71 mengembangkan usaha dan menjalankan operasional usaha jamur tiram putih
selama umur usaha.
6.2.4.1 Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha. Pada penelitian ini akan diberikan gambaran terkait biaya investasi
Kumbung Jamur D D sebelum pengembangan skenario I, rencana pengembangan kapasitas produksi jamur tiram dengan perluasan kumbung dengan
menggunakan rangka bambu skenario II, dan rencana pengembangan kapasitas produksi jamur tiram dengan perluasan kumbung dengan menggunakan rangka
kayu skenario III. Adapun rincian biaya investasi dari ketiga skenario yaitu : 1.
Skenario I Biaya Investasi Sebelum Pengembangan Biaya investasi Kumbung Jamur D D meliputi kumbung ruang
pengolahan media, ruang pengukusan, ruang inkubasi, ruang inokulasi, steamer, kompor, tabung gas, sekop, sprayer, pompa air, keranjang panen, ember, cutter,
pisau, terpal, selang air, sepatu bot, timbangan, sapu lidi, torn 400 liter, paralon, capit, senter dan lahan. Total biaya investasi Kumbung Jamur D D Rp
259.177.000. Adapun rincian biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 18. 2.
Biaya Investasi Skenario II Rencana Perluasan Kumbung dengan Menggunakan Rangka Bambu
Biaya investasi yang dilakukan dalam pengembangan kapasitas produksi jamur tiram meliputi kumbung ruang pengolahan media, ruang pengukusan, ruang
inkubasi, ruang inokulasi, steamer, kompor, tabung gas, sekop, sprayer, pompa air, keranjang panen, ember, cutter, pisau, terpal, selang air, sepatu bot,
timbangan, sapu lidi, torn 400 liter, paralon, capit, senter dan lahan. Total biaya investasi Kumbung Jamur D D Rp 692.181.000. Rencana pengembangan
kapasitas produksi jamur tiram memerlukan tambahan investasi pembelian lahan dan perluasan kumbung. Pembelian lahan seluas 400 m
2
senilai Rp 600.000.000 dan perluasan kumbung dengan menggunakan rangka bambu senilai Rp
44.357.000. Rincian biaya investasi dapat dilihat pada tabel 19. 3.
Biaya Investasi Skenario III Rencana Perluasan Kumbung dengan Menggunakan Rangka Kayu
Biaya investasi yang dilakukan dalam pengembangan kapasitas produksi
72 jamur tiram meliputi kumbung ruang pengolahan media, ruang pengukusan, ruang
inkubasi, ruang inokulasi, steamer, kompor, tabung gas, sekop, sprayer, pompa air, keranjang panen, ember, cutter, pisau, terpal, selang air, sepatu bot,
timbangan, sapu lidi, torn 400 liter, paralon, capit, senter dan lahan. Total biaya investasi Kumbung Jamur D D Rp
904.621.000
. Rencana pengembangan kapasitas produksi jamur tiram memerlukan tambahan investasi pembelian lahan
dan perluasan kumbung. Perluasan kumbung dengan menggunakan rangka kayu senilai Rp
256.797.000
. Adapun rincian biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 20.
6.2.4.2.Biaya Reinvestasi
Biaya reinvestasi dikeluarkan untuk mengganti peralatan investasi yang telah habis masa ekonomisnya sebelum umur usaha berakhir. Biaya reinvestasi
yang dikeluarkan berbeda-beda tiap tahunnya tergantung dari banyaknya peralatan yang perlu diperbarui. Peralatan-peralatan yang mengalami reinvestasi pada
skenario I dan II yaitu keranjang panen, ember, cutter, pisau, sapu lidi, capit dan senter. Total Biaya reinvestasi per tahun skenario I sebesar Rp 123.000, dan.
skenario II sebesar Rp 344.000. Peralatan-peralatan yang mengalami reinvestasi pada tahun 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, dan 10 pada skenario III yaitu keranjang panen,
ember, cutter, pisau, sapu lidi, capit dan senter dengan total biaya Rp 344.000, sedangkan peralatan yang mengalami reinvestasi pada tahun ke 6 yaitu kumbung,
steamer, kompor, sekop, sprayer, keranjang panen, ember, cutter, pisau, sapu lidi, capit, senter, terpal, selang air, sepatu bot, timbangan, dan paralon dengan total
biaya reinvestasi sebesar Rp 13.424.000. Adapun rincian biaya reinvestasi dapat dilihat pada cashflow masing-masing skenario Lampiran 8, 9, dan 10.
6.2.4.3 Biaya Operasional