60 Setelah melalui tahap inkubasi selama 30 hari, baglog yang penuh miselia akan
dipindahkan ke dua ruang pemeliharaan atau kumbung yang berukuran 8 x 12 meter. Untuk jamur tiram yang telah dipanen akan melalui tahap pengemasan di
ruangan pengadukan yang tidak terpakai karena hanya dipakai saat pembuatan media tanam. Tata ruang lokasi usaha Kumbung Jamur D D dilihat pada
Lampiran 2.
6.1.2.5 Pemilihan Jenis Teknologi
Pemilihan teknologi dan peralatan produksi Kumbung Jamur D D tergolong sederhana. Proses pengadukan dilakukan secara manual menggunakan
sekop, selang, sarung tangan, dan masker. Proses pengukusan menggunakan steamer dengan kapasitas 200 baglog. Proses sterilisasi menggunakan gas LPG
sebagai bahan bakarnya. Proses inokulasi, pemeliharaan, dan pemanenan menggunakan cutter, pinset, botol, dan selang air.
6.1.2.6 Hasil Analisis Aspek Teknis
Berdasarkan analisis tersebut dapat dikatakan bahwa secara teknis tidak terdapat satupun kendala atau permasalahan yang menghambat jalannya usaha.
Pemilihan lokasi usaha, skala usaha, proses produksi, tata letak, dan pemilihan teknologi mampu menghasilkan produk secara optimal dan mendukung untuk
dilakukan pengembangan usaha. Sehingga secara teknis Kumbung Jamur D D layak untuk dijalankan dan dikembangkan.
6.1.3 Aspek Manajemen dan Hukum
Aspek manajemen mengkaji bentuk usaha, pengadaan tenaga kerja, struktur organisasi, dan jumlah tenaga kerja yang akan digunakan. Pada aspek
hukum berisi mengenai masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen usaha, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki Kasmir Jakfar
2009.
6.1.3.1 Manajemen
Tenaga kerja yang dimiliki oleh Kumbung Jamur D D saat ini berjumlah 3 pekerja tetap yaitu satu orang berasal dari keluarga pemilik sekaligus pendiri
61 Kumbung Jamur D D, dan dua orang dari luar keluarga. Tingkat pendidikan
tenaga kerja mulai dari lulusan SMA dan Sarjana. Kriteria perekrutan tenaga kerja ini yakni tekun, rajin, ulat, dan dapat dipercaya. Tenaga kerja tetap biasanya
melakukan kegiatan sterilisasi, pemasaran, pemeliharaan, dan inokulasi. Analisis terhadap aspek manajemen di Kumbung Jamur D D mencakup pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen seperti fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
Pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengorganisasian dilakukan oleh pemilik sekaligus pendiri Kumbung Jamur D D. Perencanaan mencakup
bagaimana melakukan kegiatan produksi yang efisien dan efektif, ketersediaan bahan baku, penetapan harga, pelaksanaan promosi, pemasaran yang efektif, dan
perolehan modal. Fungsi perencanaan ini dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pengalaman yang telah dimiliki oleh pemilik selama keberlangsungan usaha
Kumbung Jamur D D. Fungsi pengorganisasian yaitu mengokordinasikan setiap fungsi dan tugas kepada pekerjanya. Hal ini dilakukan agar pekerjaan dapat
berjalan dengan baik dan terintegrasi. Pelaksanaan produksi di Kumbung Jamur D D dilakukan oleh 2 tenaga
kerja dari luar keluarga. Pelaksanaan kegiatan mulai dari pembelian bahan baku, pengadukan, loging, sterilisasi, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, pasca panen,
pemasaran, promosi, hingga pencatatan. Fungsi Pengendalian dan pengawasan di Kumbung Jamur D D dilakukan oleh pimpinan terhadap kinerja tenaga kerja.
6.1.3.2 Hukum