51 pemasaran dilakukan pada pagi hari, sedangkan untuk pelaku usaha olahan jamur
tiram biasanya dilakukan siang hari. 4.
Promosi Promosi merupakan kegiatan memperkenalkan produk yang dihasilkan,
lokasi Kumbung jamur D D yang berdekatan dengan pasar Bojonggede mempermudah kegiatan promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh
Kumbung Jamur D D pada awal usaha yaitu dengan memberikan contoh jamur tiram putih segar, sehingga pasar tersebut dapat mengetahui kualitas dari jamur
segar tersebut. Saat ini promosi yang terjadi hanya melalui word of mouth karena beberapa pasar sudah mengetahui kualitas yang baik jamur segar pelaku usaha di
Kumbung Jamur D D.
6.1.1.3 Perkiraan Penjualan
Mengingat peluang pasar yang masih terbuka maka Kumbung Jamur D D perlu meningkatkan terus produksi jamur tiram segarnya. Perkembangan
produksi jamur tiram putih di Jawa Barat.
Tabel 11. Perkembangan Produksi Jamur di Jawa Barat Tahun 2006-2011
Tahun Produksi kg
Presentase 2006
10.173.800 2007
5.133.000 -49,55
2008 5.416.094
5,52 2009
7.306.746 34,91
2010 19.623.160
168,56 2011
33.846.618 72,48
Sumber: Departemen Pertanian 2012
Proyeksi produksi pada tahun 2013 diperoleh analisis deret waktu berupa metode kuadrat terkecil dengan persamaan:
bX a
Y
dimana,
n Y
a
dan
x
xy b
Tabel 12 . Perhitungan Proyeksi Perkembangan Jamur di Jawa Barat
Tahun X
Y XX
XY 2006
-3 10.173.800
9 -30.521.400
2007 -2
5.133.000 4
-10.266.000 2008
-1 5.416.094
1 -5.416.094
2009 1
7.306.746 1
7.306.746 2010
2 19.623.160
4 39.246.320
2011 3
33.846.618 9
101.539.854 Jumlah
81.499.418 28
101.889.426
52 Dari
perhitungan di
atas diperoleh
persamaan Y=13.583.236,33+3.638.908,07X sehingga proyeksi produksi pada tahun 2013
X=5 sebesar 31.777.776,68 kg. Dengan mengetahui proyeksi produksi industri dan pelaku usaha dapat diketahui market share dari Kumbung Jamur D D saat
ini dan setelah dilakukan pengembangan baik menggunakan rangka bambu atau menggunakan rangka kayu. Proyeksi produksi industri menggunakan data
produksi jamur di Jawa Barat, karena target pasar kumbung Jamur D D saat ini adalah wilayah Bogor dan sekitarnya. Sehingga data produksi yang digunakan
berdasarkan industri jamur yang memiliki wilayah pemasaran sama dengan Kumbung Jamur D D.
Market Share = Jumlah penjualan perusahaan unit
x 100 Jumlah penjualan industri unit
Market Share saat ini sebelum pengembangan usaha : Market Share =
16.200 Kg x 100 = 0,0005
31.777.776,68 Kg Market Share setelah pengembangan kumbung :
Market Share = 48.600 Kg
x 100 = 0,0015 31.777.776,68 Kg
Market share yang diterima Kumbung Jamur D D saat ini 0,0005 persen dan akan meningkat menjadi 0,0015 persen setelah dilakukan pengembangan
usaha yakni perluasan kumbung. Pada awalnya Kumbung Jamur D D mampu memproduksi jamur tiram 5.400 kilogram per periode, sehingga total produksi
jamur 16.400 kilogram per tahun. Sehingga sebelum adanya pengembangan Kumbung Jamur D D memiliki market share sebesar 0,0005 persen dari total
penjualan industri. Setelah dilakukan perluasan kumbung, produksi jamur tiram Kumbung Jamur D D meningkat menjadi 16.200 kilogram per periode atau
48.600 kilogram per tahun. Sehingga setelah adanya perluasan kumbung market share Kumbung Jamur D D meningkat menjadi 0,0015 persen dari total
produksi industri jamur di Jawa Barat. Perhitungan market share ini memiliki
53 kelemahan, yakni penentuan jumlah produksi di wilayah Jawa Barat, sedangkan
saat ini Kumbung Jamur D D hanya memasarkan jamur tiram di Kecamatan Bojonggede dan wilayah Kota Bogor.
6.1.1.4 Hasil Analisis Aspek Pasar