38
4.4.4 Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Analisis aspek sosial, ekonomi, dan budaya dikaji secara deskriptif untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dengan adanya usaha terhadap penambahan
kesempatan kerja atau pengangguran, peningkatan pendapatan masyarakat, dan pengaruh kegiatan usaha pada budaya masyarakat sekitar. Aspek sosial, ekonomi,
dan budaya dinyatakan layak jika kegiatan pengembangan usaha memberikan manfaat pada masyarakat sekitar usaha seperti dalam membuka lapangan
pekerjaan baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta tidak mengganggu budaya masyarakat sekitar.
4.4.5 Analisis Aspek Lingkungan
Analisis aspek lingkungan dikaji secara deskriptif untuk mengetahui dampak adanya usaha terhadap lingkungan di sekitarnya. Aspek lingkungan
umumnya berhubungan dengan adanya pencemaran terhadap lingkungan sekitar lokasi usaha atau tidak yang berasal dari limbah usaha berupa baglog jamur yang
telah digunakan untuk budidaya. Aspek lingkungan dinyatakan layak jika kegiatan usaha tidak menimbulkan limbah yang dapat merusak lingkungan dan
mengganggu masyarakat sekitar.
4.4.6 Analisis Aspek Finansial
Analisis aspek finansial dikaji secara kuantitatif. Analisis finansial usaha jamur tiram putih pada pelaku usaha budidaya jamur tiram putih di Kumbung
Jamur D D dilakukan dengan membandingkan kondisi Kumbung Jamur D D sebelum perkembangan usaha skenario I, dan setelah pengembangan usaha baik
membangun kumbung menggunakan bahan bambu skenario II maupun menggunakan bahan kayu skenario III. Dari setiap skenario akan dikaji analisis
biaya dan manfaat, laba rugi serta kriteria investasinya. Analisis biaya dan manfaat dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai biaya yang dikeluarkan serta
manfaat yang akan diterima selama usaha dijalankan. Hasil analisis tersebut akan diolah dan dapat menghasilkan analisis laba rugi. Pada analisis laba rugi tersebut
akan menghasilkan komponen pajak yang digunakan untuk penyusunan cashflow.
39 Pajak merupakan komponen pengurang dalam cashflow. Dasar perhitungan
kriteria investasi diperoleh dari hasil cashflow. Kriteria investasi yang digunakan, yaitu NPV, IRR, Net BC, dan Payback
Period PP. Hasil kriteria investasi NPV lebih diutamakan pada penelitian ini karena nilai NPV telah mempertimbangkan nilai waktu uang dan menggunakan
dasar aliran kas secara keseluruhan dalam umur usaha untuk perhitungannya serta hasil yang diperoleh berupa nilai absolut. Kriteria investasi akan menunjukkan
layak atau tidak layak usaha untuk dijalankan dari aspek finansial.
4.4.6.1 Net Present Value
Net Present Value NPV adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang dihasilkan oleh penanaman investasi. Menurut Nurmalina et al. 2009 NPV
merupakan selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya selama umur usaha. Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan NPV berupa
satuan mata uang Rp. Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut:
Keterangan: B
t
= Benefit atau penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t C
t
= Cost atau biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t i
= Tingkat suku bunga t
= tahun ke- n
= umur usaha Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV, yaitu:
NPV 0, artinya suatu usaha sudah dinyatakan menguntungkan dan layak
untuk dilaksanankan.
NPV 0, artinya usaha tidak menghasilkan manfaat sebesar biaya yang digunakan yang artinya bahwa usaha merugikan dan tidak layak untuk
dilaksanakan.
40
NPV = 0, artinya usaha mampu mengembalikan sebesar biaya yang dikeluarkan yang artinya usaha tidak untung maupun rugi.
Namun, pada penelitian ini perhitungan NPV tidak dilakukan secara manual. Perhitungan NPV dilakukan dengan menggunakan formula yang telah
tersedia pada software Microsoft Excel 2010.
4.4.6.2 Net Benefit Cost Ratio
Net Benefit Cost Ratio Net BC ratio merupakan perbandingan present value dari net benefit yang bernilai positif dengan present value dari net benefit
yang bernilai negatif Nurmalina et al., 2010. Net BC ratio menunjukkan tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Usaha layak
untuk dilaksanakan jika nilai Net BC ratio lebih dari satu. Secara matematis Net Benefit Cost Ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: B
t
= Manfaat benefit yang diperoleh pada tahun ke-t C
t
= Biaya cost yang dikeluarkan pada tahun ke-t i = Tingkat suku bunga
t = tahun ke- Kriteria kelayakan investasi berdasarkan Net BC ratio, yaitu:
Net BC ratio 1, artinya usaha menguntungkan sehingga usaha layak untuk
dilaksanakan.
Net BC ratio 1, artinya usaha merugikan sehingga usaha tidak layak untuk dilaksanakan.
Net BC ratio = 1, artinya usaha tidak untung maupun rugi.
Namun, pada penelitian ini perhitungan Net BC ratio tidak dilakukan secara manual. Perhitungan Net BC ratio dilakukan dengan menggunakan
formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2010.
41
4.4.6.3 Internal Rate of Return
Internal Rate of Return IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan usaha yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen.
IRR merupakan nilai discount rate yang membuat NPV dari suatu usaha sama dengan nol. Suatu usaha atau kegiatan investasi dinyatakan layak apabila nilai
IRR lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan, sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat discount rate yang ditentukan maka usaha atau kegiatan
investasi tidak layak untuk dijalankan Nurmalina et al, 2010. Secara matematis IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: NPV
1
= NPV yang bernilai positif NPV
2
= NPV yang bernilai negatif i
1
= Discount rate tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif i
2
= Discount rate tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif Kriteria kelayakan investasi berdasarkan IRR, yaitu:
IRR i, artinya usaha layak untuk dilakukan
IRR i, artinya usaha tidak layak untuk dilakukan
Namun, pada penelitian ini perhitungan IRR tidak dilakukan secara manual. Perhitungan IRR dilakukan dengan menggunakan formula yang telah
tersedia pada software Microsoft Excel 2010.
4.4.6.4 Payback Period
Menurut Nurmalina et al. 2010 Payback Period PP merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah
dikeluarkan di dalam investasi suatu usaha. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik usaha tersebut untuk dilaksanakan. Usaha layak untuk dilaksanakan
jika payback period lebih kecil dari umur proyek. Secara matematis payback period dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
42 PP = jumlah waktu tahun yang diperlukan untuk mengembalikan modal
investasi yang ditanamkan. I = Jumlah modal investasi.
Ab = Net benefit yang diperoleh pada setiap tahunnya. Kriteria kelayakan investasi berdasarkan PP, yaitu PP n, artinya usaha layak
untuk dilaksanakan.
4.4.6.5 Incremental Net Benefit
Untuk mengetahui manfaat bersih tambahan yang dihasilkan dari suatu proyek dapat diketahui dengan mengurangi manfaat bersih with bisnis dengan
manfaat bersih without bisnis Nurmalina et al, 2010
Incremental Net Benefit = Manfaat bersih dengan bisnis – Manfaat bersih tanpa bisnis
4.4.7 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya
variabel-variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau
diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel- variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan, nilai besarnya nilai NPV, IRR,
dan nilai Net BC Gittinger, 2008. Perubahan-perubahan yang terjadi seperti penurunan harga produk dan
kenaikan harga faktor-faktor produksi. Penurunan harga jamur tiram putih terjadi mengingat struktur pasar pada usaha jamur tiram putih merupakan pasar
persaingan sempurna, yang tidak menutup kemungkinan munculnya pesaing- pesaing yang memasuki usaha budidaya jamur tiram putih yang akan berdampak
pada penurunan harga produk. Kenaikan harga faktor produksi yang akan dianalisis yaitu harga serbuk kayu. Serbuk kayu merupakan media jamur tiram
yang paling utama dalam budidaya jamur tiram putih, Kumbung jamur D D yang memproduksi baglog sendiri sampai saat ini belum memiliki kontrak dengan
penyedia serbuk kayu sehingga pelaku usaha harus mencari serbuk kayu ke
43 beberapa tempat yang harganya ditentukan tempat penyedia serbuk kayu dan tidak
menutup kemungkinan harga serbuk kayu naik.
4.4.8 Asumsi - Asumsi yang Digunakan dalam Penelitian