Skala Usaha Proses Produksi

56 ini. Rencana ini memungkinkan untuk dilakukan karena ketersediaan tanah, tenaga kerja dan bahan baku melimpah.

6.1.2.2 Skala Usaha

Dengan luas lahan sekitar 600 m 2 , Kumbung Jamur D D memiliki kumbung dengan kapasitas 15.000 baglog menghasilkan sekitar 5.400 kg jamur tiram setiap periode produksi empat bulan. Skala usaha Kumbung Jamur D D tergolong kecil. Sesuai dengan kriteria pengusaha kecil yang diatur dalam Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 yakni : a Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 dua ratus juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, b memiliki hasil penjualan tahunan, paling banyak Rp 1 M, c Milik Warga Negara Indonesia WNI, d Berdiri sendiri, tidak memiliki anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi, dan e Berbentuk usaha perorangan, badan usaha tidak berbadan hukum atau badan usaha berbadan hukum dalam bentuk koperasi.

6.1.2.3 Proses Produksi

Adapun rangkaian kegiatan proses produksi yang akan dilakukan oleh tenaga kerja di Kumbung Jamur D D adalah sebagai berikut : a Pembuatan Media Taman Bahan baku utama yang diperlukan untuk membuat baglog yaitu serbuk kayu, dedak, tepung jagungmenir jagung, dan kapur. Serbuk gergaji yang digunakan yaitu dari jenis kayu yang tidak mengandung getah. Kemudian bahan baku tersebut dicampur secara merata dengan komposisi bahan disesuaikan dengan kebutuhan. Kompisisi substrat tanaman jamur ditunjukkan dalam Tabel 14. Tabel 14 . Kompisisi Substrat Tanaman Jamur Kumbung Jamur D D No. Bahan Baku Formulasi 1 Serbuk kayu 80 2 Dedak 16 3 Tepung jangungMenir jangung 2 4 Kapur 2 Sumber : Pemilik Kumbung Jamur D D Semua bahan baku tersebut dicampur menggunakan sekop dan ditambah dengan air kemudian dikomposkan selama 12 jam. Proses pengomposan ini 57 dimaksudkan untuk menguraikan senyawa-senyawa kompleks dalam bahan-bahan dengan bantuan mikroba, sehingga senyawa-senyawa yang lebih sederhana mudah dicerna oleh jamur. Tahap berikutnya yaitu pengisian bahan baku. Pengisian bahan baku ini dilakukan secara manual ke dalam plastik tahan berukuran 17x35 centimeter. Pengisian dilakukan secara manual sampai media terisi padat, dimaksudkan agar pertumbuhan bibit yang ditaman pada media tersebut dapat merata. Setelah media dipadatkan kemudian diikat dengan karet. b Sterilisasi Sterilisasi baglog bertujuan untuk menghambat pertumbuhan semua jasad hidup yang mungkin terbawa bersama bahan baku. Alat sterilisasi yang digunakan oleh Kumbung Jamur D D yaitu steamer yang terbuat dari plat baja dan mampu menghasilkan uap air panas bertekanan tinggi, dengan temperatur 120 derajat celcius. Bagian dalam steamer dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian bawah untuk tempat air yang akan dipanaskan dan menghasilkan uap air panas dan bagian atas untuk tempat log yang akan disterilkan. Proses sterilisasi memakan waktu 5 sampai 6 jam, kemudian proses pendinginan yang merupakan upaya menurunkan suhu media tanam setelah disterilkan agar bibit jamur yang akan dimasukan ke dalam baglog tidak mati. Pendinginan dilakukan selama semalam atau 12 jam sebelum dilakukan inokulasi. c Inokulasi Inokulasi merupakan proses kegiatan pemindahan sejumlah kecil miselium jamur tiram putih dari biakan induk ke dalam media tanam yang telah disediakan. Dalam proses inokulasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu masalah kebersihan meliputi kebersihan alat, tempat dan orang yang melakukan inokulasi. Peralatan inokulasi yang digunakan yaitu sendok makan dan baglog yang harus disterilkan menggunakan alkohol 70 persen dan lampu spritus. Semua alat yang digunakan dalam inokulasi dibilas kedalam larutan alkohol 70 persen kemudian dinyalakan beberapa saat. Ruangan yang dipakai untuk inokulasi merupakan ruangan yang tidak sering dilalui orang dan sebelum digunakan ruangan harus disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol. Selain ruangan dan media tanam, orang yang akan melakukan inokulasi pun harus mensterilkan 58 tangan dengan cara mencuci menggunakan alkohol dan mengenakan pakaian yang bersih. Cara melakukan inokulasi adalah dengan memasukkan bibit jamur tiram kedalam mediabaglog. Setelah media terisi bibit, pada bagian leher plastik ditutup dengan menggunakan karet. Penutupan media dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan miselia jamur, karena miselia jamur tumbuh baik pada kondisi yang tidak terlalu banyak oksigen. d Inkubasi Proses inkubasi dilakukan dalam ruangan bersuhu kamar atau sekitar 22 sampai 28 derajat celcius. Proses ini dilakukan selama 30 hari hingga tampak miselium berwarna putih yang memenuhi bagian baglog secara merata. e Pemeliharaan Baglog jamur tiram putih yang dapat dipindahkan ke ruang perawatan adalah baglog yang telah dipenuhi dengan miselium. Pertumbuhan tubuh buah awal umumnya ditandai dengan adanya bintik-bintik serat berwarna putih yang makin lama makin membesar dan dalam selang waktu beberapa hari akan tumbuh jamur kecil dan dapat dipanen dengan cara dipetik langsung apabila ukurannya sudah cukup besar. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur sampai panen yaitu antara 26 sampai 28 derajat celcius. Selama pertumbuhan tubuh buah, kelembaban udara diatur sekitar 90 persen karena apabila kurang dari 90 persen media akan mengering. Kelembaban udara selama pertumbuhan tubuh buah dapat tetap dipertahankan yaitu dengan menyiram lantai dan pengabutan. Sirkulasi udara di dalam kumbung juga perlu diperhatikan. Ketika dalam tahap miselium, jamur tidak memerlukan banyak oksigen. Namun, ketika jamur semakin berkembang, kebutuhan oksigennya juga semakin meningkat. Selain itu, kadar karbondioksida juga dapat mempengaruhi pembentukan tubuh buah jamur. Adanya karbondioksida dapat menyebabkan pemanjangan tubuh buah atau etiolasi. Karena itu sirkulasi udara perlu diatur dengan cara membuka jendela kumbung secara rutin selama 1-2 jam sehari. 59 f. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama pengganggu yang mengganggu di Kumbung Jamur D D yaitu serangga. Penanganannya pun tidak terlalu rumit hanya memasang perangkap serangga di rak-rak jamur. Selain hama, jamur juga dapat terserang penyakit yang disebabkan oleh fungi, bakteri, dan virus. Hal ini hanya dapat dicegah dengan memperhatikan kebersihan para pekerja. Selain itu setiap tahapan dilakukan dengan steril. Baglog dan jamur yang terserang langsung dipisahkan dan dibakar agar penyakit tidak menular kepada baglog dan jamur yang lain. g. Panen dan Pascapanen Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat optimal, yaitu cukup besar tetapi belum maksimal. Panen jamur dilakukan dengan cara mencabut seluruh jamur hingga bagian pangkal jamur yang terdapat pada baglog dengan menggunakan gunting. Bagian lubang baglog harus bersih dari sisa jamur yang lama agar tidak terjadi pembusukan yang dapat menghambat pembentukan jamur baru. Panen dilakukan pada pagi hari dan didiamkan sekitar satu jam untuk mengurangi kadar air dalam jamur. Hal tersebut dilakukan agar jamur tidak mudah rusak saat pengemasan. Kegiatan pasca panen yang dilakukan berupa membersihkan jamur dari kotoran dan memotong akar jamur yang kotor dengan menggunakan cutter. Jamur yang telah bersih ditimbang dan dikemas dalam kantong plastik dengan kapasitas 5 kg.

6.1.2.4 Layout