43 beberapa tempat yang harganya ditentukan tempat penyedia serbuk kayu dan tidak
menutup kemungkinan harga serbuk kayu naik.
4.4.8 Asumsi - Asumsi yang Digunakan dalam Penelitian
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Jenis output yang dihasilkan adalah jamur tiram putih segar konsumsi 2.
Umur usaha berdasarkan bangunan kumbung sebagai investasi terbesar dalam usaha yaitu lima tahun dari rangka bambu dan 10 tahun dari rangka kayu.
3. Perhitungan umur usaha dari mulai tahun ke-1, karena persiapan
pengembangan usaha hanya membutuhkan waktu kurang dari satu tahun sehingga dalam periode tahun pertama sudah bisa menghasilkan satu siklus
produksi jamur tiram putih. Persiapan usaha dilakukan pada bulan ke 1-4, sehingga dibulan ke 5-12 sudah bisa berproduksi, sedangkan di tahun ke-2
berproduksi selama 12 bulan. 4.
Pelaku usaha Kumbung Jamur D D dalam melakukan usaha budidaya jamur tiram putih menggunakan modal gabungan yaitu modal sendiri dan modal
pinjaman diperoleh yang dari empat orang penanam modal. 5.
Sebelum pengembangan usaha modal yang digunakan yaitu modal gabungan antara modal sendiri dan modal pinjaman, total pinjaman sebelum
pengembangan yaitu Rp 25.000.000. Sedangkan pada skenario II dan III total modal pinjaman yaitu sebesar Rp 75.000.000, hal tersebut didasarkan pada
kerjasama antara pelaku usaha dengan penanam modal yaitu Rp 2.500.000 untuk 1.000 baglog, meskipun ada perbedaan rangka yang digunakan pada
pengembangan usaha modal pinjaman tidak bertambah, sisa pengembangan usaha di bebankan kepada pelaku usaha. Sehingga dipergunakan Opportunity
cost of capital OCC atau discount rate dengan rata-rata tertimbang antara suku bunga pinjaman dan suku bunga deposito. Suku bunga deposito sebesar
5,75 persen yang diperoleh melalui rata-rata BI rate bulan Februari 2012. Suku bunga pinjaman yang digunakan adalah sebesar 10 persen, nilai tersebut
merupakan rata-rata suku bunga pinjaman beberapa bank pada Bulan Maret 2012 diantaranya :
a Bank Rakyat Indonesia BRI sebesar 9,75 persen.
44 b
Bank Mandiri sebesar 10 persen c
Bank Tabungan Negara BTN sebesar 10,25 persen Dari data tersebut didapatlah OCC rata-rata tertimbang, dengan perhitungan
seperti rumus diabawah ini:
OCC = DR SBI x Tot. Modal Sendiri + DR Pinjaman x Tot. Modal Pinjaman
x 100 Total Modal
6. Pinjaman dikembalikan sesuai umur usaha, karena perbedaan pinjaman dan
umur usaha yang dilakukan sebelum pengembangan dan setelah pengembangan usaha baik menggunakan rangka bambu dan rangka kayu
maka besar angsuran pokok pinjaman dan bunga setiap tahunnya diperoleh menggunakan rumus capital recovery factor sebagai berikut :
7. Harga-harga yang berlaku merupakan harga yang terjadi pada saat
dilakukannya penelitian. 8.
Perbandingan harga bambu dengan kayu yaitu 1 : 7, hal ini didasarkan pada harga yang berlaku pada saat penelitian.
9. Harga seluruh input dan output yang digunakan dalam analisis ini konstan
hingga akhir umur usaha, yang berlaku pada bulan Mei-Juni 2012. 10.
Penyusutan dihitung berdasarkan Metode Garis Lurus. 11.
Biaya yang dikeluarkan untuk budidaya jamur tiram putih terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan
biaya variabel. 12.
Perhitungan pajak melalui analisis rugi laba sebesar 25 persen, hal tersebut berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008, pasal 17
ayat 2a, yang merupakan perubahan keempat atas undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan, yaitu :
Pasal 17 ayat 1b : Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 dua puluh delapan persen.
Pasal 17 ayat 2a : Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b menjadi 25 dua puluh lima persen yang mulai berlaku sejak tahun
pajak 2010.
45 13.
Pembagian hasil usaha dari laba bersih yaitu 70 persen untuk pemilik usaha dan 30 persen untuk empat orang penanam modal.
14. Tingkat kegagalan produksi diasumsikan 10 persen, hal ini sesuai dengan
pengalaman pelaku usaha Kumbung Jamur D D dalam melakukan usaha budidaya jamur tiram putih.
15. Produktivitas rata-rata jamur tiram putih di Kumbung Jamur D D
berdasarkan pengalaman dalam melakukan usaha sebesar 0,4 kilogram per baglog per siklus produksi.
16. Satu periode produksi jamur tiram membutuhkan waktu sekitar empat bulan,
sehingga dalam satu tahun terdapat tiga kali siklus produksi. 17.
Dalam satu tahun diasumsikan terdiri dari 12 bulan, 51 minggu, dan 360 hari. Hal ini dikarenakan 5 hari dalam setahun tidak ada kegiatan pemanenan jamur
tiram putih karena ada libur hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. 18.
Skenario I merupakan kondisi Kumbung jamur D D sebelum
pengembangan usaha. Skenario II merupakan rencana pengembangan usaha dengan membangun kumbung baru menggunakan rangka bambu Skenario II
dan menggunakan rangka kayu Skenario III. 19.
Sebelum pengembangan usaha skenario I kumbung memiliki kapasitas 15.000 baglog, sedangkan setelah pengembangan usaha skenario II dan III
kapasitas kumbung 45.000 baglog. 20.
Kayu yang digunakan yaitu jenis kayu dengan Kelas awet III, dengan ukuran 10 x 10 x 300 centimeter.
21. Jumlah tenaga kerja tetap diasumsikan tidak bertambah selama umur usaha
dan upah tenaga kerja diasumsikan tetap selama umur usaha. 22.
Analisis sensitivitas peningkatan harga serbuk kayu sebesar 10 persen dan penurunan harga 20 persen. Informasi tersebut pernah dialami oleh Kumbung
Jamur D D.
46
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Profil Bojonggede
Secara Geografis, Kecamatan Bojonggede terletak di Tengah wilayah Kabupaten Bogo
r pada 06°29’LS dan 106°47’ BB. Kecamatan Bojonggede memiliki ketinggian dari permukaan laut dpl 182 meter di atas permukaan laut,
dengan suhu rata-rata 24,9 sampai 25,8 derajat celcius dan curah hujan 2500 mm per tahun.
Kecamatan Bojonggede merupakan salah satu organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Bojonggede. Secara administratif Kecamatan Bojonggede terdiri
dari 16 desa. Data Statistik tahun 2000 menunjukan Luas Wilayah Kecamatan Bojonggede adalah 55,70 km
2
. Batas wilayah kerja Kecamatan Bojonggede yaitu sebelah utara Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Pancoran Mas, sebelah
selatan adalah Kecamatan Semplak, sebelah barat Kecamatan parung, dan berbatasan untuk sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sukmajaya dan
Kecamatan Cibinong. Wilayah Kecamatan Bojonggede dilalui oleh dua lintasan jalan, yaitu jalan
raya dan jalan kereta yang sekaligus membagi wilayah ini menjadi dua bagian. Dibagian timur terdapat 6 desa yang dibelah kedua jalan tersebut, dan di sebelah
barat terdapat 10 desa yang merupakan wilayah terbesar dari Kecamatan Bojonggede. Kedua lintasan tersebut menghubungkan daerah Bojonggede dengan
Kota Bogor di sebelah selatan dan Kota Depok dan Jakarta di sebelah utara. Selain itu, adanya jalur transportasi tersebut juga menjadi faktor yang penting dalam
perkembangan fisik di Kecamatan Bojonggede.
5.2 Sejarah dan Perkembangan Usaha
Dengan latar belakang lulusan salah satu perguruan tinggi di Jakarta Institut Bisnis Dan Informatika Bapak Danang Widagdo mengambil jurusan
manajemen pemasaran, dengan harapan ditengah-tengah persaingan pasar globalisasi beliau dapat ikut berpartisipasi dan bergelut di dunia bisnis. Berangkat
dari modal kepercayaan dirinya ia banyak melirik berbagai peluang usaha yang ada, salah satunya pengembangan usaha jamur tiram putih. Berdasarkan