamati praktek penjualan dan pembelian, sistem penentuan harga, sistem pembayaran, dan kerjasama antar lembaga tataniaga.

4.4.4. Analisis Margin Tataniaga

Margin tataniaga merupakan salah satu indikator untuk menentukan efisiensi tataniaga. Efisiensi tataniaga dengan indikator ini diketahui dengan cara 30 menghitung nilai margin tataniaga yang diperoleh oleh masing-masing lembaga tataniaga yang terlibat dalam saluran tataniaga dan kemudian membandingkan nilai margin tersebut untuk setiap saluran. Saluran tataniaga yang memiliki nilai margin yang terkecil diantara saluran tataniaga yang lainnya dapat dikatakan sebagai saluran yang efisien. Namun perlu diketahui bahwa margin tataniaga bukan merupakan satu-satunya indikator dalam menentukan efisiensi tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari biaya-biaya tataniaga yang dikeluarkan dan keuntungan tataniaga yang diperoleh masing-masing lembaga tataniaga atau merupakan selisih antara harga pada tingkat petani dengan harga di tingkat lembaga perantara pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Menurut Asmarantaka 2009 secara matematis margin tataniaga dirumuskan sebagai berikut: mji = Psi – Pbi ……………… 1 mji = Bti + πi ……………..... 2 dengan demikian : πi = mji – Bti ………………. 3 jadi besarnya total margin tataniaga adalah: Mij = Σ mji, i = 1,2,3,........n Keterangan: mji = Margin tataniaga pada lembaga ke-i Rpkg Psi = Harga penjualan lembaga tataniaga ke-i Rpkg Pbi = Harga pembelian lembaga tataniaga ke-i Rpkg Bti = Biaya tataniaga lembaga tataniaga ke-i Rpkg πi = Keuntungan lembaga tataniaga ke-i Rpkg Mij = Total margin tataniaga Rpkg

4.4.5. Analisis Farmer’s Share

Perbandingan persentase harga yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayar di tingkat konsumen disebut farmer’s share Asmarantaka 2009. Secara matematis farmer’s share dihitung sebagai berikut: Fsi = Pf Pr X 100 31 Keterangan: Fsi : Persentase pendapatan yang diterima petani Pf : Harga di tingkat atau yang diterima petani Pr : Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir Farmer’s share juga merupakan indikator dalam menentukan efisiensi tataniaga. Farmer’s share antara suatu saluran tataniaga dengan saluran tataniaga lainnya memiliki nilai yang berbeda. Efisiensi tataniaga dapat diketahui dengan melihat nilai farmer’s share yang paling tinggi pada setiap saluran tataniaga.

4.4.6. Analisis Rasio Keuntungan Terhadap Biaya