40 tidak tamat Sekolah Dasar SD yaitu satu orang dan merupakan pedagang
pengumpul tingkat desa. Pedagang yang merupakan sarjana hanya satu orang, yaitu pedagang pengumpul luar kota non-lokal.
Tingkat pengalaman pedagang yaitu antara 1-13 tahun. Pedagang responden yang memiliki pengalaman kurang dari atau sama dengan lima tahun
yaitu sebanyak empat orang. Sedangkan pedagang yang memiliki pengalaman di atas lima tahun terdiri dari enam orang pedagang.
5.4. Gambaran Umum Budidaya Kubis di Kelurahan Agung Lawangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden, budidaya kubis yang umumnya dilakukan oleh petani di Kelurahan Agung Lawangan terdiri dari
beberapa tahapan. Tahapan tersebut yaitu; 1 persemaian, 2 pengolahan tanah dan pembuatan bedengan serta lubang tanam, 3 penanaman, dan pemeliharaan,
4 panen. Varietas kubis yang banyak ditanam petani yaitu Grand-11. 1. Persemaian
Benih kubis disemaikan terlebih dahulu secara merata pada luasan lahan tertentu sebelum ditanam pada lahan tetap. Pada umur lebih kurang tiga hingga
empat minggu benih yang ditanam tersebut tumbuh menjadi bibit kubis yang siap dipindahkan ke lahan tetap. Penyemaian dilakukan untuk mempermudah
penyiraman. Selain itu jika benih disemaikan terlebih dahulu, pengawasan terhadap pertumbuhannya lebih mudah dilakukan. Rata-rata benih yang yang
digunakan petani responden untuk budidaya kubis yaitu sekitar 10 kantong benih dengan berat 15 gram per kantong. Benih tersebut dibeli petani dengan harga yang
variatif mulai dari Rp 40.000,00 hingga Rp 48.000,00. 2. Pengolahan tanah dan pembuatan bedengan serta lubang tanam
Cara pengolahan tanah yang dilakukan oleh petani yaitu melalui pencangkulan. Tanah dicangkul kemudian dibiarkan selama tiga sampai empat
hari untuk mendapatkan sinar matahari. Selanjutnya dibuat bedengan dengan ukuran yang disesuaikan dengan keadaan tanah. Setelah dibuat bedengan
kemudian diberi pupuk kandang yang terbuat dari kotoran ayam dan selanjutnya dibuat lubang tanam untuk penanaman bibit kubis. Pupuk kandang yang
digunakan yaitu rata-rata 10 karung pupuk dengan berat sekitar 35 kilogram per
41 karung. Pupuk tersebut dibeli petani dengan harga berkisar antara Rp 12.000,00
hingga Rp 16.000,00 per karung. 3. Penanaman dan pemeliharaan
Bibit yang berasal dari persemaian kemudian ditanam pada lubang tanam. Setelah bibit tersebut berumur satu bulan maka dilakukan pemupukan
menggunakan pupuk urea yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan. Pupuk urea yang digunakan untuk satu hektar lahan yang ditanami
kubis yaitu dua karung 100 kilogram dengan harga beli sekitar Rp 95.000,00 hingga Rp 100.000,00 per karung. Selain itu, petani juga menggunakan pupuk
phonska dan pupuk TSP. Pupuk phonska yang digunakan rata-rata petani yaitu satu karung 50 kilogram dengan harga beli Rp 135.000,00 per karung. Pupuk
TSP yang digunakan sekitar dua karung 100 kilogram dengan harga beli Rp 135.000,00 per karung. Pada masa pemeliharaan petani juga menggunakan
pestisida dan fungisida sesuai kebutuhan. 4. Panen
Tanaman kubis dapat dipanen setelah berumur sekitar 120 hari. Bobot kubis yang dipanen rata-rata berkisar antara 1-2,5 kg. Kubis yang telah dipanen
dimasukkan ke dalam karung dan langsung dijual kepada pedagang. Panen dapat dilakukan sendiri oleh petani dan dapat pula dilakukan oleh pedagang pengumpul
tingkat desa. Kubis yang ditanam petani di Kelurahan Agung Lawangan ada yang
dilakukan secara monokultur,polikultur, dan tumpang sari. Tumpang sari yang dilakukan biasanya antara kubis dengan tomat, atau kubis dengan cabai, dan jenis
sayuran lainnya. Petani kubis di Kelurahan Agung Lawangan sebagian besar melibatkan anggota keluarganya dalam melakukan budidaya kubis. Anggota
keluarga yang terlibat dalam budidaya tersebut antara dua hingga empat orang.
42
VI ANALISIS TATANIAGA KUBIS
6.1. Produsen dan Lembaga Tataniaga