Perkembangan Jamur Tiram Putih di Indonesia

11 dapat dihasilkan bahkan saat ini sudah dapat ditingkatkan hingga 120-150 persen. Jamur tiram memiliki rasa yang lezat dan kandungan gizi yang cukup tinggi. Menurut Suriawiria 2001, jamur tiram yang banyak dibudidayakan antara lain : 1. Jamur tiram putih pleurotus ostreatus, dikenal pula dengan nama shimeji white varietas florida, warna tudungnya putih susu sampai putih kekuningan dengan lebar 3-14 centimeter. 2. Jamur tiram abu-abu, dikenal dengan nama shimeji grey varietas sajor salju, warna tudungnya abu kecoklatan sampai kuning kehitaman dengan lebar 6-14 centimeter. 3. Jamur tiram coklat, dikenal pula dengan nama jamur abalone varietas cystidious, warna tudungnya keputihan atau sedikit keabu-abuan sampai abu- abu kecoklatan dengan lebar 5-12 centimeter. 4. Jamur tiram merahpink, dikenal pula dengan nama shakura varietas flabellatus, tudungnya berwarna kemerahan. Dilihat dari aspek kesehatan, jamur tiram merupakan bahan pangan bergizi berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkan obat modern. Beberapa khasiat jamur tiram putih yaitu sebagai anti kolestrol, mencegah kanker, mengurangi risiko cacat kelahiran dan cacat otak pada anak, serta banyak mengandung vitamin C dan sembilan asam amino esensial yang tidak bisa disintesis tubuh.

2.2 Perkembangan Jamur Tiram Putih di Indonesia

Jamur tiram merupakan jenis sayuran yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Budidaya jamur tiram memanfaatkan limbah industri penggergajian kayu sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh rakyat. Usaha ini dianggap potensial dalam rangka memperbaiki tingkat ekonomi rakyat karena dengan modal relatif kecil dan dapat dikerjakan dengan melibatkan keluarga dan tetangga terdekat. Menurut Martawijaya dan Nurjayadi 2009, permintaan jamur tiram bukan saja datang dari pasar domestik, namun juga dari permintaan ekspor ke berbagai negara. Kesempatan inilah yang membuka peluang bisnis budidaya jamur tiram dan olahan yang berbahan baku jamur tiram. 12 Dewasa ini kecenderungan minat masyarakat terhadap sayuran terus meningkat, akibat dari pola hidup sehat yang telah menjadi gaya hidup masyarakat. Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan bisnis jamur tiram, di mana sebagai tanaman sayuran berpotensi untuk dikembangkan dan mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat. Jamur tiram merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi dan dapat menjadi bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan jenis jamur lain Djarijah, 2001. Kandungan asam amino pada jamur tiram mengidentifikasikan bahwa tingginya nilai gizi yang terkandung di dalam jamur tiram. Hal ini menjadi salah satu daya tarik untuk masuk ke dalam bisnis jamur tiram yang mengakibatkan tumbuhnya industri jamur tiram. Indonesia selama ini hanya mampu memasok jamur sebesar 0,9 persen dari pasar jamur dunia. Angka tersebut kecil jika dibanding dengan China yang memasok 33,2 persen pasar jamur dunia. Dalam pengembangan usaha, ketidakberdayaan industri jamur nasional disebabkan berbagai hal seperti produsen benih yang terbatas, tidak adanya standarisasi dan jaminan kualitas bibit, belum adanya standarisasi proses produksi, serta penanganan pascapanen yang sederhana. Selain itu, terbatasnya permodalan petani, bank yang belum mendukung dan prosedur yang berbelit mengakibatkan penjualan jamur dikuasai oleh tengkulak Departemen Pertanian, 2010.

2.3 Kriteria Tempat Budidaya Jamur Tiram